[REVIEW] The Last of Us Part 2 – Pengalaman Emosional Sempurna yang Tak Terlupakan!

Tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat, dalam tujuh tahun, seorang anak bisa terlahir, belajar berjalan dan bahkan memulai perjalanananya di sekolah dasar. Tujuh tahun juga bisa jadi waktu penantian panjang akan rilisnya sebuah sequel yang paling dinanti, sebuah sequel ambisius yang paling diantisipasi di tahun ini.

Kami masih ingat betul teriakan para fans yang bergemuruh ketika akhirnya Naughty Dog dan Sony Mengumumkan eksistensi The Last of Us Part 2 pada ajang E3 2016 silam. Teriakan bahagia dimana akhirnya, Sony dan Naughty Dog mengkonfirmasi hadirnya kelanjutan salah satu game terbaik dalam satu dekade terakhir ini.

TLoU Part 2 siap meluncur dalam seminggu lagi. Meski sempat mengalami penundaan perilisan dan berbagai kendala lainnya, hal tersebut sama sekali tak menyurutkan rasa antusiasme dari kami. Tentu tak hanya digarap dalam sehari semalam saja, ada keringat dan perjuangan keras para talenta handal dibalik Naughty Dog. Setelah bertahun-tahun mengerahkan kemampuan maksimalnya, akhirnya TLoU Part 2 siap tiba dalam genggaman.

Untungnya bagi kami yang berkesempatan untuk menikmati mahakarya ini lebih dini berkat review copy dari Sony Interactive Entertainment. Melalui impresi perdana yang telah kami keluarkan di awal bulan ini, tentu kita semua sudah mendapat gambaran tentang betapa besar perubahan menarik apa yang hendak dipresentasikan Naughty Dog. Sesuai janji kami sebelumnya, kini tiba saatnya bagi kami untuk memberikan ulasan lengkap terkait The Last of Us Part 2. Perlu digaris bawahi, review kali ini tak mengandung spoiler apapun, untuk semakin meminimalisir hal tersebut dan ketentuan review yang berlaku kami juga hanya akan menggunakan screenshot melalui preview dan review asset yang telah disediakan bagi kami.

[REVIEW INI TANPA SPOILER]
[Disarankan menggunakan dekstop mode (untuk mobile) atau mengakses review ini melalui PC agar semua konten dapat terlihat]

Story

Tak seperti kebanyakan review dari Gamebrott sebelumnya yang akan memberikan penjelasan kunci cerita. Review kali ini akan sedikit berbeda, kami tahu betul bahwa salah satu kekuatan terbesar dari The Last o Us Part 2 adalah melalui narasinya yang brilian. Oleh sebab itu untuk tak menggangu experience terbaik bagi para pembaca, kami sama sekali tak akan memberikan detail cerita utamanya.

Setelah tragedi mengerikan yang menimpa Ellie dan kawan-kawannya, ia terpaksa keluar untuk menuntut “pembalasan dan keadilan”.

Mengambil alur beberapa tahun setelah game pertamanya, kini Elle telah beranjak dewasa. Ia menjalani hidup normal bersama para survivor di kota Jackson. Namun karena suatu insiden tragis yang menimpa, Ellie terpaksa harus kembali berurusan dengan dunia luar demi menuntut “pembalasan dan keadilan”.

Inti dari TLoU Part 2 adalah perjalanan balas dendam, kalian akan dibawa pada perjalanan baru Ellie yang penuh dengan pertanyaan “hitam putih”. Dimana emosi kalian akan dikoyak berdasarkan pertanyaan “baik dan buruk”. Dengan keputusan Ellie sebagai manusia yang selalu dapat dipertanyakan, apakah tindakannya benar atau salah? Apakah tindakannya “baik atau atau buruk”?

Super Emosional

Kisah emosional TLoU Part 2 disuguhkan dengan baik dan siap untuk mengaduk-aduk peraaan kalian. Belum lagi dengan directing dan narasi yang brilian, semakin membuat kisah perjalanan baru Ellie ini terasa jauh lebih “hidup”. Banyak momen tak terlupakan terjadi dan tak jarang membuat hati kecil kita akan “terkoyak”. Kami bahkan tak ragu untuk menyebut bahwa TLoU Part 2 merupakan sebuah game dengan penyampaian cerita terbaik dalam satu dekade terakhir. Cukup membuat kami untuk tak akan pernah melupakannya.

The Last of Us Part 2 benar-benar menyuguhkan kisah yang akan menguras emosi.

Kalian akan diajak menyelami lebih dalam bagaimana sifat asli manusia biasa. Dimana tak hanya kebaikan yang ada dalam diri mereka, namun juga sifat terburuknya sekalipun. Manusia biasa selalu dapat merasakan benci, marah, sedih, kesal, dan merasa benar. Sifat dasar yang hampir dimiliki semua orang menjadi pondasi kisah The Last of Us Part 2.

Bahwa dengan rasa sedih yang terbentuk, berubah menjadi amarah, hingga berevolusi menjadi rasa dendam. Perasaan tersebutlah yang akhirnya membawa kisah para anak manusia yang menentukan jalannya, jalan yang benar maupun salah. The Last of Us Part 2 menghadirkan hal tersebut dengan sangat detail dan mampu mengoyak perasaan terdalam para pemainnya.

Narasi yang Brilian

Narasi yang sempurna jadi salah satu kekuatan terbesar TLoU Part 2.

Selain kembali mengemban tugas di kursi sutradara, kali ini Neil Druckmann juga kembali menulis naskah untuk The Last of Us Part 2 ini. Berbagai kisah emosional yang tersaji, tertulis matang melalui naskah yang telah ia buat.

Kalian akan dibawa pada sudut pandang penceritaan maju mundur yang menarik dan menyimpan berbagai kejutan di dalamnya. Formula ini terkadang memang sempat menurunkan rasa empati, namun di sebagian besar sisi lainnya, gaya narasi ini juga semakin membuat kami semakin merasa emosional di banyak sisi.

Super Sinematik dengan Performa Para Cast yang Memukau

Salah satu daya tarik terkuat The Last of Us Part 2 ini adalah melalui kualitas narasinya yang brilian. Tiap adegan dan dialog yang diperlihatkan dengan apik dan terasa sangat natural. Untuk menyajikannya agar terlihat lebih sempurna, Naughty Dog memberikan aspek sinematik yang jauh lebih berkesan.

Narasi yang brilian disongkong dengan aspek sinematik memukau plus performa para cast yang totalitas.

Aspek sinematik yang nyaris sempurna ini akan membawa pengalaman bermain kalian seolah tengah sambil menonton film. Bagi kalian yang sempat memainkan seri pertamanya tentu melihat betapa totalitasnya akting para pemain motion capture dan pengisi suaranya.

Pada seri kali ini segalanya dihadirkan dengan lebih matang dan “padat”. Bukan hanya karena faktor engine baru yang lebih mutakhir saja yang membuat ini semua terlihat lebih “realistis”. Namun performa karena para cast disini terlihat lebih totalitas dan natural. Tiap cutscene yang tersaji punya teknik sinematografi yang terasa lebih menonjol untuk dinikmati.

Tak hanya dari cutscene semata, aspek sinematiknya juga merangkak pada unsur gameplaynya juga. Dimana tiap interaksi yang dilakukan Ellie akan memberikan adegan yang lebih mengesankan. Dalam suasana berhadapan dengan QTE misalnya, terkadang kalian akan dibawa pada sudut pandang gameplay yang lebih terasa impactful, seolah kalian juga merasakan apa yang tengah dilakukan oleh Ellie. Semua pengalaman ini membuat The Last of Us Part 2 punya aspek sinematik yang terasa lebih dalam dan imersif.

[Baca review ini melalui desktop mode (untuk mobile) atau mengakses review ini melalui PC agar semua konten dan tulisan dapat terlihat]

Bagaimana Jika Telah Terkena Spoiler?

Hal ini mungkin cukup sensitif untuk dibahas, namun kita tak akan membicarakan tentang spoiler dalam cerita game itu sendiri. Kita tahu bahwa salah satu masalah terbesar yang melanda The Last of Us Part 2 adalah bocornya garis cerita ke dunia maya. Hal tersebut sempat membuat banyak gamer merasa kecewa dan tak lagi antusias.

Namun menurut kami, hal tersebut sama sekali tak menurunkan ekspetasi kami. Kami merasa bahwa eksekusi Naughty Dog melalui narasi yang sempat bocor ini terlihat punya dampak impact yang lebih besar saat dimainkan sendiri. Sebagai contoh, kita semua tahu bagaimana kisah dari Final Fantasy 7, dan begitu versi Remakenya muncul, banyak yang tetap antusias terhadap proyek tersebut.

Neil Druckmann mengatakan bahwa sebagian spoiler yang beredar di dunia maya tak sepenuhnya benar, dan kami pun juga berani mengatakannya demikian.

Dan benar saja, hasilnya sangatlah mengagumkan, terlepas dari para gamer yang mengetahui alur cerita tersebut. Mereka tetap kagum dengan delivery narasi baru yang disajikan Square Enix. Penuh kejutan dan penyampaian ceritanya yang jauh lebih menguras emosi.

Kami merasa bahwa yang terjadi pada The Last of Us Part 2 jugalah demikian, Naughty Dog bagaikan mengubah keadaan. Meyakinkan para pemainnya bahwa pengalaman terbaik hanya bisa didapat dengan memainkan gamenya secara langsung. Ibarat sebuah hidangan, kita tak bisa mengatakan enak atau tidak hanya melalui “melihat dan mencium”, namun harus mencicipinya secara langsung. Lagipula, seperti yang juga sempat ditegaskan oleh Neil Druckmann, sebagian spoiler yang telah beredar di dunia maya tidaklah semua benar.

Gameplay

Hal menakjubkan yang pertama kali terlihat di awal gameplay revealnya, tentu adalah mekanismenya yang terlihat jauh lebih solid dan fluid. Kualitas animasi serangan yang terlihat brutal menjadi salah satu hal menarik yang paling kami antisipasi. Dan hasilnya, melalui versi final kali ini, itu semua bukanlah omong kosong. The Last of Us Part 2 tampil dengan banyak menakisme gameplay yang terlihat “brutal” sekaligus imersif.

Ada berbagai tantangan baru lebih mengerikan yang akan dihadapi Ellie dalam misi gelapnya kali ini.

Tetap Familiar Namun Jauh Lebih Menantang

Secara dasar, gameplaynya masih terlihat familiar dengan seri pertamanya, namun kini ia memiliki berbagai perombakan yang membuatnya tampil lebih mengagumkan. Kini Ellie tampil lebih “leluasa”, dengan berbagai ketrampilan yang ia miliki. Opsi pendekatan seperti stealth, menyerang membabti buta, atau menggabungkan keduannya dapat kalian lakukan tergantung playstyle dan strategi yang kalian inginkan.

Ya melalui tingkat kesulitan normal saja, TLoU2 ini telah memberikan tingkat kesulitan yang cukup menantang. Oleh sebab itu tiap langkah dan aksi yang kalian lakukan haruslah tepat. Ada berbagai tipe musuh yang akan kalian hadapi, pertama kita akan berbicara terkait musuh dengan wujud manusia. Disini ada dua faksi besar yang akan kalian hadapi. Ia adalah WLF, organisasi milisi hasil pecahan dari Fireflies, dan juga Scar/Saraphite, sebuah pasukan okultisme dengan pendekatan yang lebih tradisional.

Faction baru seperti Scar memiliki gaya pertarungan yang lebih tradisional.

WLF sendiri akan memanfaatkan peralatan tempur yang lebih modern seperti senjata api. Sedangkan Scar akan menggunakan senjata yang lebih tradisional seperti busur dan panah. Keduannya juga memiliki berbagai formasi anggota dengan kemampuannya masing-masing, mulai dari yang menyerang jarak jauh, balanced, hingga musuh bertipe tank dengan kapasitas health yang jauh lebih tebal.

Semuanya membutuhkan pendekatan berbeda agar bisa lebih efektif untuk dikalahkan. Apalagi kini berbagai hal terlihat lebih imersif, seperti saat Ellie terkena tembakan misalnya, ia membutuhkan waktu untuk berdiri lagi. Atau saat ia terkena panah misalnya, panah tersebut akan menancap dan memberikan efek bleed jika tidak ditarik keluar dari tubuh.

Stealth, menyerang membabi buta, atau menggabungkan keduannya dapat kalian lakukan tergantung strategi dan situasi yang ada.

Sebagai salah satu inti utama dari The Last of Us, para musuh bertipe infected/zombie hasil dari virus Cordyceps juga kembali hadir dan bahkan lebih garang. Mereka sering kali muncul dengan jumlah yang lebih masif, lengkap dengan pergerakan yang lebih agresif dan brutal. Seperti para flicker misalnya yang akan melakukan serangan one hit kill, stalker yang akan menyerang secara “stealth”, atau bahkan bloater yang akan menyerang kalian dengan tubuh besar dan uap beracunnya.

Namun untuk varian infected yang masih memiliki tubuh humanoid, stealth atau membunuh mereka secara serentak via molotov atau trap mine jadi pilihan paling efektif. Tetapi beda halnya dengan musuh dengan tipe tank seperti bloater dan shambler. Mereka tentu tak akan bisa tewas dengan sekali serang saja, “barbar” menjadi satu-satunya opsi untuk menghadapi mereka. Semuannya membutuhkan strategi tertentu untuk ditundukan.

Varian infected baru seperti Shambler akan tampil lebih berbahaya dan lebih sulit dikalahkan.

Apalagi shambler sebagai tipe infected baru juga punya serangan yang sangat fatal, dimana selain menyerang jarak dekat dengan pukulan dan uapnya, ia juga mampu melemparkan acid bomb yang akan membakar kulit. Seperti kata Neil Druckmann, tntunya masih ada infected baru yang lebih mengerikan menunggu petualangan kalian. Agar tak mengganggu kejutan yang ada, kami tak akan memberikan detail terkait hal yang satu ini.

AI Musuh dan Companion yang Jauh Lebih Cerdas

Hal tersebut juga semakin diperkuat dengan hadirnya para AI yang lebih pintar. Musuh bertipe manusia kali ini tampil lebih interaktif, dimana mereka dapat saling bekerja sama untuk memburu kalian. Mereka dapat memberikan isyarat dan dapat berkoordinasi memberikan taktik paling efektif untuk bembantai kalian. Scar misalnya, mereka dapat menyelinap dalam semak dan memberikan kode siulan untuk berkomunikasi dari jarak jauh.

AI musuh yang lebih cerdas ini akan saling bekerja sama untuk memburu kalian.

Begitu pula dengan WLF, dengan berbagai spot yang telah dikuasai, mereka punya tim pengintai yang siap melacak dan memberitahukan lokasi kalian. Lebih menariknya lagi, mereka juga memiliki anjing yang dapat melacak aroma kalian. Untuk mengatasi hal tersebut kalian harus bisa berpindah-pindah tempat ataupun melakukan digstraksi dengan melempar objek maupun memecahkan kaca. Saking terlihat lebih hidupnya, tiap AI musih kini juga dibekali dengan sistem nama. Dimana masing-masing dari mereka memiliki namanya masing-masing, dan biasanya akan diserukan dengan lantang oleh para rekannya saat musuh tersebut kehilangan nyawanya di tangan Ellie.

Namun untungnya di beberapa kesempatan, petualangan Ellie juga akan dibantu oleh Jesse atau Dina. Dimana keduannya akan tampil sebagai companion yang dapat diandalkan, tak seperti Ellie sebagai companion Joel di seri pertama yang kurang responsif dan interaktif. Companion Jesse ataupun Dina selalu bisa diandalkan, saat kalian memilih bermain stealth, mereka akan bisa menyesuaikan, begitu pula saat “rambo mode”.

Saat kalian terdesak oleh musuh, companion akan datang dan beraksi untuk menyelamatkan nyawa kalian. Dalam berbagai kondisi tertentu, companion akan berbisik atau berteriak untuk memberitahukan lokasi musuh yang tengah berada di dekat atau tengah mengincar kalian.

Companion seperti jesse dan Dina akan sangat membantu perjalanan kalian.

Selain berguna dalam pertarungan, companion terkadang juga akan membantu kalian untuk menemukan jalan keluar. Dengan kondisi environment yang terlihat sangat detail, area yang dapat dijelajahi terlihat lebih realistis dan lebih susah ditemukan karena terlihat “sangat menyatu”. Dalam kondisi ini companion akan memberikan berbicara memberikan clue atau melangkah mendekati lokasi selanjutnya. Mereka bahkan terkadang juga akan memberikan informasi lokasi terkait item dan bahan crafting yang dapat kalian ambil.

Ellie yang Lebih Serba Bisa

Dengan posisinya yang kian dewasa, kini Ellie juga tampil sebagai pribadi yang lebih kuat. Dalam menghadapi perjalanan panjangnya, ia dibekali dengan kemampuan yang lebih lengkap dibanding seri pertamanya. Untuk sistem traversal, ia bisa memanfaatkan berbagai benda untuk membantunya melewati area tertentu, seperti melemparkan tali untuk berayun ke tempat yang lebih jauh dan menuruni gedung. Atau menyelam untuk melewati obstacle dan melakukan “serangan kejutan” melalui stealth misalnya.

Ellie kini lebih “versatile” dibandingkan dengan seri pertamanya.

Selain itu dari segi combat, Ellie dibekali dengan kemampuan stealth yang lebih lengkap, dimana ia dapat melakukan prone dan bersembunyi lewat semak-semak. Ia juga kini juga dapat melakukan dodge, menghindari tembakan dan serangan jarak dekat dengan lebih efisien. Dan yang paling menarik datang lewat mekanisme bertarungnya yang lebih brutal. Ellie dapat melakukan pertarungan jarak dekat menggunakan melee weapon yang ia ambil dari musuhnya.

Selain lebih trampil lewat ketangguhannya, kini Ellie juga dapat bermain gitar.

Lebih menariknya lagi, TLoU Part 2 juga menyelipkan unsur entertaining juga didalamnya, dimana kini Ellie dapat bermain gitar. Tidak dibuat secara asal asalan, permainan gitar yang dapat kalian lakukan berdasarkan cord sungguhan yang dapat diakses melalui berbagai kombinasi tombol dualshock 4 kalian. Tentunya sangat sulit untuk memainkannya dengan baik layaknya gitar sungguhan, namun bukan sesuatu yang mustahil untuk kalian lakukan.

Unsur Survivor yang Lebih Kental

Hal yang sangat kami apresiasi pada TLoU 2 kali ini adalah unsur survivor yang semakin kental. Dimana selain harus “memburu”, kalian juga akan diburu, dengan jumlah musuh yang tentunya jauh lebih masif. Seperti yang kami katakan sebelumnya, tingkat kesulitan normal saja sudah cukup untuk memberi tantangan yang berarti. Tiap tindakan yang kalian lakukan haruslah matang dan penuh perhitungan, satu langkah salah saja bisa merusak segalanya.

Tiap tindakan yang kalian lakukan membutuhkan strategi dan perhitungan yang matang.

Kita berbicara soal stealth misalnya, saat kalian meleset menggunakan busur panah misalnya, musuh akan responsif dan akan langsung mencari keberadaan kalian. Atau saat menyerang dengan frontal misalnya, kalian tetap tak bisa melakukan hal tersebut layaknya rambo. Kalian harus tetap mengindari serangan, bersembunyi dan sesekali meletakan jebakan. Serangan membabi buta sangatlah tidak efektif jika jumlah musuh terlalu banyak.

Saat terkena tembakan atau serangan, Ellie akan terjatuh dan memerlukan waktu untuk recovery.

Selain itu, untuk semakin mematangkan petualangan kalian, kalian juga harus memiliki berbagai persenjataan dan perbekalan yang memadahi. Fitur crafting tentunya kembali hadir untuk menunjang hal tersebut. Untuk melakukan crafting health, equipment, dan persenjataan lainnya tentunya kalian harus menemukan berbagai crafting material yang tersebar di sepanjang map.

Namun tentunya pada difficulty tiga teratas resource crafting dan upgrade akan terbatas. Dimana hal ini akan lebih membuat kalian berhati-hati dalam melakukan crafting. Memikirkan item apa saja yang lebih berguna dan diprioritaskan. Selain item crafting, tentunya ammo jugalah sangat terbatas, dimana kalian tak bisa menggunakannya secara terus menerus. Satu buah butir peluru saja bisa sangat berarti karena jumlahnya yang sangat terbatas.

Sistem Upgrade yang Mengesankan

Kami masih terkagum saat pertama kali melihat presentasi demo TLoU2 di masa lalu yang memperlihatkan presentasi upgrade senjata yang terlihat realistis. Dan saat kami menjajalnya secara langsung, hal tersebut memang sangatlah “eyegasm” dan “eargasm” sekaligus.


Coba dengar dan lihatlah langsung sistem upgrading yang sempat diperlihatkan pada State of Play akhir bulan lalu ini


Selain memberikan peningkatan stats pada berbagai senjata yang kita gunakan, proses upgrading diperlihatkan melalui visual animasi yang sangat detail. Belum lagi dengan berbagai efek suara yang ditimbulkan seperti kokangan, besi yang beresonansi, atau sesi reloading di akhir misalnya tersdengar sangat realistis, apalagi bila kalian menggunakan headset saat memainkannya.

Untuk mengupgrade senjata sendiri kalian membutuhkan weapon parts yang tersebar acak di sepanjang area permainan. Pada difficulty 3 teratas, tentunya parts akan lebih terbatas layaknya ammo dan item craft lainnya.

Sistem skill juga kembali hadir dan dapat diupgrade untuk meningkatkan kemampuan Ellie.

Selain senjata, sama seperti seri sebelumnya, upgrade untuk skill juga kembali tersedia. Dengan mengumpulkan suplements yang tersebar acak, Ellie dapat meningkatkan kemampuan fisiknya. Seperti mulai dari meningkatkan health, mempercepat craft, hingga mendengar/mendeteksi lokasi musuh dengan range yang lebih luas.

Brutal Tanpa Ampun

Jauh lebih kelam dan brutal merupakan inti yang hendak disampaikan oleh Naughty Dog. Selain cerita gelap yang menguras emosi, untuk menunjangnya ke tingkat maksimal, mereka juga menyematkan berbagai hal brutal didalamnya. Dimana unsur gore dan adegan kekerasan dalam game ini tampil sangat eksplisit.

Kalian bisa melihat berbagai darah dan potongan tubuh yang melayang, ketika Ellie menembakan shotgunnya dalam jarak dekat atau saat ia meledakan musuhnya menggunakan trap mine. Belum lagi teriakan para musuh yang akan meneriakan nama temannya saat Ellie telah merenggut nyawannya. Benar-benar sebuah detail yang membuat TLoU Part 2 ini terlihat lebih imersif dan “hidup”.

Berbagai adegan kekerasan eksplisit yang brutal akan mewarnai TLoU Part 2.

Bagian yang jadi favorit kami tentu adalah skema pertarungan jarak dekat yang terlihat “tanpa ampun”. Dimana selain memperlihatkan fight scene dengan animasi yang fluid, tiap pukulan atau sabetan benda tajam yang terlontar terlihat sangat impactful dan memberikan rasa kepuasan tersendiri. Lebih menariknya lagi, dalam kondisi yang telah terpepet, musuh bertipe manusia dapat menyerah dan memohon ampun kepada Ellie. Dimana justru tetap tanpa kompromi, ini merupakan saat yang tepat untuk melanjarkan finisihing blow yang brutal.

Dunia yang Jauh Lebih Terbuka

Perubahan besar yang satu ini memanglah sangat mengundang rasa penasaran. Bagaimana seri pertamanya dengan playthrough yang lebih linear, kini berubah menjadi “lebih terbuka” pada seri keduannya kali ini. Dunia yang lebih terbuka ini bukan menjadikan TLoU Part 2 sebagai game open world. Hanya ada map tertentu saja yang dapat kalian telusuri dengan bebas, salah satunya adalah kota Seattle.

Tidak berubah menjadi open world, namun TLoU Part 2 kini punya dunia yang lebih terbuka.

Berbagai bangunan menjulang tinggi yang telah kembali menyatu dengan alam ini menyimpan berbagai hal menarik untuk ditelusuri. Mulai dari item, collectibles, dan berbagai rahasia yang menunggu untuk dikuak. Eksplorasi yang lebih tinggi ini tentunya didukung dengan sistem traversal yang lebih leluasa. Ellie dapat menggunakan kudanya untuk berpindah tempat dengan lebih cepat.

Sesi eksplorasi kini terasa lebih menarik.

Selain itu, untuk menjelajahi tempat yang sulit dijangkau, Ellie dapat memanfaatkan tali untuk menaiki atau menuruni tempat yang lebih tinggi atau rendah. Masih belum cukup, pada segmen tertentu Ellie dapat menggunakan perahu mesin untuk menyusuri daerah yang kini telah menjadi rawa dan dipenuhi air yang mengalir deras. Perubahan pada dunia yang lebih terbuka ini menjadikan sisi eksplorasi terasa lebih menyenangkan. Ada banyak hal menarik dan panorama yang memanjakan mata. Apalagi dengan disongkongnya keindahan visualisasi yang akan kami jelaskan lebih lanjut setelah ini.

Visualisasi yang Sangat Memesona!

Jika ditanya, apa yang pertama kali memikat mata ketika melihat TLoU Part 2, tentu adalah tampilan visualnya memesona. Sebelum terbius melalui gameplaynya, daya tarik visualnya memang jadi yang pertama melekat di mata. Melalui segudang trailer dan screenshot yang sempat dirilis Naughty Dog dan Sony, TLoU Part 2 terlihat sangat memukau.

Benar saja, setelah kami mencicipinya secara langsung, Naughty Dog tidaklah bohong terkait keindahan visual yang sempat mereka janjikan. Disongkong kekuatan versi terkini dari Naughty Dog Engine, kami bisa mengkonfirmasi bahwa game ini tak mengalami downgrade visual apapun. TLoU Part 2 menyuguhkan berbagai pemandangan yang epik, Naughty Dog berhasil mempresentasikan bagaimana dunia yang kini telah hancur dan menyatu kembali bersama alam dengan sangat sesuai.

Kualitas visual yang tersaji seolah mendorong PS4 yang telah berada diujung usia ke tingkat paling maksimal.

Berbagai panorama dunia yang terbengkalai terlihat sangat imersif dan impresif. Berbagai bangunan menjulang tinggi yang dipenuhi dengan lumut dan tanaman, rawa-rawa yang terbentuk secara alami di tengah kota, hingga sungai deras yang kini membanjiri kota dipresentasikan dengan visual yang sangat membangun atmosfir. Tiap aspek visual yang ada seperti lighting, reflection, shadow, fog, hingga texture semuanya terlihat detail. Kami bahkan merasa bahwa visual TLoU Part 2 ini memacu kemampuan PlayStation 4 yang telah di penghujung usia ini pada kapasitas tertingginya. Sebagai buktinya? kalian bisa melihat segudang screenshot dari preview dan review asset yang kami sematkan pada artikel ini.

Photo Mode Untuk Menangkap Keindahan

Untuk menunjang panorama dunia hancur yang memukau tersebut, Naughty Dog juga menyematkan fitur krusial photo mode juga didalamnya. Kalian dapat mengabadikan tiap momen yang ada dengan jauh lebih leluasa. Pertarungan sengit penuh aksi yang “sulit” ditangkap oleh tombol screenshot dapat dengan mudah dilakukan melalui photo mode. Untuk panorama tentunya juga akan terlihat lebih sinematik dan dramatis dimana kalian bisa bebas memposisikan posisi kamera yang ada.

Kalian dapat menangkap berbagai momen mengagumkan dengan bebas melalui Photo mode.

Menariknya lagi, tak hanya pada gameplay, cutscene yang sedang berjalan juga dapat menggunakan photo mode. Ini menjadi hal yang sangat menguntungkan, mengingat screenshot biasa memerlukan delay selama beberapa detik. Hanya saja kelemahannya kalian tak akan bisa menggunakan free mode untuk meletakan posisi kamera saat cutscene.

Segudang Soundtrack yang Memanjakan Telinga!

Selain aspek sinematik khas film, musik juga jadi salah satu senjata ampuh dalam game khas milik Naughty Dog, dan kali ini mereka sekali lagi mampu membuktikan tajinya. Dengan segudang line up musisi ternama yang dibawanya TLoU Part 2 mampu tampil memesona dengan berbagai  soundtrack yang siap memanjakan telinga.



Mulai dari Pearl Jam, Mark Lanegan, dan masih banyak lagi. Berbagai soundtrack tersebut mampu menggambarkan atmosfir dan kisah emosional yang diangkat oleh TLoU Part 2 ini. Komposer ternama yang sempat berkarya di seri pertamanya – Gustavo Santaolalla juga kembali melalui daftar soundtrack barunya. Lebih menariknya lagi, game tersebut juga menghadirkan versi cover yang dinyanyikan langsung oleh para castnya.



Salah satunya adalah lagu milik New Order dan Lotte Kestner yang sempat muncul melalui sinematik trailer terbaru TLoU Part 2. Dengan berbagai soundtrack yang sangat memanjakan telinga tersebut, kami sendiri bahkan yakin bahwa TLoU Part 2 merupakan salah satu game dengan list soundtrack terbaik di tahun ini.



Conclusion

Meski sempat diragukan karena beberapa masalah yang sempat “menyerang”, nyatanya The Last of Us Part 2 tetap terlahir sebagai sebuah mahakarya yang luar biasa. Apresiasi tertinggi kami dedikasikan bagi para tangan dingin dibelakang Nauughty Dog. Mereka mampu menyajikan sebuah karya mengagumkan, yang bahkan mampu menepis segala berita buruk yang sempat menyerangnya.

Meskipun tampil sebagai game linear, nyatanya TLoU Part 2 punya durasi playtime yang sangat panjang dengan gameplay yang lebih menarik. Hal tersebut juga semakin disongkong dengan cerita mendalam yang sangat emosional. Belum lagi dengan visualnya yang memukau semakin akan semakin membuat kalian betah menyusuri duniannya yang hancur namun memesona. Kami nyaris tak menemui kekurangan apapun pada game ambisius Naughty Dog yang satu ini.

Harus kami akui pula bahwa game ini merupakan salah satu mahakarya dengan directing dan narasi terbaik dalam satu dekade ini. Kami sendiri bahkan juga tak ragu untuk mengatakan bahwa TLoU Part 2 merupakan salah satu kandidat kuat untuk menyabet predikat Game of The Year. Berhadapan langsung dengan Final Fantasy VII Remake dan beberapa game ambisius yang akan meluncur di sisa tahun ini. TLoU Part 2 menghadirkan pengalaman gaming sinematik penuh emosi yang wajib untuk kalian rasakan melalui genggaman dualshock 4 kalian sendiri.

The Last of Us Part 2 sendiri baru akan rilis pada tanggal 19 Juni 2020 mendatang. Untuk memberikan impresi yang lebih detail, kami juga akan memberikan berbagai screenshot yang telah kami abadikan, dan sekali lagi tentunya tanpa spoiler.


Baca juga berita atau artikel menarik lainnya dari Author.
Contact: author@gamebrott.com

Exit mobile version