Sniper Valorant tak lagi mematikan?
Meskipun saat dirilis Valorant berhasil bangun hype para fansnya baik player baru hingga profesional CSGO. Namun gemanya tak begitu signifikan layaknya game milik Valve tersebut. Meskipun begitu, Riot Games masih terus berikan update dan balancing agar gamenya tetap seimbang.
Hari ini Riot Games akhirnya merilis patch 1.08 untuk Valorant. Dalam patch tersebut mereka mengurangi kekuatan dari Raze, salah satu operator perempuan dengan ultimate rocket launchernya.
Damage Blaster Pack milik Raze, yakni granatnya akan dikurangi menjadi 15 dalam radius berkisar 0.2 meter di dalam. Turun dari damage sebelumnya seminimnya sekitar 5. Setelah granatnya dilempar, maka ia akan meledak setelah 0.5 detik dengan damage yang meningkat menjadi 50. Menembak granatnya akan meledakkan dan berikan damage standar.
Update tersebut juga membuat granat Raze tidak akan melukai rekan satu timnya.
Selain Raze, Riot juga meningkatkan senjata scout rifle Guardian yang sebelumnya telah diturunkan kemampuannya. Kali ini senjata tersebut akan miliki harga yang lebih murah dari 2,500 menjadi 2,400, ia miliki rate of fire yang lebih tinggi dari yang sebelumnya 4.75 menjadi 5.25.
Mereka juga tingkatkan weapon recovery recoil dari 0.35 detik setelah tiga peluru yang ditembakkan menjadi 0.2925 detik setelah tiga peluru yang ditembakkan.
Selain update tersebut, Riot Games rupanya juga akan lakukan balancing salah satu senjata terkuat gamenya yakni sniper bernama Operator. Menurut mereka senjata tersebut menjadi sangat kuat. Lead Agent Designer, Max Grossman menjelaskan bahwa mereka akan menguji coba senjata tersebut sebelum pada akhirnya diubah.
Grossman melanjutkan bahwa mereka ingin memastikan bahwa mereka melakukan perubahan yang tepat untuk Operator. “Kami akan mencoba beberapa perubahan senjatanya secara internal, jadi akan membutuhkan waktu cukup lama untuk memperbaikinya”, imbuhnya.
Operator merupakan sniper utama dari Valorant, ia sangat mirip dengan Arctic Warfare Police atau AWP di Counter-Strike: Global Offensive. Berbeda dengan Operator, AWP telah diubah sedemikian rupa agar tak langsung stabil saat player mulai mengincar musuh dengan melihatnya melalui scope. Membuatnya terasa lebih adil saat pertempuran.
Belum jelas apakah Riot akan melakukan hal yang sama dengan Valve dengan mengubah Operator seperti AWP atau tidak di masa datang.
Baca lebih lanjut tentang Valorant, atau artikel video game Jepang dan non-mainstream lain dari Ayyadana Akbar.
For japanese games, jrpg, shooter games, game review, and press release, please contact me at: author@gamebrott.com