Riset Baru Simpulkan Video Game Bukan Faktor Penyebab Depresi, Sosial Media Menjadi Pendorong Terbesar

celeste trans flag

Video game telah menjadi kambing hitam permasalah sosial sejak pertama kali diperkenalkan. Tak hanya dianggap sebagai pendorong kekerasan, banyak orang tua juga mengasumsi bahwa video game menjadi faktor terjadinya depresi dan rasa cemas pada remaja. Studi terbaru membantah kemungkinan atas klaim tersebut.

Dilansir dari Psypost, dua studi baru telah melakukan analisa tingkatan penyebab munculnya depresi pada remaja. Studi ini dilakukan dengan mengumpulkan data 3.659 anak kelas 7-10 dalam periode 4 tahun. Tiap anak disurvei akan berapa lama mereka berada di depan layar digital dan apa saja yang mereka habiskan pada layar.  Empat hal diuji dalam studi ini: sosial media, televisi, video game dan juga komputer.

Dari hasil yang didapatkan, mereka menyimpulkan bahwa sosial media dan televisi menjadi pendorong terkuat dalam menimbulkan rasa depresi dan juga kecemasan pada remaja. Video game disimpulkan sebagai faktor pendorong terendah diantara keempatnya, dan hal tersebut dianggap karena video game telah menjadi “aktivitas sosial” di banyak kalangan remaja.

“Berbeda dengan 15 dan 20 tahun lalu, pemain video game tidaklah lagi terisolasi. Hal tersebut ditunjukan dengan 70% gamer bermain game mereka bersama teman, mau itu secara fisik atau pun online.”

Depresi, rasa cemas dan penyakit mental lainnya merupakan hal yang sulit untuk ditarik kesimpulan. Bahkan dengan hasil positif yang ditarik dari studi ini, tak berarti tak ada dampak negatif disebabkan dari video game. Tetapi setidaknya studi ini menangkis persepsi dan klaim buruk yang sering dipandang oleh masyarakat.


Baca pula informasi lain terkait studi dan riset video game, beserta dengan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana.

Exit mobile version