Tak hanya Tencent, namun perusahaan serupa juga mengalaminya.
Sudah bukan rahasia apabila peran media dalam pemberitaan apapun mempengaruhi segala hal tentang hajat hidup orang banyak. Oleh karenanya, ketidak-benaran informasi menjadi salah satu aturan yang dilarang keras dalam kode etiknya.
Ragam sentilan politik dalam pemberitaan suatu topik juga berakibat fatal di berbagai aspek, termasuk saham yang dimiliki oleh salah satu atau beberapa perusahaan yang bergerak di dalamnya. Salah satunya pemberitaan tentang video game yang dilakukan media asal Tiongkok berikut.
Menurut laporan WSJ, Bloomberg, dan SCMP, media asal Tiongkok yang dikontrol oleh pemerintah bernama Xinhua News Agency memberitakan tentang peraturan video game di Tiongkok yang lebih ketat.
Ironisnya, mereka memberikan pengandaian bahwa video game seperti “opium spiritual” atau “obat elektronik” dan menghancurkan para anak muda Tiongkok. Mereka kemudian menyudutkan Tencent Holdings sebagai akar permasalahan tersebut.
Hasilnya? Para investor panik yang sekaligus membuat saham Tencent langsung anjlok 8.88%. Tak hanya Tencent, beberapa perusahaan lain seperti NetEase turun 15%, XD 18%, dan Bilibili 9.5% seperti yang dilaporkan Josh Ye, Jurnalis SCMP.
https://twitter.com/TheRealJoshYe/status/1422382642540908548
Pemberitaan tersebut kemudian dihapus dan saat ini saham mereka kembali normal setelah salah satu sumber yang menolak untuk disebutkan namanya menyatakan bahwa pemberitaan tersebut tak ada hubungannya dengan pandangan pemerintah soal video game.
Sebelumnya, artikel tersebut sebut bahwa Honor of Kings atau lebih dikenal sebagai Arena of Valor di Asia Tenggara merupakan biang keladinya. Dilaporkan bahwa banyak anak remaja turun prestasinya akibat memainkan gamenya. Mereka juga sisipkan survei di mana seorang murid memainkannya selama delapan jam sehari.
Menanggapi laporan tersebut GameSpot sebut bahwa Tencent akan tetap mematuhi regulasi baru dan berikan pembatasan yang lebih ketat untuk mereka yang masih di bawah umur saat memainkan Honor of Kings.
Gamer muda akan dibatasi satu jam perhari dan dua jam perhari di akhir pekan. Mereka yang masih di bawah umur 12 tahun takkan bisa membeli microtransaction sama sekali.
China has already implemented strict anti addiction laws to curb gaming addiction among minors, which will continue to develop and play an integral part in the games industry there.
Not much else say at this point tbh.
— Daniel Ahmad (@ZhugeEX) August 3, 2021
Analis video game Daniel Ahmad mengatakan bahwa Tiongkok telah implementasikan batasan bagaimana mereka yang masih di bawah umur memainkan video game agar tak ketagihan. Mereka akan terus mengembangkannya dan menjadi bagian terpenting dalam industri video game. Salah satunya tentu saja aturan baru Tencent di atas.
Baca lebih lanjut tentang Berita, atau artikel video game Jepang dan non-mainstream lain dari Ayyadana Akbar.
For japanese games, jrpg, shooter games, game review, and press release, please contact me at: author@gamebrott.com