Kerasnya persaingan serta suasana politik tak menentu dalam negara China akhirnya memaksa pengembang game asal China untuk mulai menjajah pasar luar. Langkah tersebut diambil oleh para mayoritas developer pasca kebijakan pemerintah China yang dinilai membuat industri game domestik menjadi lesu. Hal tersebut disampaikan oleh para ahli serta pelaku pasar pada pameran gaming terbesar di China yaitu ChinaJoy 2019.
Negri tirai bambu tersebut sebenarnya merupakan pasar terbesar di dunia bagi Industri gaming, meraup sebanyak 620 juta player. Mengingat angka tersebut merupakan dua kali populasi negara U.S, membuat langkah para developer China untuk meninggalkan pasar domestik terdengar cukup konyol. Namun langkah tersebut bukan tanpa alasan, akibat dari kebijakan pemerintah China yang membatasi perilisan judul game baru pada tahun 2018 ternyata cukup memberikan pukulan keras bagi para pelaku industri game. Kebijakan tersebut awalnya mencuat karena isu adiksi terhadap video game dikalangan muda mudi China.
Dilansir dari Caixin Global, Dai Bin selaku direktur regional aplikasi analisis App Annie, menyebut bahwa publisher game china telah membangun persiapan untuk menyasar pasar luar, dimana pasar di negrinya sendiri sudah dirasa tak memberikan efek yang dominan di beberapa pasar industri game. Dirinya mengambil contoh bahwa Publisher game mobile China menguasai 40 % market pasar di Indonesia, dan hampir 1/3 untuk India dan Russia.
Selain karena kebijakan dalam negri serta kesempatan yang ditawarkan oleh pasar luar negri. Keputusan Publisher China untuk menggodok pasar luar juga ditengarai akibat biaya marketing yang sangat membengkak akibat tingginya persaingan di pasar domestik.
Jika kalian tertarik membaca berita game di terupdate di Gamebrott kalian bisa klik linknya disini.