Seorang Ayah di Jepang Hukum Anak-nya dengan “Kerja” di Animal Crossing

Ac Nh Not Stonks

Animal Crossing agaknya cukup dikenal sebagai game yang sejatinya dinikmati secara santuy. Namun tidak sedikit pemain yang bisa dibilang terlalu serius dalam menjalankan permainannya, seperti yang dilakukan seorang ayah di Jepang satu ini misalnya.

Pengguna Twitter dengan panggilan @zikatu1 (via Otakomu) menceritakan tentang salah satu muridnya yang tidak lagi menyukai video game. Ketika ditanya mengapa, sang murid menjelaskan bahwa ayahnya memberikannya hukuman dengan “bekerja” di Animal Crossing.

Kronologi ini dimulai ketika sang anak mengubah setting jam dalam Switch-nya untuk memicu lebih awal suatu event dalam Animal Crossing yang baru bisa diakses beberapa hari berikutnya (real-time). Perlu diketahui bahwa Switch-nya tersebut juga dipakai bersama-sama dengan ayahnya yang juga memainkan Animal Crossing. Dan ketika sang ayah mendapati bahwa beberapa hari telah lewat dalam pulaunya sendiri, ia sangat marah kepada sang anak.

Buat kamu yang tidak tahu, Animal Crossing: New Horizons memiliki fitur permainan jual beli lobak mirip binary option aka judi daring (red) dimana harganya akan berubah-berubah setiap harinya. Namun yang membuat marah sang ayah adalah time skip yang dilakukan buah hatinya tersebut membuat semua lobak yang ia kumpulkan menjadi layu dan tidak berharga.

Seorang Ayah di Jepang Hukum Anak-nya dengan "Kerja" di Animal Crossing 2

Sang ayah kemudian memutuskan untuk mendisiplinkan sang anak dengan memberikan hukuman berupa “bekerja” di dalam Animal Crossing untuk membayar kerugian yang ditaksir mencapai satu juta bell (in-game currency dalam Animal Crossing). Sang anak tidak diperbolehkan berhenti sampai hutang tersebut terbayarkan, bahkan diizinkan untuk memainkan game lain.

Semenjak saat itu sang anak selalu “bekerja” setiap pulang dari sekolahnya demi membayar hutang kepada sang ayah. Karena jual beli lobak dianggap terlalu beresiko, ia memutuskan untuk mengumpulkan item seperti kerang, buah-buahan dan lainnya yang bisa ditemukan di pulau, kemudian menjualnya untuk membayar hutang. Sang anak mengaku hal ini seperti melakukan grinding yang repetitif namun sangat tidak menyenangkan.

Netizen lainpun turut angkat suara mengenai kejadian ini; seperti menyuruh sang ayah membeli Switch sendiri jika tidak ingin data save-nya berubah kacau ketika dimainkan anggota keluarga lain, hingga ada juga yang menganggap bahwa ini adalah ide yang bagus bagi para orang tua agar anaknya tidak kecanduan bermain game.

Nah, kira-kira menurutmu bagaimana brott? Apakah kelakuan sang ayah yang menghukum anaknya bekerja di dalam Animal Crossing ini berlebihan? Atau kamu justru setuju bahwa sejatinya hal ini bisa jadi pelajaran beharga bagi sang anak? Yuk, langsung share pendapatmu di kolom komentar.


Baca juga informasi menarik lainnya terkait Animal Crossing atau artikel keren lainnya dari Andy Julianto. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com

Exit mobile version