Setelah dapatkan banyak kritik panas dari DMC: Devil May Cry, studio asal Inggris – Ninja Theory mulai kerjakan Hellblade: Senua’s Sacrifice selama 3-4 tahun. Bermodalkan pengalaman dari game-game sebelumnya dan tim berisikan 20 orang, Ninja Theory berhasil rilis game unik mereka secara independen dan sukses mulai dari resepsi para gamer dan juga dari penjualan game.
Yang membuat Hellblade: Senua’s Sacrifice sangatlah unik dari game lainnya ialah representasi kondisi psikologis yang dirasakan oleh karakter utama – Senua. Segala yang dia hadapi oleh karakter utama sepanjang game tak lebih dari halusinasi semata dan keseluruhan game seakan dibuat menjadi pengalaman untuk gamer agar lebih mengenal akan psikosis dan kondisi psikologis lainnya.
Eksekusi kisah metafor dan representasi kondisi psikologis yang sempurna dari Ninja Theory ini juga berhasil membujuk banyak orang dengan masalah serupa untuk mencari bantuan dokter. Anak dari Jessica Prime menjadi salah satu contohnya.
Jessica Prime lewat Twitter mengucapkan terima kasih kepada Ninja Theory atas game buatan mereka. Ibu dari dua anak ini ungkapkan anak keduannya menderita psikosis dan bahkan sempat berencana untuk bunuh diri karena tak tahan lagi dengan semua masalah yang dia hadapi. Namun setelah bermain Hellblade: Senua’s Sacrifice, dia merasa terbujuk dan meminta ibunya untuk membawanya ke rumah sakit.
Thank you, @NinjaTheory, for Hellblade: Senua’s Sacrifice. It saved my son’s life. After playing it through, he asked to go to the hospital for help. He couldn’t take everything he’d been dealing with & had a plan to kill himself. The game changed his plan. Thank you. ??
— Jessica Prime (@FaerieGlamour) August 12, 2018
Ninja Theory hanya bisa mengucapkan terima kasih atas tweet dari Jessica tersebut dan mengharapkan yang terbaik untuk anaknya.
Thank you for your message and it is good to hear that your son has found a path through his difficulties. Best wishes to you all.
— Ninja Theory (@NinjaTheory) August 13, 2018
Source: The Gamer