Situs Reseller Dapatkan Key Game – Video game bisa dibilang menjadi hobi yang mahal. Tak hanya kamu harus membeli hardware untuk dapat mainkan game yang diinginkan, tetapi juga harus membeli tiap game itu sendiri yang berjarak dari harga cepek hingga Rp 1 juta lebih.
Oleh karenanya, apabila ada kesempatan untuk membeli game di harga miring khususnya yang populer, kamu akan teracuni. Situs reseller menjadi salah satu opsi karena mereka sering menjual key game tertentu dengan harga begitu murah tanpa menunggu diskon seperti Steam Sale atau semacamnya.
Daftar isi
Bagaimana Situs Reseller Dapatkan Key Game dan Mengapa Developer Ngamuk akan Keberadaan Mereka?
Namun bagaimana jika game yang kamu beli di harga Rp 100 ribu lebih murah itu ternyata didapatkan secara ilegal?
Hal ini mengundang tanda tanya, darimana key reseller dapatkan key game tersebut? Mengapa developer begitu membenci mereka sampai-sampai lebih memilih gamer membajak game mereka ketimbang membeli di situs tersebut? Mari kita bahas lebih lanjut.
Macam-Macam Situs Penjual Game Digital
Sebelum terjun ke topik utama, mari kita membahas jenis situs penjual game digital terlebih dahulu. Secara singkatnya, game digital dapat dibeli dengan 3 tempat: first-party seller, third-party seller, dan grey market reseller.
First Party Seller adalah pemilik dari platform distribusi game seperti Steam, Epic Games, EA Origin, dan lainnya. Mereka menjadi penyedia game secara langsung dengan developer melakukan kontak langsung ke mereka agar dapat mempublikasi game.
Third Party Seller adalah situs yang menjual CD key dengan stok meminta langsung dengan para first-party seller. Situs ini telah berkerja sama dengan penyedia platform atau juga developer untuk membeli stok CD Key dalam jumlah banyak agar dapat dijual kembali. Contoh dari tipe penjual ini ialah Humble Bundle, Fanatical, Green Man Gaming.
Dan yang terakhir sekaligus paling problematik, yaitu Grey Market Reseller. Grey Market Reseller adalah situs dimana tidak memiliki koneksi dengan first-party, key game biasanya dijual oleh user internet biasa, dan sistem mendapatkan key tersebut tak jarang dilakukan secara ilegal. Salah satu contoh mudahnya adalah G2A.
Kini dengan kalian mulai mendapat gambaran akan tipe penjual game digital, mari kita fokus dengan tipe terakhir. Bagaimana key didapatkan, mengapa mereka dibenci oleh developer khususnya berskala kecil, dan apakah ada resiko membeli dari situs tersebut?
Cara Reseller Dapatkan Game Key
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, situs seperti G2A pada dasarnya hanya memberikan ruang lapak untuk para user lainnya menjual key mereka. Sebagian sekedar menjual satu karena tidak dipakai, namun banyak yang menjual dalam jumlah banyak. Metode mereka mendapatkan key tersebut mulai dari wajar hingga ilegal.
Skenario Pertama
Penjual tersebut mendapatkan key dari giveaway atau dari bundle. Kamu sendiri mungkin sering iseng mengikuti giveaway tertentu di media sosial dan tanpa disangka menang. Namun karena kamu tak begitu tertarik untuk mainkan game yang dimenangkan, kamu memilih untuk menjualnya kembali.
Atau mungkin karena kamu dapat key lebih karena beli bundle tertentu, kamu boleh-boleh saja menjual kembali key dari game yang tidak diinginkan untuk mendapat uang kembali.
Skenario Kedua
Beberapa pengguna dapatkan key tersebut dari developer langsung tetapi dengan cara membohongi mereka. Kasus yang paling sering terjadi ialah mengaku sebagai reviewer atau content creator dan kamu ingin membuat review, first impression, atau konten lainnya terkait game yang diinginkan.
Setelah berhasil membujuk developer dan berhasil dapatkan key game, mereka akan menjual kembali ke situs seperti G2A dan tidak menepati janji yang baru saja dibuat kepada developer.
Skenario Ketiga
Ini merupakan skenario terburuk karena penjual mendapatkan key dengan cara ilegal yakni mencurinya menggunakan kartu kredit orang lain di situs reseller lain termasuk third party seller, lalu menjual ulang di situs grey market dengan harga rendah.
Ada juga laporan bahwa mereka menipu langsung developer hampir sama dengan skenario kedua tetapi lewat alasan yang berbeda seperti ingin membuat giveaway dan seakan-akan ingin berkerja sama dengan developer agar memberikan key game mereka. Jadi seolah-olah mereka melakukan promosi gratis akan game tersebut.
Apapun cara licik yang dilakukan, penjual dari skenario ini menjadi alasan mengapa banyak developer begitu membenci grey market reseller seperti G2A.
Bagaimana Dampaknya Terhadap Developer?
Developer, khususnya yang berskala kecil yang di mana setiap pembelian begitu berarti, akan dirugikan besar oleh keberadaan reseller ilegal. Tak hanya mereka kehilangan potensi pendapatan karena game mereka pada dasarnya dicuri, mereka bahkan harus ganti rugi akan aksi yang dilakukan oleh reseller ilegal.
Ketika key game dibeli dengan cara pencurian kartu kredit, sang pemilik kartu tentunya akan meminta uangnya kembali ketika sadar ada banyak pembelian yang ia tak lakukan. Ketika waktunya tiba, yang harus mengganti rugi ialah developer itu sendiri. Maka dari itu, bukannya untung, mereka justru harus ditagih chargeback.
Sementara itu key game yang baru saja dibeli dengan kartu kredit curian masih tersebar dan dijual oleh reseller ilegal tadi, dan developer tidak mendapat sepeser pun dari penjualan tersebut.
Developer tentunya bisa saja revoke semua key yang dicuri tersebut. Tetapi masalahnya ialah proses ini merepotkan mereka, memakan banyak waktu melihat jumlah key yang dicuri dan prosesnya dengan first-party tak tergolong instan.
Chargeback biasanya terjadi beberapa bulan setelah kasus pencurian dilaporkan, maka besar kemungkinan gamer yang membeli key tersebut tidak menyadari game mereka baru saja di-revoke atau juga sudah tamatkan game tersebut dan tidak ada niat untuk beli kembali. Jadi pada akhirnya, aksi revoke lebih menjadi buang-buang waktu dan tenaga yang bisa dihabiskan untuk proyek lain atau update konten.
Beberapa Kasus Developer Meminta Gamer Bajak Saja Game Mereka Ketimbang Beli di Reseller Ilegal
Ada banyak kasus di mana developer, khususnya dari studio indie meminta gamer untuk tidak pernah membeli game mereka di situs grey market reseller. Mereka bahkan membujuk gamer untuk bajak saja jika tidak ada uang dan ingin mainkan game mereka.
Squid Games (Descenders) dan Vlambeer (Nuclear Throne) menjadi sempat bagikan di Twitter mereka jika pembelian game di G2A tidak menambah pendapatan mereka sama sekali. Mereka bahkan dibuat rempong karena harus diprotes oleh gamer yang di mana key game mereka kena revoke setelah ketahuan itu hasil dari “skenario ketiga”.
Oleh karenanya mereka meminta gamer untuk bajak saja game mereka karena sama-sama tidak menghasilkan untung, tetapi setidaknya tidak membuat mereka habiskan waktu berurusan dengan pihak berwajib dan juga “customer” yang ngamuk.
Kasus terbaru dicurhatkan oleh Running with Scissors, developer dari franchise Postal. Sama seperti dua developer yang disebutkan sebelumnya, RWS juga meminta gamer untuk bajak saja game mereka jika memang tak ada uang untuk membeli.
Dan jika memang ingin support studio itu, gamer dibujuk membeli game dari platform distribusi secara langsung atau situs resmi mereka.
Bagi mereka, pembajak game masih berpotensi membeli game di Steam, GOG atau lainnya. Sementara mereka yang sudah beli dari reseller ilegal tidak karena sudah punya game di library mereka.
Itulah informasi mengenai bagaimana Situs Reseller bisa dapatkan Key Game dan mengapa mereka dibenci oleh Developer game. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan kalian tentang situs reseller.
Baca pula informasi Gamebrott lainnya tentang Fakta Menarik beserta dengan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com