Kompetisi game memang seru, bahkan saat ini beberapa judul game sudah diakui sebagai game esports dengan tingkat kompetisi yang lebih profesional dan hadiah yang besar. Bukan hanya untuk umum, kompetisi esports pun mulai diselenggarakan dalam beberapa institusi khusunya untuk sekolah.
Inilah yang belakangan sempat ramai diperbincangkan di Amerika Serikat. Di negri Paman Sam ini ada sebuah “Liga Esports” untuk anak sekolah tingkat menengah ke atas hingga universitas. Sayangnya kompetisi yang ditunggu-tunggu para pemainnya ini menuai pro dan kontra karena salah satu judul game ternyata tidak diperbolehkan oleh pihak sekolah. Adalah Kentucky High School atau sekolah menegah atas kota Kentucky menolak salah satu judul game yang dipertandingkan dalam liga yang diselenggarakan oleh PlayVS. Game tersebut adalah Fortnite, lah kok bisa ?
Seperti yang kita ketahui, Fortnite sendiri merupakan salah satu game battle royale yang begitu populer di luar sana khususnya Amerika Serikat. Meskipun memang di Indonesia sendiri kurang diminati, Fortnite begitu digandrungi berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, mulai dari anak sekolahan, pekerja kantoran hingga gamers itu sendiri. Sayangnya pihak sekolah menengah kota Kentucky menolak game tersebut untuk dipertandingkan dalam liga antar sekolah ini. Dilansir dari PC Gamer, alasanya sendiri karena pihak sekolah tidak memperbolehkan adanya game bernuansa shooter alias tembak-menembak. Menurut pihak sekolah, itu akan mengingatkan insiden penembakan masal di Marshall County High School pada bulan Januari 2018 silam dimana anak berusia 15 tahun menembak dan menewaskan dua siswa sementara 14 lainnya terluka saat mencoba melarikan diri.
Kentucky High School sendiri langsung mengirim e-mail kepada pihak penyelenggara bahwa sekolahnya tidak akan berpartisipasi dalam cabang Fortnite di pertandingan tersebut maupun kmopetisi lain yang diselenggarakan diluar.
Pihak PlayVS sendiri sebagai penyelenggara tentunya berusaha semaksimal mungkin untuk memilih cabang game apa saja yang dipertandingkan. Mereka mencoba untuk menggali potensi apa saja yang ada dalam video game yang berdampak bagi partisipan dalam hal ini anak sekolah, seperti kerja sama antar tim, berpikir kritis dan komunikasi demi memenangkan suatu pertandingan. Dalam liga tersebut ada empat cabang game yang dipertandingkan, seperti Fortnite, League of Legends, Rocket League dan SMITE. Sebenarnya, LoL juga sempat menoreh kontra dimana ada pihak yang menganggap game tersebut mengandung kekerasan. Meskipun begitu game tersebut diperbolehkan dengan catatan partisipan harus berusia diatas 18 tahun.
Pada dasarnya, tanpa kita sadari pengaruh psikis bisa saja timbul dari video game apalagi untuk anak-anak di usia yang masih labil. Semoga saja permasalahan ini bisa menemukan titik terang kedepanya mengingat liga ini juga didukung oleh National Federation of State High School Assosiations (NFHS) atau Asosiasi nasional yang menangani bidang olahraga dan edukasi tingkat sekolah menengah atas dan unviersitas.
Sumber: PC Gamer
Mau baca artikel seputar esports hingga informasi menarik lainnya segera kunjungi tulisan dari Happy