Smartphone layar curved – Inovasi smartphone biasanya tidak jauh-jauh dari fitur yang mencoba tampil unik. Pada era kematangan desain yang sudah lagi mendapatkan perubahan radikal, sedikit pun hal yang berbeda dari kompetitor adalah suatu keharusan.
Samsung acap kali mencoba terobosan baru dalam desain smartphone mereka, setidaknya itu yang terjadi ketika awal-awal smartphone pertama kali hadir. Sebagai brand yang peduli terhadap desain, inovasi seperti layar lengkung alias smartphone layar lengkung menjadi salah satu yang menarik perhatian di kala itu.
Pertama kalinya brand asal Korea Selatan ini mengenalkan layar sudut lengkung adalah Samsung Galaxy Note Edge, yang lalu disusul dengan kehadiran Samsung Galaxy S6 Edge. Sejak saat itu, sudah menjadi norma bagi perusahaan ini untuk merilis ponsel dengan layar lengkung yang terlihat premium.
Daftar isi
Redupnya Smartphone Layar Curved Samsung, Bangkit Kembali di Brand Midrange

Berbeda dengan kondisi 10 tahun setelahnya yaitu di tahun 2025, kini seluruh jajaran ponsel milik Samsung tidak lagi memakai layar curved yang sempat mereka banggakan. Bahkan lini ini sudah terhenti sejak S23 Ultra dan ponsel setelahnya kembali memakai layar flat.
Lantas mengapa Samsung malah sepertinya menyerah dan kembali meniru kebanyakan ponsel premium lain seperti iPhone dan kawan-kawan? Apakah ada alasan khusus untuk hal itu? Malah ponsel dengan layar lengkung lebih banyak ditemukan pada brand midrange seperti Redmi, Infinix, Tecno, dan Poco.
Revolusioner Namun Tidak Ergonomik

Walau bisa menawarkan desain yang cakep dan terkesan premium, namun sisi positifnya ternyata hanya sampai di situ saja. Smartphone dengan layar lengkung biasanya sulit untuk digengam apalagi dengan layar yang sering tidak sengaja tersentuh. Belum lagi kebanyakan pengguna kesulitan mencari pelindung anti gores yang bisa menutup hingga sisi ujung. Kombinasi beberapa alasan ini mungkin menjadi pertimbangan Samsung melepas desain ini dari semua lini produk mereka sekarang.
Dari segi kenyamanan juga mengalami pengorbanan yang cukup besar. Layar curved ini akan membuat pengalaman menonton dengan layar full tidak nyaman karena adanya distorsi warna pada bagian cekungan.
Tren OLED Lipat Lebih Menjanjikan

Mungkin kamu sudah bisa menebak, Samsung kini percaya diri dengan ketahanan ponsel lipat mereka. Setelah 7 generasi, bisa dikatakan produk tersebut sudah layak digunakan untuk jangka yang lumayan panjang. Sehingga, dari pada menambah lebih banyak lini produk, sebaiknya mereka alokasikan biaya pengembangan untuk ponsel Flip dan Fold yang lebih modern dan punya kesan premium.
Belum lagi dengan desain OLED biasa yang sudah murah membuat memakai layar OLED biasa saja sudah tidak lagi premium. Butuh strategi baru agar sebuah brand bisa terus berada di posisi atas.
Harga produksi yang murah ini pula menjadi sasaran bagi brand midrange untuk mulai integrasikan layar curved di smartphone mereka. Selain lebih premium, ia juga jadi dapat menjangkau beberapa pengguna yang belum sempat mencoba layar curved karena hanya rilis di ponsel flagship beberapa tahun lalu.
Biaya Maintenance Lebih Tinggi

Salah satu alasan mengapa menggunakan layar curved sudah tidak lagi relevan di zaman sekarang bagi Samsung adalah tingginya biaya maintenance perangkat. Layar dengan sudut lengkung tentu akan lebih sulit diperbaiki jika sewaktu-waktu kacanya pecah. Jika biaya perbaikan layar jadi jauh lebih mahal, biasanya pengguna akan menghindari produk serupa jika sudah sekali kejadian apes.
Brand seperti Samsung lebih memperdulikan ketahanan produk sehingga ia jarang rusak dan tidak perlu mendengar komplain berlebihan dari pengguna. Sedangkan untuk brand midrange lainnya, pengguna biasanya lebih jarang komplain karena dari segi harga juga tidak terlampau tinggi dan biasanya cenderung mewajarkan.
Nah, kumpulan alasan di atas bisa menjadi kesimpulan kenapa malah brand midrange lain yang kerap pakai layar lengkung sedangkan Samsung sudah melepas teknologi ini sepenuhnya. Samsung menganggap layar jenis ini sudah tidak lagi relevan di zaman sekarang, sedangkan brand lain beranggapan ia masih bisa memberikan kesan premium meski harga yang ditawarkan masih di kelas midrange. Kalau menurut kamu apa ada alasan lain yang lebih masuk akal?
Dapatkan informasi keren di Gamebrott terkait Tech atau artikel sejenis yang tidak kalah seru dari Andi. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.

















