Ketika perusahaan lain sedang berlomba-lomba mengakuisisi berbagai studio game. Namun, perusahaan yang satu ini justru melakukan hal yang sebaliknya. Baru saja dilaporkan Square Enix jual studio Tomb Raider dan Deus Ex. Studio yang dimaksud antara lain adalah Crystal Dynamics, Eidos Montreal dan Square Enix Montreal yang kini telah terjual dengan biaya $300 juta.
Tujuan penjualan tersebut dikatakan agar Square Enix dapat lebih fokus dalam mengembangkan bisnis Blockchain, AI dan Cloud Gaming yang kini tengah aktif digarap. Selain itu, penujualan ketiga studio utamanya tersebut juga dimaksud untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis global agar dapat terus bersaing secara efisien.
Square Enix Jual Studio Tomb Raider dan Deus Ex Sebesar $300 Juta
Melalui press release, Square Enix dikatakan telah menjual sejumlah studio ternamanya bersamaan dengan 50 properti intelektual lainnya kepada Embracer Group. Melalui transaksi ini, dapat diartikan bahwa perusahaan asal Swedia tersebut akan menjadi rumah baru bagi Crystal Dynamics, Eidos Montreal dan Square Enix Montreal, yang dikenal sebagai developer dari sejumah judul game terpopuler seperti Deus Ex, Tomb Raider, Thief, Legacy of Kain dan masih banyak lagi.
Proses transaksi diperkirakan akan rampung pada bulan September mendatang dengan total $300 juta atau setara dengan 4,4 triliun rupiah. Pihak Embracer Group menyatakan bahwa mereka melihat peluang yang baik dengan sejumlah IP ternama seperti Tomb Raider, Deus Ex, dan beberapa tambahan franchise lainnya seperti Thief dan Legacy of Kain.
Perlu diketahui juga, transaksi ini tidak termasuk studio eksternal milik Square Enix. Sehingga, sejumlah franchise game seperti Just Cause, Life is Strange dan Outriders tidak akan berpindah tangan dan masih akan terus dinaungi oleh Square Enix.
Square Enix Ingin Fokus Menjalankan Bisnis Blockchain, AI dan Teknologi Cloud
Melalui penyataan resmi, tujuan utama Square Enix jual studio Tomb Raider dan Deus Ex adalah agar dapat lebih fokus dalam menggarap teknologi blockchain, AI dan Cloud. Nantinya, biaya hasil penjualan akan dialokasikan sebagai modal pengembangan yang diharapkan mampu membantu perusahaan dalam beradaptasi dalam perubahan lingkungan bisnis global saat ini, sekaligus meningkatkan kualitas perusahaan dalam di bidang digital entertainment.
Belakangan ini, perusahaan Square Enix memang sempat menyatakan ketertarikannya dalam membawa sejumlah gamenya kedalam teknologi blockchain. beberapa waktu lalu, Yosuke Matsuda selaku direktur representatif Square Enix sempat mengumumkan rencana game terbaru dari seri Final Fantasy, namun dengan mengadaptasi sistem play-to earn melalui teknologi blockchain.
Alasan lain Square Enix jual studio Tomb Raider dan Deus Ex kemungkinan juga datang dari kekecewaan perusahaan terhadap penjualan game Guardians of the Galaxy, yang dinggap tidak memenuhi ekspektasi, meskipun game masih terbilang sukses dan mendapat banyak apresiasi dari para kritikus maupun gamer secara umum. Ditambah lagi dengan kegagalan game Marvel’s Avengers yang meskipun masih terus mendapat konten terbaru, namun sayangnya hal tersebut belum mampu meningkatkan kesuksesan game.
Teknologi Blockchain sendiri saat ini masih memiliki pro dan kontra, khususnya di kalangan para gamer. Sebagian menganggap bahwa teknologi tersebut merupakan hal yang inovatif dan mampu menghasilkan keuntungan dengan mudah. Namun di sisi lain, sebagian menganggap bahwa teknologi Blockchain dan NFT hanyalah sebuah gimmick yang justru hanya menimbulkan masalah baru.
Namun, terlepas dari kelebihan dan kekurangannya, mudah-mudahan saja keputusan Square Enix jual IP Tomb Raider dan Deus Ex ini mampu meraih ekspektasi yang sesuai. Karena pejualan tersebut merupakan langkah yang cukup beresiko dan pastinya dapat mempengaruhi kesuksesan Square Enix di masa mendatang.
Baca juga artikel-artikel lainnya terkait Square Enix serta berita terkini lainnya dari Lauda Ifram. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com