Salah satu hal yang menjadi daya tarik utama dari game-game souls besutan FromSoftware adalah sajian gelut dengan ragam boss di dalamnya. Terkenal dalam bawakan boss-boss yang tak kenal ampun dalam menghabisi pemainnya, bahkan di awal permainan, secara tidak langsung kian memperkuat identitasnya sebagai game sulit.
Jika pernah memainkan game-game souls, tentu mengetahui terlepas bahwa sebagian besar pertarungan dengan suatu boss akan menguji pemahamanmu dalam bertempur, beberapa di antaranya FromSoftware menyertakan mekanik-mekanik khusus yang sejatinya bisa membantumu dalam pertempurannya. Tak jarang, hal tersebut membuat permainan memberikan pengalaman bertempur yang lebih epic dan unik.
Mengambil contoh dari Sekiro: Shadows Die Twice, salah satu pertempuran terbaik yang saya alami adalah gelut dengan Genichiro Ashina. Boss utama yang sebagian besar pemain akan hadapi di perempat awal permainan ini benar-benar memaksa saya untuk memahami fundamental bertempur dalam Sekiro; Deflect, Parry dan Posture. Namun yang benar-benar mengesankan bagi saya dalam pertempuran ini adalah pertama kalinya diperkenalkan mekanik lightning reversal — mengembalikan serangan petir dengan segala animasi dan efek partikelnya yang benar-benar mempesona.
Ketika bermain Elden Ring yang baru saja dirilis hampir sebulan lalu, tentu saya menantikan boss-boss yang bisa memberikan pengalaman epic serupa seperti yang saya alami di Sekiro. Dan setelah mengicip sekitar 100 jam pertama Elden Ring, saya mendapati bahwa pertempuran dengan Starscourge Radahn lah yang paling membuat saya terkagum-kagum kali ini. Namun kekaguman tersebut kian menguat setelah saya mengetahui Radahn lebih dalam dari sisi lore ataupun ceritanya.
Berikut ini dan seterusnya artikel akan mengandung spoiler. Jika kamu ingin pengalaman bermain yang murni, maka disarankan untuk memainkan Elden Ring terlebih dahulu, setidaknya sampai mengalahkan Starscourge Radahn.
Daftar isi
Sekilas tentang Radahn
Jika menyaksikan Story Trailer yang FromSoftware lepas di akhir tahun 2021 lalu, Radahn diperlihatkan sebagai sesosok jendral yang memiliki fisik begitu besar, mengendarai kuda berukuran normal. Sang narator menjelaskan bahwa ia adalah sang penakluk bintang dan salah satu dari dua prajurit terkuat yang tersisa pasca kejadian Shattering — hancurnya Elden Ring.
Tubuhnya yang tumbuh begitu besar diyakini karena entitasnya sebagai Demigods — keturunan yang lahir dari peranakan dewa dan manusia. Tiap-tiap Demigods memegang sebagian dari kekuatan Elden Ring yang telah hancur, dimana kekuatannya dipercaya mempengaruhi akal sehat dan mengubah fisik mereka menjadi abnormal. (red)
Pada trailer yang saya sematkan di atas, diperlihatkan juga ia bertarung mati-matian dengan Malenia — prajurit terkuat yang tersisa lainnya. Keduanya tidak ada yang menang dan sama-sama terluka parah, namun Radahn berakhir lebih buruk karena terkena wabah Scarlet Rot yang perlahan membunuhnya dari dalam.
General Radahn is cursed ever to wander. Eaten from the inside, by Malenia’s scarlet rot, his Wits are long gone. Now he gathers the corpses of former friends and foes alike, gorging on them, like a dog.
Witch-Hunter Jerren
Berpartisipasi dalam Radahn Festival
Sejatinya, Radahn bukanlah boss yang harus dikalahkan untuk menyelesaikan permainan, terkecuali jika kamu ingin mendapatkan ending Age of Stars, dimana pemain akan mengikuti serangkaian quest cukup panjang nan kompleks yang diberikan oleh Ranni the Witch.
Salah satu hal yang harus kamu lakukan dalam quest tersebut adalah mengunjungi kota Nokron yang tersembunyi di bawah tanah. Singkat cerita, kamu harus mengalahkan Radahn untuk memicu lanjutnya laju bintang yang memiliki kesinambungan dengan kota tersebut.
Kamu akan diarahkan untuk menuju Redmane Castle, sebelah ujung tenggara area Caelid. Ketika tiba di tempat tersebut, kamu akan mendapati beberapa NPC yang berpartisipasi dalam Radahn Festival. Tentu bukan festival dimana orang-orang bersenang-senang ria, melainkan festival dimana petarung dari seluruh penjuru Lands Between berkumpul bersama untuk menghabisi Radahn.
Pada pertempurannya, kamu bisa memanggil para NPC yang akan membantumu dalam mengalahkan Radahn. Ya, dalam pertempuran ini kasarnya kamu akan beramai-ramai mengeroyok sang boss. Namun tentu kita tidak boleh lupa bahwa ia adalah prajurit dan Demigods paling kuat di Lands Between. Satu melawan banyak tentu bukanlah baru bagi sang jenderal.
Perlu diketahui tentunya bahwa Radahn sendiri bukanlah boss tersulit dalam game Elden Ring. Beberapa orang bahkan berpendapat bahwa cukup mudah mengelahkannya karena tubuhnya yang besar membuat ragam serangannya dengan mudah terbaca. Namun sajian pertempurannya dari awal hingga akhir lah yang membuatnya benar-benar luar biasa, setidaknya bagi saya.
Bertempat di area terbuka yang begitu luas, pertempuran dibuka dengan Radahn yang menembakimu dari jauh dengan panah magis dan ratusan tombak. Pada bagian ini pemain harus mendekati Radahn dan berusaha menghindari serangan jarak jauhnya. Sambil mendekat, pemain bisa memanggil para NPC dengan mengaktifkan summon sign mereka yang tersebar di arena pertempuran.
Saya terkagum ketika melihat para NPC tersebut beramai-ramai berlari ke arah Radahn di antara serangan panah dan tombak yang terus berlewatan. Saat kamu atau salah satu dari NPC tersebut mendekati Radahn, sang boss mengeluarkan dua pedang besarnya untuk mulai “berdansa” menghadapimu dan semua NPC sekaligus.
Sebagai boss berukuran cukup besar, serangan yang Radahn luncurkan pun melingkupi area yang cukup luas, sehingga dapat mengenai beberapa NPC sekaligus. Ia juga bergerak dengan cukup cepat berkat kudanya yang mungkin baru kamu sadari eksistensinya di tengah-tengah pertempuran. Sukses menghabisi seperempat HP-nya, ia mulai melapisi pedangnya dengan kekuatan gravitasi, dimana salah satu serangannya ialah menarik paksa siapapun yang berada di dalam radiusnya.
Namun pertunjukkan sesungguhnya baru dimulai menjelang HP sang boss mencapai sekitar 50%, dimana ia tetiba melompat dan menghilang. Pertama kali melawannya saya kira pertempuran berpindah tempat karena musiknya juga turut berhenti. Namun perlahan terdengar suara seperti sesuatu yang terbakar, diikuti dengan area sekitar yang menjadi terang. Sontak melihat ke angkasa, ternyata sang boss meluncur bagaikan meteor, dimana kemudian langsung one-shot semua NPC (dan saya juga) yang berada di jalur sekitar mendaratnya. Perasaan kaget, merinding dan kagum bercampur jadi satu ketika menyaksikan serangan meteor tersebut.
Pasca terjun sebagai meteor tersebut, ragam serangan yang dilancarkan menjadi lebih cepat (red), ditambah dengan beberapa serangan gravitasi baru yang tidak kalah sakti; seperti mengambil bebatuan yang bisa dibilang ia lakukan untuk menakutimu karena ia bisa kapan saja melemparnya disaat tak terduga, hingga menjadi tornado (atau bor) yang mengejar target dengan cepat.
Setelah berhasil mengalahkan Radahn, kamu akan mendapatkan sebuah cutscene yang memperlihatkan hujan meteor, kemudian salah satu bintang di antaranya jatuh langsung ke Lands Between dan membuka jalan menuju Nokron.
Digdaya sebagai prajurit terkuat
Banyak orang mungkin akan langsung menghiraukan suatu boss yang baru saja dikalahkan. Terutama game-game besutan FromSoftware, dimana mereka selalu menyajikan cerita dunianya secara subtle; seperti lewat deskripsi item, dialog dengan NPC, hingga environmental storytelling.
Pengalaman tempur dengan Radahn yang begitu epic tentu membuat saya tertarik untuk mengetahuinya lebih lanjut. Saya mencoba membaca-membaca deskripsi item yang berhubungannya, membaca teori-teori tentang perannya dalam Elden Ring dan mendapati bahwa Radahn benar-benar sosok yang tak kalah mengesankan dari sisi cerita.
Seperti yang telah dikemukakan di point sebelumnya, terlepas sosok besarnya yang memberikan kesan prajurit barbar nan brutal, Radahn juga ahli dalam menggunakan sihir gravitasi. Menariknya, ia mempelajari sihir gravitasi tersebut semenjak muda. Bukan untuk menjadi penyihir handal, melainkan ia khawatir kuda kurus kering kesayangannya tak akan lagi mampu menopang tubuhnya yang terus membesar.
Walau memang awalnya ia belajar sihir untuk alasan sentimental, Radahn yang juga kian tumbuh menjadi prajurit yang tak terkalahkan pun memiliki ambisi baru; menaklukan bintang-bintang. Dengan kekuatan sihir gravitasi yang telah ia kuasai, Radahn menahan laju bintang-bintang yang jatuh ke Lands Between, seolah-olah membuat mereka terperangkap di angkasa.
Pertempuran hebat antara Radahn dan Malenia pasca Shattering sebagai dua prajurit terkuat berakhir tanpa adanya pemenang. Namun serangan “nuklir” Scarlet Rot yang dilancarkan Malenia sebagai upaya terakhir mengalahkan sang jenderal perlahan membunuh Radahn dari dalam; menggerogoti tubuhnya dan kian merusak akal sehatnya. Saat bertempur dengan Radahn, kamu bahkan bisa melihat kedua kakinya yang sudah tiada.
Peperangan antara dua fraksi Demigods terkuat ini pun turut berdampak pada Caelid — teritorial di bawah kendali jenderal Radahn dan prajurit Redmane-nya. Kekuatan Scarlet Rot yang digunakan oleh Malenia dan prajurit Cleanrot-nya pun mempengaruhi keseimbangan ekosistem di Caelid. Wabah tersebut sebagian besar membunuh semua yang tinggal di dalamnya, atau bermutasi menjadi mahluk hidup yang menjijikkan dan liar.
Terlepas dari nasib Radahn yang masih berkelana di medan pertempuran layaknya mayat hidup, loyalitas prajurit Redmane terhadap sang jenderal masih tetap kentara. Prajurit Redmane yang tersisa mencoba menghentikan penyebaran wabah Scarlet Rot keluar dari Caelid dengan membangun tembok-tembok batu yang dipanaskan dengan api. Tak kuasa melihat sang jenderal yang terus menderita akibat Scarlet Rot, para prajurit Redmane memutuskan untuk mengadakan Radahn Festival — memberikannya penghormatan terakhir untuk mati sebagai seorang prajurit di medan tempur.
Mengesankan tentunya ketika saya menyadari bahwa pemain hanya bertempur dengan Radahn yang bisa dibilang lemah dan sekarat. Hal ini tentu membuat saya bertanya-tanya, semengerikan apa jika pemain harus melawan sang jenderal dalam kondisi primanya.
Kenapa menaklukan bintang?
Seperti game-game souls sebelumnya, lore terhadap suatu karakter penting biasanya tidak sesimpel yang diperlihatkan, bahkan kompleks karena interkoneksi dengan karakter-karakter atau suatu kejadian lain. Tak terkecuali untuk Radahn-pun, karena masih ada pertanyaan-pertanyaan tentangnya yang sampai saat ini belum terjawab.
Walau sebagian besar ia diperlihatkan sebagai prajurit terkuat yang begitu dicintai oleh anak buahnya, serta memiliki sentimental dengan kuda kurusnya semenjak muda, Radahn agaknya menyadari atau melihat sesuatu ketika belajar sihir gravitasi. Karena secara logika, prajurit yang sudah begitu kuat dan perkasa akan sangat jarang menguasai sihir lebih dari yang diperlukan.
Radahn diketahui belajar sihir dari gurunya yang merupakan sesosok Alabaster Lord — entitas kuno yang dipercaya muncul atau bangkit dari suatu meteor yang jatuh ke Lands Between dahulu kala, dan sihir gravitasi sendiri memiliki hubungan dengan meteor. Pada prosesnya, Radahn mungkin melihat sesuatu yang membuatnya ingin lebih menguasai sihir gravitasi daripada hanya sekadar untuk mengendalikan berat tubuhnya agar tetap bisa menunggangi kuda kesayangannya.
Salah satu teori utama tentang Elden Ring yang bisa dibilang cukup diyakini keabsahannya adalah adanya campur tangan dari suatu (atau banyak) entitas kosmik luar angkasa. Entitas kosmik tersebut dipercaya memiliki pengaruh terhadap keberlangsungan di Lands Between yang kemudian memicu terjadinya Shattering, dimana ultimately dilakukan untuk menguasai Elden Ring.
Bagian Radahn dalam teori ini adalah mungkin saja ia mengetahui bahwa meteor-meteor yang jatuh ke Lands Between merupakan campur tangan dari entitas kosmik luar angkasa tersebut. Hal ini tentu dibuktikan dengan hadirnya musuh-musuh seperti Fallingstar Beast dan Astel Naturalborn of the Void.
Melepas dan membiarkan bintang-bintang tersebut melaju kembali dijelaskan sebagai salah satu momen penting bagi Ranni untuk mencapai takdirnya. Mengingat Ranni sendiri memiliki ambisi untuk menghapus eksistensi Golden Order (red), mungkin saja Radahn yang sebaliknya setia kepada Golden Order juga secara tidak langsung mengetahui bahwa bintang-bintang tersebut memang memiliki ancaman kepada Elden Ring yang menjadi fundamental hukum dan kehidupan di Lands Between.
Hal ini tentu turut menyadarkan kita bahwa terlepas Scarlet Rot kian merusak tubuh dan akal sehatnya, masih tersisa kesadaran dirinya untuk menahan laju bintang-bintang. Hal mengerikan apa yang Radahn ketahui sehingga ia benar-benar mempertahankan sihir gravitasi dalam skala masifnya tersebut walau sudah sekarat.
Masih ada banyak hal yang tentunya ingin saya ungkapkan dalam artikel ini, namun agaknya akan terlalu kompleks dan berpotensi membuat kalian lebih bingung. Sehingga pada akhirnya artikel ini sepenuhnya hanyalah opini dan kekaguman saya kepada kedigdayaan jenderal Radahn sebagai prajurit terkuat.
Lebih lanjut, menunggu YouTuber seperti VaatiVidya yang biasa mengemas lore game-game souls agaknya merupakan pilihan terbaik untuk memahami dunia Elden Ring. Namun agaknya kita masih harus menunggu karena komunitasnya sendiri masih beramai-ramai mengumpulkan dan memahami serpihan-serpihan lore yang tersebar di dalam Elden Ring.
Nah, menurut kamu gimana brott? Apakah jenderal Radahn juga memberikanmu pertarungan yang menakjubkan? Atau justru ada boss lain dalam Elden Ring yang menurutmu tidak kalah mengesankan? Yuk, share aja langsung di kolom komentar ya!
Baca juga informasi menarik lainnya terkait Elden Ring atau artikel keren lainnya dari Andy Julianto. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com