Steam Diblokir Kominfo – Sudah tiga hari lamanya gamer tanah air tak mampu memainkan game-game favoritnya. Kebijakan Kominfo mengenai pendaftaran PSE menjadi sebab utama beberapa platform gaming terpaksa diblokir. Tak hanya para gamer saja yang mengencam pe,blokiran, namun para developer lokal turut melontarkan kritikan pedas pihak instansi pemerintah ini.
Dengan diblokirnya berbagai platform seperti Epic Games, Steam dan sebagainya tentu menghambat para developer atau freelancer lokal untuk mengakses dan mengorganisir game maupun software buatannya. Protes pun lancang disuarakan dengan maksud mengritik akan kebijakan yang dianggap “menyulitkan”.
Sejumlah Developer Game Lokal Protes Steam Diblokir Kominfo
Dilansir dari DetikINET, Josevina Gaby selaku Community Manager dari Gamecom Team menyampaikan dengan tegas kekecewaanya terhadap pemblokiran. Gamecom Team sendiri merupakan developer yang dikenal melalui game Troublemaker atau Parakacuk.
“Tindakan Kominfo justru membuat game karya anak bangsa gak bisa dinotice dengan Steam dan Epic Games diblokir. Kita juga developer butuh makan,”
Josevina Gaby
Game Troublemaker sendiri baru saja meluncurkan demo terbarunya beberapa waktu lalu. Menurutnya, kebijakan pemblokiran membuat perusahaan “karya anak bangsa” tersebut justru menjadi rugi bahkan hingga membuat pendapatan menjadi berkurang.
Eka Pramuditta Muharram selaku CEO dari Mojiken Studio juga turut menyuarakan kritikannya mengenai pemblokiran. Menurutnya, kebijakan Kominfo merupakan keputusan buruk yang justru menyebabkan permasalahan tidak baik, tak hanya bagi industri lokal, namun juga para pengguna platform bahkan pemerintah itu sendiri.
“Saya merasa keputusan blokir ini adalah keputusan yang buruk, karena efek domino yang dihasilkan buruk. Bukan hanya untuk industri, user platform terkait, tapi juga buruk buat pemerintah sendiri,”
Eka Pramuditta Muharram
Dengan diblokirnya Epic Games Store, tentu mampu menghalangi para pengguna Unreal Engine yang tersedia di platform milik Tim Sweeney tersebut. Mengingat Unreal Engine sendiri merupakan salah satu game engine terpopuler yang cukup umum digunakan oleh para developer maupun freelancer lokal. Karenanya, Eka pun juga mengkritik problema tersebut.
“Perlu diingat, bahwa untuk membuka Unreal Engine, kami juga perlu akses ke platform Epic Games,”
Eka Pramuditta Muharram
Tak hanya Eka dan Josevina, banyak developer lainnya yang juga mengecam dan mengkritik akan kebijakan Kominfo saat ini. Berbagai kerugian dan hambatan dicurahkan oleh para developer mengenai kebijakan yang dianggap membatasi kemajuan industri video game Indonesia. Beberapa curhatan datang dari Lisun Chang selaku Managing Director dari Xelo Games, Rakaputra Paputung selaku Public Relation Manager dari Agate dan Azizah Assattari selaku CEO dan Founder dari PT Unimaksima Lentera Nusantara.
“Pemblokiran Epic Games dan Steam pastinya telah dipikirkan oleh Kominfo, dengan tujuan baik. Dari segi bisnis, kami melihat keduanya adalah platform penting untuk game pada PC, dan jika ditutup berdampak pada developer Indonesia, karena Steam dan Epic Games adalah korporasi besar yang pastinya memiliki banyak divisi, karena kami juga sangat yakin bahwa Steam dan Epic Games akan comply dengan aturan yang berlaku di Indonesia.”
Lisun Chang
“Developer Indonesia dirugikan karena tidak bisa mengakses pasar dan komunitas global, pemain Indonesia dirugikan karena tidak bisa bermain, dan tentunya platform juga dirugikan karena kehilangan akses dan developer Indonesia.”
Rakaputra Paputung
“Mulai dari impact pandemi terhadap metoda berkarya, pembajakan karya lokal, IP protection terhadap kreator yang karyanya mengalami infringement. Belajar menghargai karya itu sendiri negara ini belum khatam.”
Azizah Assattari
Steam sedang Proses Daftar PSE Asing, Blokir akan Dibuka dalam Waktu Dekat
Untuk saat ini, platform Steam sudah dikonfirmasi bahwa mereka sempat berkontak dengan mengenai pendaftaran PSE asing. Menurut laporan, saat ini Steam sedang dalam proses daftar PSE asing dan blokir akan segera dicabut setelah proses pendaftaran selesai.
Sayangnya, belum ada informasi mengenai platform lainnya seperti Epic Games Store, yang tentu juga dibutuhkan oleh para developer lokal untuk mengakses software Unreal Engine. Dilansir dari Kompas.com, Semuel Abrijani Pangerapan menyatakan bahwa Epic Games, Origin, PayPal dan Yahoo hingga kini belum ada kabar ataupun konfirmasi mengenai pendaftaran PSE.
“Origin, Epic Games, dan Yahoo (belum ada korespondensi), kami masih membuka peluang dan berharap mereka bisa menjadi bagian dari pembangunan ekonomi dan ekosistem digital.”
Semuel Abrijani Pangerapan
Pertentangan antar instansi pemerintah ini dengan developer lokal tentu beresiko merusak kemajuan industri video game di Indonesia. Mudah-mudahan saja, berbagai kritikan yang disampaikan oleh para developer lokal mampu menjadi pelajaran bagi instansi tersebut untuk kembali menelaah kebijakan. Karena saat ini sisi popsitif dari kebijakan sepertinya masih belum teralisasikan, justru dampak yang dihasilkan terbukti lebih merugikan banyak pihak.
Baca juga informasi menarik lainnya terkait Steam, Kominfo atau artikel lainnya dari Lauda Ifram. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.