Survey Remaja Menggunakan AI — Keberadaan AI (Artificial Intelligence) tampaknya jadi keuntungan tersendiri khususnya bagi remaja. Beberapa di antara mereka menggunakan teknologi ini untuk menyusun kata, mencari solusi, atau sekedar teman ngobrol.
Ngomongin soal teman ngobrol, baru-baru ini muncul sebuah survey yang ungkap beberapa remaja gunakan AI sebagai tempat bicara atau mencurahkan isi hati. Seperti apa? Ini dia!
Survey Remaja Menggunakan AI untuk Teman Ngobrol

Melansir dari jurnal Common Sense Media yang diteliti Michael B. Robb dan Supreet Mann, dengan sampel 1.000 remaja menunjukkan peningkatan dramatis dalam penggunaan AI untuk berinteraksi.
Hasilnya, lebih dari 70 persen remaja telah gunakan seperti Character.AI atau Replika, dan 50 persennya menggunakannya secara rutin. Bahkan ChatGPT dan Claude digunakan untuk dukungan emosional (media curhat, ngobrol, dll.), persahabatan, hingga roleplay (bermain peran).
Lalu, sekitar 33 persen remaja dilaporkan menggunakannya untuk berinteraksi dalam hubungan social, termasuk latihan percakapan, melatih hubungan pertemanan, hingga interaksi romantis.
Bahkan dari wawancara bersama Associated Press, remaja 18 tahun bernama Ganesh Nair menjelaskan teknologi ini takkan pernah bosan pada penggunanya, tidak menghakimi, selalu memuji, dan memberi mental support kepada lawan bicara.
Ajak Orangtua Hingga Pembuat Kebijakan untuk Membatasinya

Dari keseluruhan laporan, diketahui 31 persen ungkap bahwa berinteraksi dengan AI lebih memuaskan dibanding dengan percakapan di dunia nyata. Tak hanya itu, 39 persen berkata membantu mereka membangun interaksi sosial di dunia nyata.
Meski penggunaannya semakin meluas, 67 persen remaja menjelaskan berbicara dengan orang lain di dunia nyata lebih memuaskan secara keseluruhan, menunjukkan bahwa sebagian besar pengguna masih memprioritaskan hubungan dengan manusia.
Walau begitu, Michael B. Robb menyimpulkan bahwa ketergantungan besar pada AI bisa menjadi konsekuensi panjang. Karena jika sudah di tahap di mana remaja akan selalu divalidasi terus-menerus, mereka takkan siap dengan hal apapun di dunia nyata.
Saat ini, AI jadi keseharian bagi remaja karena mudah diakses di smartphone, internet, hingga media sosial. Karena itu, Robb mengajak seluruh kalangan termasuk orangtua, pendidik, hingga pembuat kebijakan untuk memantau dan membatasi penggunaannya dalam bersosialisasi. Gimana tanggapanmu mengenai ini, Brott?
Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Berita Game atau artikel lainnya dari Nadia Haudina. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.

![[RUMOR] Game Dead Rising Baru Tengah Diproduksi 6 Dead Rising Baru](https://gamebrott.com/wp-content/uploads/2025/11/Dead-Rising-Baru-2-350x250.webp)















