[Tahukah Kamu] Sebelum Bikin Game, Developer Asal Jepang Ini Sempat Menjual Miras ?

Waduh Menyoal RUU Miras Delapan Parpol Sudah Sepakat Alkohol Dijual Bebas. Siapa Saja

Gambar di atas hanyalah ilustrasi semata

Nama Taito Games mungkin terdengar asing bila dibandingkan dengan developer atau publisher populer dari negeri matahari terbit seperti Sega, Nintendo, Capcom, dan sebangsanya. Walaupun Taito sendiri sebenarnya sudah tergolong sebagai sesepuh dalam dunia industri video game di Jepang, namun tak bisa dipungkiri bila banyak gamer-gamer zaman now banyak yang belum terlalu kenal dengan developer yang sekarang sudah lama diakuisisi oleh Square Enix.

Hal tersebut dirasa wajar bila melihat portofolio yang dimiliki oleh Taito sendiri memang sangatlah jarang dalam memproduksi serial atau franchise game yang begitu mendunia. Mungkin hanya Space Invader saja yang paling dikenal, namun hanya dikenal khusus bagi gamer yang sempat merasakan pengalaman bermain video game di tahun 70 dan 80-an. Atau mungkin game Cooking Mama yang pada tahun 2006 sempat fenomenal di Platform Nintendo Wii.

Space Invader dan Cooking Mama

Taito adalah perusahaan “Aseng” ?

Meski begitu, ada satu cerita unik yang sekiranya perlu kalian ketahui tentang developer yang satu ini lewat sebuah buku dari Chris Kohler yang menceritakan tentang kisah-kisah sejarah dari perkembangan video game di Jepang. Semenjak perusahaan Taito baru pertama kali berdiri, mereka sebelumnya sama sekali tidak pernah untuk berencana memproduksi sebuah video game. Karena sang pendiri dari Taito sendiri memang basicnya bukanlah seseorang yang gemar bermain bermain video game, melainkan beliau adalah seorang gaijin (warga negara asing di Jepang).

Sang pendiri perusahaan Taito

Setelah resmi hijrah ke Jepang akibat gejolak politik yang terjadi di negara asalnya. Pada tanggal 24 Agustus 1953, seorang Businessman dari Ukraina, Michael Kogan baru saja mendirikan sebuah perusahaan trading yang ia namai sebagai Taito Trading Company. Meski dari namanya terlihat sebagai perusahaan distributor ambil lempar barang, namun ternyata Taito Trading Company juga ikut memproduksi suatu produk yang bisa dibilang cukup tabu untuk diperjualbelikan di negara kita, yakni Vodka atau biasa kita anggap sebagai minuman keras.

Dilansir dari Excite News, pihak juru bicara Taito sempat menyebut bahwa produk Vodka dengan merk “Troika” ini memiliki kualitas dan reputasi sebagai minuman kelas atas yang biasa disajikan di hotel-hotel mewah. Dalam hal ini, Kogan seakan sangat begitu pandai dalam mengambil peluang bisnis lewat semakin menjamurnya kebudayaan orang Jepang yang suka minum-minum di bar. Bersamaan dengan diciptakannya Troika, perusahaan beliau juga berhasil memproduksi vending machine berisikan snack-snack kacang yang biasa ditempatkan pada area bar dan lounge.

Kedua produk “revolusioner” tersebut seakan telah berhasil mendorong perusahaan Taito menjadi semakin berkembang. Mereka pun akhirnya mulai menginjakan kaki ke dalam dunia hiburan, dan untuk pertama kalinya perusahaan juga telah berhasil memproduksi beberapa produk elektronik jukebox. disusul dengan permainan crane yang biasa kalian lihat di timezone, sampai pada akhirnya telah menjadi salah satu perusahaan yang menguasai pasar game arcade di Jepang. Dari sinilah awal mula Taito mulai serius dalam merambah industri video game.

Akan tetapi, sayangnya pada beberapa tahun setelah Michael Kogan tutup usia di tahun 1984. Kedigdayaan Taito di dunia video game nampaknya mulai semakin memudar akibat semakin menguatnya identitas brand dari suatu produk konsol. Mereka sendiri sebenarnya masih sangat begitu produktif dalam menciptakan judul video game. Namun seri-seri atau franchise-franchise yang mereka buat di 90-an sampai sekarang tersebut, secara kasar jarang ada yang mendapat pengenalan lebih dari para pemainnya.

Perusahaan yang awalnya merupakan raksasa di industri video pada saat itu telah resmi turun gunung. Namun, tahun 2006 bisa dibilang telah menjadi sebuah titik balik positif bagi mereka. Perusahaan game raksasa sekaliber Square Enix akhirnya mau mencoba memberi uluran tangan kepada Taito sehingga kedua perusahaan tersebut akhirnya resmi merger. Tetapi secara dominan Taito tetap harus merelakan hampir seluruh sisa-sisa pengaruh dari idealisme mereka demi Square Enix.

Hmm dahulunya di atas, sekarang di bawah. Seakan sudah menjadi bagian dari roda kehidupan yang terus berputar.

 

Exit mobile version