Call of Duty Steam – Tahun 2018 hingga 2019 menjadi fenomena menarik yang banyak gamer lupakan. Tahun di mana semua publisher besar mulai dari Bethesda, Epic Games, EA, Ubisoft, dan bahkan Activision Blizzard ingin menjauh dari platform Steam milik Valve.
Salah satunya fenomena yang dilakukan oleh Activion adalah memutuskan tarik Call of Duty dari Steam. Tidak lama kemudian, banyak dari mereka merilis semua game mereka di launcher milik sendiri untuk versi PC agar dapatkan profit maksimal.
Tarik Call of Duty dari Steam Adalah Kegagalan Besar untuk Microsoft
4 tahun kemudian, rencana tersebut tampaknya terbukti tidak berhasil karena banyak dari publisher ini pada akhirnya kembali ke Steam. Salah satunya ialah franchise Call of Duty yang di mana Modern Warfare (2019) dan Modern Warfare 2 (2022) rilis ke Steam selain dari Battle.net.
Meskipun tak setuju dengan sistem bagi hasil 70:30 yang ditawarkan Steam, jumlah penggunanya yang begitu luas dan sulit untuk dibujuk beralih ke launcher lain membuat perusahaan mengalah.
Microsoft yang saat ini sibuk finalisasi akuisisi Activision Blizzard ungkapkan ke sidang pengadilan melawan FTC jika keputusan melepas franchise kesayangan Activision itu dari Steam merupakan kesalahan yang sangat besar dan dicap gagal besar.
Dalam dokumen pengadilan pada tanggal 13 Juli lalu sebagaimana dilansir dari CharlieIntel, Microsoft ingin membuktikan bahwa sebuah platform mau itu console atau toko digital tidak membutuhkan Call of Duty untuk sukses.
Keputusan Activision Blizzard merilis Call of Duty: Black Ops 4 eksklusif di Battle.net menjadi contoh. Activision Blizzard ingin menarik COD dari Steam dengan maksud menumbuhkan platform store digital milik mereka karena begitu percaya diri popularitas franchise itu dapat menarik perhatian gamer.
Namun hasilnya jauh dari harapan karena jumlah pemain di Battle.net per bulan tetap lah sama sedangkan jumlah audiens di Steam setiap bulannya bertambah tanpa seri FPS terbesar dunia itu.
Para pengacara Microsoft ingin membujuk pengadilan bahwa COD tidak semata-mata franchise yang menentukan kesuksesan sebuah platform.
Menepis tuduhan dan klaim dari Sony sekaligus FTC yang beranggapan bahwa Microsoft ingin menghancurkan kompetisi dan memonopoli industri game lewat akuisisi Activision Blizzard yang di mana bersamaan dengan semua franchise termasuk COD.
Semua Call of Duty Telah Muncul di Steam Terkecuali Black Ops 4
Black Ops 4 menjadi salah satu seri yang dilupakan oleh komunitas fans-nya. Meski penjualannya di tahun rilis tergolong sukses, game tersebut menjadi iterasi yang paling mengundang tanda tanya mulai dari penarikan konten single-player.
Selain itu, hilangnya sistem health regen, munculnya sistem operator layaknya game shooter hero-based seperti Overwatch. Belum lagi dengan kemunculan mode battle-royale perdana Call of Duty yang hanya populer sejenak.
Dua seri reboot Modern Warfare, Black Ops Cold War, dan juga Vanguard telah dirilis ke Steam, meninggalkan Black Ops 4 menjadi satu-satunya game Call of Duty yang terjebak di eksklusivitas Battle.net.
Game tersebut dapat dibilang “mati” dengan jumlah pemain yang begitu sedikit di PC, dan absennya konten campaign mungkin menjadi alasan mengapa Activision Blizzard merasa tak ada alasan untuk merilis ulang game itu.
Meskipun ditinggali Call of Duty selama beberapa tahun, Steam masih terus jaya dan tidak ada pertanda pengurangan pemain sama sekali.
Bahkan kebalikannya, platform store digital milik Valve itu terus tumbuh dan bertambah ramai meski sempat ada masa di mana tiap publisher besar ingin cabut dari layanan mereka dan juga munculnya Epic Games sebagai kompetitor baru.
Baca pula informasi Gamebrott lainnya tentang Call of Duty beserta dengan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.