Saat ini tengah ramai dikalangan warganet tentang perseteruan 3 perusahaan karena Jeff Bezos. Perseteruan ini dimulai ketika pada Mei 2018 lalu, Jeff Bezos mengumumkan jika smartphone miliknya dibajak. Akibat terbajaknya smartphone Jeff Bezos, membuat pesan intim dirinya kepada selingkuhanya menyebar di internet dan diketahui oleh publik.
Jeff kemudian langsung menerjunkan tim siber terbaik untuk menangani kasus tersebut. Tentu saja ini hal lumrah, mengingat Jeff adalah orang terkaya di dunia. Dari hasil penyelidikan tersebut, tim siber yang disewa Jeff kemudian menyimpulkan jika smartphone miliknya terbajak melalui aplikasi perpesanan WhatsApp. Malware tersebut dikirim oleh pangeran Arab, Muhammad bin salman al-Saud. Menurut isu yang beredar, ini ada kaitanya dengan kematian Jammal kashoggi. Seorang wartawan yang mati dibunuh di Konsulat Jenderal Arab Saudi di Turki.
Karena masalah ini, pihak Facebook yang memiliki WhatsApp krmudian menyalahkan Apple. Facebook menyebut jika WhatsApp adalah aplikasi perpesanan yang menerapakan end-toend encrypted sehingga tak mungkin jika keamanan dari WhatsApp akan tertembus.
Oleh karena itu, Facebook kemudian menyalahkan pihak Apple, menurut mereka sistem operasi milik Apple lah yang patut disalahkan. Apple sendiri hingga saat ini belum membuat sebuah komentar apapun terkait smartphone milik Jeff yang terbajak. Mereka lebih memilih diam atas kasus ini.
Tak tinggal diam, CEO Telegram kemudian menyebut jika aplikasi WhatsApp menjadi biang keladinya. Menurut CEO dari Telegram, Parul Durov dengan dibajaknya smartphone milik Jeff ini membuktikan jika WhatsApp adalah aplikasi yang rentan untuk diretas dan tidak aman.
“Lubang keamanan lewat video ini tidak cuma terjadi di platform iOS, namun juga Android dan Windows Phone,” ucap Durov.
Dirinya menyebutkan kalau memang sumber kelemahan di iOS, seharusnya kelemahan tersebut juga dieksploitasi di aplikasi perpesanan lain, termasuk Telegram.
Durov juga menambahkan bukti berupa dalam kurun waktu 1 tahun terdapat 12 celah keamanan yang ditemukan dalam aplikasi perpesanan tersebut. Dengan 7 diantaranya dinilai berbahaya, karena bisa jadi jika lubang keamanan ini dibuat oleh pihak WhatsApp agar menjadi Backdoor bagi aparat keamanan negara lain untuk melakukan penyadapan. “Backdoor seringkali disamarkan sebagai lubang keamanan yang tidak disengaja,” imbuhnya.
Durov terakhir mengatakan jika tanggapan dan kritik kerasnya terhadap WhatsApp mungkin akan ditanggapi secara bias mengingat posisi dirinya sebagai CEO Telegram. Namun, dirinya tetap yakin jika itu adalah kebenaranya, karena dirinya membeberkan fakta-fakta yang ada dan bukan pendapat pribadi miliknya saja.
Jangan lupa untuk membaca artikel dan berita menarik lainya tentang tech dari Rizki