Klei Entertainment, studio indie dibalik Don’t Starve dan Mark of the Ninja, umumkan bahwa mayoritas saham mereka telah dibeli oleh konglomerat besar Cina – Tencent. Meskipun nama Tencent memberi stigma negatif kepada fans, Jaime “Bigfoot” Cheng selaku founder yakinkan bahwa mereka akan pertahankan kreativitas dan operasi mereka secara penuh.
“Sebagai bagian dari persetujuan, Klei akan pertahankan otonomi kreativitas dan operasional yang ada di seluruh aspek studio, termasuk proyek, talenta dan lainnya,” tulis Cheng di forum resmi Klei. “Ada beberapa perubahan dalam akuntasi yang membosankan yang akan kami sesuaikan. Namun di luar dari itu, saya akan tetap lanjutkan studio seperti biasa, tanpa perubahan staf maupun operasi.”
Cheng juga jelaskan bawa dari banyak perusahaan yang ingin membeli saham mereka, Tencent menjadi satu-satunya yang membiarkan tim “pertahankan kontrol yang mereka inginkan.” Karena alasan tersebut, Klei merasa visi mereka tidak terganggu dan mendapat bantuan finansial dari sang raksasa Cina.
Tencent telah “sibuk belanja” dalam beberapa tahun terakhir. Perusahaan ini telah memegang 40% Epic Games dan sebagian persen di publisher barat raksasa seperti Activision, Ubisoft, Paradox Entertainment, dan lain-lain. Mereka miliki penuh Riot Games yang merupakan studio dibalik League of Legends dan Valorant dan sepanjang tahun 2020 kemarin mereka telah berinvestasi ke 31 perusahaan gaming termasuk Digital Extreme (Warframe), Splash Damage (Gears Tactic) dan Platinum Games (Bayonetta).
Dengan betapa besarnya perusahaan tersebut, investasi ke Klei mungkin tak seberapa bagi mereka dan mereka akan terus mencari studio baru untuk diinvestasi.