Pernyataan kontroversial dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengatakan bahwa pemicu terjadinya penembakan masal yang kerap terjadi adalah karena banyaknya aksi kekerasan dalam video game mendapat banyak tantangan dari berbagai pihak. Salah satu pihak yang menentang pernyataan Donald Trump adalah musuhya dahulu dalam pelilihan presiden tahun 2016 yaitu Hillary Clinton.
People suffer from mental illness in every other country on earth; people play video games in virtually every other country on earth.
The difference is the guns.
— Hillary Clinton (@HillaryClinton) August 5, 2019
Dalam pernyataan melalui akun twitternya, Hillary Clinton mengatakan bahwa banyak orang dari seluruh dunia bermain video games setiap harinya, hal yang membedakan adalah penggunaan senjata apinya. Dari pernyataan Clington diatas menegaskan bahwa bukan video games yang menjadi penyebab utama penembakan di Amerika Serikat melainkan penggunaan senjata api yang terlalu bebas di negara tersebut.
Selain itu ada data dari Vox mengenai jumlah pemain video games diseluruh dunia dengan jumlah penembakan masal menujukan bahwa video games bukanlah fakor utama. Negara Korea Selatan dan Cina yang mempunyai banyak pemain video games masih memiliki jumlah insiden penembakan yang jauh lebih sedikt dari Amerika Serikat. Lebih lanjut penelitian menunjukan bahwa 80% aksi penembak masal tidak mempunyai ketertarikan atas dunia video games.
Karena sebetulnya hal yang menjadi faktor utama penembakan masal adalah regulasi pemerintah atas peredaran senjata api yang bebas serta genguan mental yang diderita. Daripada menyalahkan kekerasan dalam video games lebih baik memperbaiki sistem regulasinya dan mental penduduk yang buruk.