Far Cry 6 baru saja unjuk gameplay terbaru yang perlihatkan sekilas aksi dalam game, karakter yang akan kamu temui, dan juga senjata yang dapat digunakan. Seri kali ini mengambil latar di Yara, negara pulau fiksi yang mengambil banyak inspirasi dari negara Kuba.
https://youtu.be/YFMLi8ekeTE
Ubisoft sempat melakukan riset di Kuba untuk mendapatkan gambaran budaya dan masyarakat yang akurat. Melihat konflik di game terlihat paralel dengan konflik yang benar-benar terjadi di dunia nyata, banyak netizen yang menganggap game FPS terbaru Ubisoft tersebut miliki pandangan politik tersendiri. Namun perusahaan yang berpusat di Prancis tersebut menolak keras tuduhan tersebut.
Diwawancarai oleh The Gamer, Navid Khavari selaku sutradara naratif dari Far Cry 6 mengungkapkan bahwa game-nya memang mengambil pengalaman langsung dari pasukan gerilya yang pernah bertarung, tetapi hanya sebatas inspirasi untuk cerita fantasi yang ia karang. Ia tidak mencoba membuat pernyataan politik apapun terhadap negara Kuba lewat game FPS terbaru Ubisoft ini.
“Kami sadar kalau ia [Kuba] adalah pulau yang rumit dan game kami tidak ingin mencoba membuat pernyataan politik apapun akan apa yang terjadi di Kuba secara spesifik,” Ungkap Khavari.
Melihat proses dan juga konflik perang gerilya yang diceritakan dalam game, sulit untuk tidak menghubungkannya dengan aspek politik. Namun Khavari menekankan apabila Far Cry 6 akan menceritakan cerita yang menarik dan kompleks akan gerakan revolusi.
“Sebuah revolusi itu kompleks, dan orang-orang yang kamu temui juga kompleks. Saya terus menggunakan filosofi ini, dimana tiap karakter memiliki sudut pandang merkea sendiri dan kita hanya perlu memahaminya,” tambah Khavari.
Far Cry 6 akan dirilis untuk PC, PS4, Xbox One, PS5 dan Xbox Series X|S pada Oktober 7.
Baca pula informasi lainnya beserta dengan kabar-kabar menarik lainnya seputar dunia video game dari saya, Muhammad Maulana.
For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com