[ULASAN] Mengenal Lebih Jauh Turnamen Sistem Franchise / Waralaba, Bayar Mahal Dahulu untuk Mengikuti Kompetisi

382e1285 2990 47d7 898b e1b6c14c647d 1024x474

Seperti yang kita ketahui bawah Moonton selaku publisher game Mobile Legends memberikan terobosan baru di Indonesia. Mereka menghadirkan sistem turnamen baru dalam MPL Season 4 kali ini. Sistem yang bernama franchise atau waralaba tersebut sebetulnya bukanlah sesuatu yang baru didunia esports dunia. Pertama kali diperkenalkan kedunia esports pada tahun 2018 kemarin di Amerika Serikat melalui dua turnamen game League of Legends dan Overwatch.

Membangun Kompetisi Bersama

Lalu apakah sebenarnya turnamen esports sistem franchise atau warlaba tersebut? Turnamen dengan sistem franchise sebetulnya bertujuan untuk membuat kompetisi menjadi semakin stabil dan kompetitif lagi. Dimana semua partisipan dalam kompetisi baik penyelenggara maupun tim saling bekerja sama untuk menciptakan sesuatu kompetisi yang sehat.

Oleh karena itu tidak heran bahwa turnamen dengan sistem franchise mengharuskan tim pesertanya untuk membayar uang mengikuti kompetisi dan aturan yang ketat pula. Hal itu ditujukan semata-mata agar kompetisi berjalan lebih profesional lagi. Selain itu semua anggota tim yang mengikuti kompetisi sistem franchise diharapkan mempunyai komitmen yang tinggi untuk ikut serta membangun turnamen esports bersama.

Tim Peserta Dituntut Kuat

Awal mula pembentukan turnamen sistem franchise bukan tanpa kendala. Dalam League of Legends LCS Spring 2018 misalnya, tim Immortals yang mempunyai sejarah bagus dan beranggotakan pemain ternama harus rela keluar dari kompetisi karena sang pemilik tim tidak dapat menyanggupi peraturan keuangan yang diterapkan. Hal tersebut pulan yang terjadi pada Unicorns of Love di LEC Spring 2019.

Sisi positifnya adalah tim peserta kompetisi tidak perlu khawatir untuk degradasi atau keluar dari kompetisi. Karena turnamen sistem franchise tidak mengenal promosi-degradasi. Jadi tim peserta dapat lebih fokus untuk berkompetisi didalam turnamen tanpa takut tidak mempunyai slot pada kompetisi mendatang. Tim yang mundur dari kompetisi dapat menjual keanggotaanya kepada tim lain yang ingin mengikuti kompetisi. Jadi uang mereka bisa kembali lagi jika keluar dari turnamen tersebut.

Menguntungkan Semua Pihak

Karena tim profesional sebetulnya mempunyai dana yang besar dari para sponsor dan lain-lain. Maka sebetulnya uang pendaftaran bukanlah hal yang diperhitungkan. Namun ke-eksistensi-an di dunia esports papan atas adalah tujuan mereka. Pendapatan pastinya akan kembali dikemudian hari. Lalu bagaimana nasib tim/pemain yang tidak bisa mengikuti kompetisi tersebut?

Tidak ada harapan untuk tim yang tidak mempunyai dana besar untuk mengikuti kompetisi sistem franchise. Namun masih ada harapan bagi para pemainnya. Pemain esports profesional menggunaka sistem kontrak. Apabila sang pemain bermain cukup bagus dalam turnamen lain maka tim papan atas dapat meliriknya dan merekrutnya menjadi pemain timnya. Profesionalitas pemain esports dituntut untuk lebih baik lagi, namun dengan gaji yang lebih besar lagi tentunya.


Contact Me at roni@gamemediaasia.com

Exit mobile version