Terutama yang eksklusif sementara
Bila berbicara mengenai fenomena kehadiran Epic Games Store (EGS) yang cukup mengusik ketentraman para gamer Steam lewat kebijakan eksklusivitasnya, banyak gamer sangat begitu mengkritisi tindakan para developer yang ketika memutuskan untuk ikut dalam gelombang keeksklusifan, mereka masih tetap terkesan tidak malu untuk memasarkan gamenya secara “coming soon” atau masih mempunyai sebuah halaman di platform Steam.
Banyak yang menganggap bahwa ini sangat amat melanggar aturan pendistribusian game yang sudah lama Valve tetapkan sejak tahun 2017 silam. Dimana melalui skrinsut di bawah, telah resmi tertulis bahwa ketika pihak developer setuju untuk mendaftarkan game mereka di Steam, pihak developer wajib mengirimkan file dari game-game tersebut paling lambat 30 hari sebelum game itu rilis. Dan kiriman pembaruannya pun tidak boleh lebih lambat dari saat mereka merilis gamenya di platform lain.
Namun, telah diketahui bahwa hingga saat ini Valve hampir sama sekali tidak pernah mengambil sikap yang tegas dalam menindak keberadaan game-game eksklusif EGS yang masih tetap memasang bendera gamenya di platform Steam. Entah dari banyak dugaan bila Valve sedang malas, kasihan, atau ingin menjaga image baik mereka di mata publik, misteri mengenai hal itu nampak mulai berhasil terkuak melalui jawaban dari seorang developer game indie eksklusif EGS berikut.
Saat menjawab pertanyaan tersebut di halaman forum gamenya di Steam, developer dari game puzzle Kine yang bernama Gwen Frey menjelaskan bila justru pihak Valvelah yang melarang dirinya dan mungkin juga pihak developer-developer game lain untuk menghapus halaman game mereka di Steam meski sudah menjalin kerja sama eksklusif dengan EGS.
Secara lebih rinci, awalnya Gwen sempat meminta langsung kepada Valve agar halaman gamenya di Steam dihapus. Pihak Valve nampak ragu untuk memenuhi permintaan Gwen dan mencoba untuk merayunya untuk tidak memilih jalan tersebut meski pada akhirnya Valve terpaksa menghargai permintaan sang developer dengan menghapusnya. Menurut Gwen, Valve kabarnya ingin semua developer yang menjalin kontrak eksklusif sementara dengan EGS masih tetap mempunyai halaman game mereka di Steam. Tujuannya demi membuat para gamer bisa mem-wishlist game itu di sana ketika mereka pertama kali melihat trailer gamenya di manapun.
Beberapa bulan kemudian, Gwen cukup penasaran dengan sikap Valve yang sangat begitu tidak ingin kehilangan halaman game apapun meski sudah tergolong sebagai game eksklusif yang sementara untuk EGS. Ia pun mencoba bertanya kembali kepada Valve apakah pandangan mereka tentang game eksklusif EGS sudah berubah demi merelakan kepergian mereka. Jawabannya ternyata sama sekali tidak, Valve tetap kukuh mengajak Gwen untuk membuka kembali halaman game Kine di Steam. Dan dari sana, Gwen akhirnya menerima permohonan Valve walau keeksklusifan game puzzle indie tersebut di EGS masih tetap berjalan.
Dalam perspektif bisnis, apa yang dilakukan oleh Valve ini bisa terkesan cukup logis. Dengan masih mempertahankan halaman game tersebut di platformnya, mereka masih tetap berpeluang untuk mendapatkan profit yang lebih besar daripada mengusir keberadaan game-game tersebut dan baru bisa menerima ketika masa eksklusivitasnya habis. Melalui keberadaan fitur wishlist yang sudah dijelaskan oleh Gwen, Valve nampak betul-betul mengincar kecenderungan para gamer yang mau rela bersabar menunggu game eksklusif EGS favoritnya untuk bisa rilis di Steam.
Jadi, hal ini nampak bisa menepis anggapan tentang modus pengiklanan gratis game-game EGS di platform milik Valve yang bisa merusak kestabilan posisi Steam sebagai pelaku utama pendistribusian game-game PC digital. Karena menariknya, Valve sendiri juga bisa ikut diuntungkan oleh hal tersebut.
Sumber: Steam Community
Baca pula informasi lain terkait Steam, beserta dengan kabar-kabar menarik seputar dunia video game dari saya, Ido Limando.