Pagelaran turnamen tertinggi League of Legends yaitu World Championship 2019 belum berakhir. Namun turnamen akbar tersebut sudah berakhir bagi wakil dari Korea Selatan. Tim asal Korea Selatan yang dijagokan akan memenangkan turnamen tersebut harus rela angkat koper lebih awal. Padahal tim-tim Korea Selatan merupakan langanan juara World Championship.
Lima dari delapan turnamen World Championship sebelumnya dimenangkan oleh wakil dari Korea Selatan. Lalu apa sebenarnya yang membuat dinasti Korea Selatan tersebut runtuh? Salah satu alasannya adalah mulai bangkitnya tim-tim dari region lainnya seperti Eropa dan China. Selain itu banyak pemain asal Korea Selatan yang juga memilih untuk berkarir diluar negeri daripada negaranya sendiri.
SKT T1 yang menjadi harapan terakhir Korea Selatan dalam World Championship kali ini harus kalah melawan wakil dari Eropa G2 Esports dengan skor 3-1. Dengan kemenangan tersebut maka wakil Eropa berhasil melangkah kepartai final dua kali berturut-turut. Ditahun 2018 kemarin Fnatic juga melakukan hal yang sama sebelum dikalahkan oleh Invictus Gaming dipartai final.
Sepertinya akan ada banyak hal yang harus dibenahi oleh tim-tim dari Korea Selatan untuk mengembalikan dinasti ketangan mereka. Mulai dari merombak tim mereka, meningkatkan kualitas kerjasama tim, hingga menjaga kekompakan dan meminimalisasi konflik internal didalam tim. Kita lihat saja apakah nantinya tim sekelas SKT T1 akan merombak timnya dan mengembalikan kejayaan sebagai penyandang 3 kali title World Championship. Ataukah akan ada tim asal Korea Selatan baru yang akan mengguncangkan dunia pada tahun 2020 mendatang. Kita tunggu saja.
Baca juga artikel terbaru lainnya terkait game League of Legends atau artikel-artikel menarik lainnya dari Roni Istianto.