Seringkali kita jumpai istilah “Bottleneck” di forum-forum PC builder maupun gaming community. Tak jarang pula kita jumpai orang-orang di forum yang sama menanyakan apakah komputer dengan spesifikasi tertentu bakal bottleneck atau tidak. Lalu, apa sih bottleneck itu? dan kenapa orang-orang peduli banget ama bottleneck?
Disclaimer: Semua PC pasti memiliki weak point mau bagaimanapun juga. Yang bisa kita lakukan hanya meminimalisir weak point tersebut.
Daripada penasaran, yuk bahas bareng-bareng lewat artikel kita yang satu ini.
Daftar isi
Apasih Bottleneck Itu?
Dengan maraknya topik pembicaraan tentang bottleneck tentunya bikin orang awam penasaran dong? Bahkan ampe ada beberapa orang yang takut kalo bottleneck itu bakal ngerusak PC! Tapi tenang, bottleneck aslinya nggak bahaya kok. Alasan orang-orang pada pamali ama bottleneck itu cuman satu: mereka cuman ngga mau rugi kalo build mereka nggak perform secara maksimal. Trus, bottleneck itu apa sih?
Bottleneck, atau sering disingkat bonek, adalah suatu kondisi dimana potensi performa komponen PC tidak keluar secara maksimal karena terhambat oleh komponen atau faktor lain. Istilah Bahasa Inggris ini adalah sebuah kiasan bahwa aliran air didalam botol akan terhambat oleh leher botol yang menyempit. Penyempitan tersebut akan menghasilkan aliran air yang menjadi lebih sedikit dibandingkan dengan air yang dituang dari gelas lurus.
Penyebab Bottleneck
Salah satu faktor penyebab bonek yang paling umum adalah spesifikasi sistem yang tidak seimbang. Hal ini sering terjadi karena builder PC (apalagi builder pemula) cuman menitikberatkan spek pada satu komponen saja (biasanya GPU) untuk menghemat budget. Contohnya, build dengan CPU i3-9100 yang disandingkan dengan GPU RTX 2080 Ti tentunya pasti akan njomplang. Efek dari bottleneck tersebut bisa kalian simak lewat ilustrasi berikut.
Build i3-9100 + 2080 Ti diatas bisa digambarkan dengan ilustrasi diatas. Ilustrasi itu akan kita gunakan sebagai gambaran dari analogi ini:
- Anggap saja i3-9100 adalah device 1 yang mampu mengirim 50 data per detik.
- Sedangkan 2080 Ti adalah device 2 yang mampu memproses 200 data per detik.
- i3-9100 berusaha sekuat mungkin untuk mengirim 50 data tersebut kepada 2080 Ti.
- Karena jumlah data yang datang cuman sedikit, maka mau nggak mau 2080 Ti bakalan ngerjain data yang cuman berjumlah 50 unit tersebut.
- Disinilah potensi 2080 Ti bakal kebuang karena kapasitasnya yang mampu memproses 200 data tidak terpenuhi.
Dalam kasus ini, i3-9100 berperan sebagai bottleneck dalam sistem dengan GPU 2080 Ti. Dengan GPU lain yang kemampuan proses datanya lebih kecil, maka bisa jadi i3-9100 ini bakal jadi CPU yang lebih potent tanpa adanya bottleneck.
Contoh Bottleneck
1. Bottleneck CPU
Tipe bonek yang paling umum dijumpai. Bottleneck CPU terjadi saat kemampuan CPU tidak bisa mengimbangi kecepatan proses GPU, sehingga terjadilah penurunan kinerja GPU. Seperti disebutkan pada analogi diatas, penurunan kinerja itu terjadi karena GPU harus menunggu CPU untuk menyelesaikan pemrosesan frame yang sudah diproses oleh GPU.
Dengan demikian, GPU yang harusnya bisa hasilin 150 fps saat maximum load jadi ketahan. Imbasnya, framerate yang dihasilkan cuman berkutat pada angka 62 fps aja, itupun juga beban game ke GPU cuman ada di angka 50% load.
2. Bottleneck HDD
Tipe bottleneck selanjutnya adalah bonek storage. Meskipun agak nggak umum, bottleneck storage ini masih kerap juga ditemui di PC modern, especially yang masih menggunakan HDD konvensional berkecepatan rendah.
Saat bonek storage terjadi, maka resources yang dibutuhkan oleh aplikasi/game akan terlambat dimuat, sehingga terjadi glitch seperti pada foto diatas. Efek lain dari storage bottleneck adalah stuttering atau framerate patah-patah yang sangat mengganggu.
Nggak banyak sih yang bisa kalian lakukan di bonek yang satu ini selain optimasi berkala seperti defrag HDD (itupun juga cuman buat langkah preventif biar nggak tambah parah aja). Satu-satunya cara yang paling mujarab untuk mengatasi hal ini adalah dengan mengganti hardware storage kalian dengan yang lebih mumpuni.
Cara Mengatasi Bottleneck
1. Kurangi Beban Pada Komponen Lemah
Langkah paling simpel untuk mengatasi bottleneck adalah dengan memberi beban lebih berat ke komponen yang lebih kuat. Maksud dari hal ini adalah, jika CPU kalian menghambat performa GPU kalian, maka tingkatkan settingan kualitas grafis dalam game sehingga beban GPU meningkat. Hal ini tentunya tidak akan meningkatkan framerate kalian, tetapi kalian bakal bisa menikmati gameplay yang lebih enak dilihat, dan juga stutter-free.
Proof dari statement ini bisa kalian lihat di kedua screenshot dibawah.
Kedua screenshot GTA 5 ini didapatkan dari settingan grafis yang sama pada resolusi 720p dan 1440p. Spek: i3 6100, GTX 1050 Ti.
Ada hal menarik pada komparasi 2 screenshot ini. Biasanya, kita bakal dapet tambahan FPS kalo kita nurunin kualitas gambar atau resolusi pada settingan game, tapi hal itu tidak terjadi disini. Itu karena CPU di sistem ini membottleneck GPU pada resolusi 720p, sedangkan pada resolusi 1440p keduanya sama-sama keteteran. Hal ini terlihat pada GPU usage yang hanya mencapai 86% pada 720p, sehingga di resolusi tersebut tidak ada tambahan FPS yang didapatkan.
Gampangnya, PC ini hanya mampu memainkan GTA 5 dengan FPS sekitar 80an, tidak peduli seberapa low settingan kamu karena CPU nya terlalu lemah untuk memproses FPS diatas itu.
Untuk kasus CPU yang lemah seperti ini, kalian juga bisa membantu meringankan beban penderitaan CPU kamu dengan cara menutup background apps. Klise emang, tapi ekstra 10% buat performa juga nggak rugi kan?
2. Overclocking
Jika itu belum cukup dan kalian masih ingin mengurangi tingkat ke bonek an sistem mu, maka satu-satunya cara yang tersisa selain upgrade adalah overclock. Dengan melakukan overclock, maka komponen PC kamu yang bottleneck akan bekerja dengan lebih cepat, sehingga harapannya efek bonek tersebut akan berkurang.
Tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan mengenai overclock ini, diantaranya:
- Pastikan komponen kalian bisa dioverclock. Nggak lucu juga kalo mau cobain overclock tapi komponennya sendiri ga support OC.
- Pastikan juga kalian ngga sayang garansi atau tetek bengek lainnya (yha walaupun
kalo ngga ketauanbiasanya ga gugurin garansi si). - Pastikan gimana caranya komponen yang kalian OC bisa stabil untuk digunakan daily, baik dari segi cooling maupun setting kalian ga bikin crash ngga jelas.
Perlu diingat pula bahwa hasil overclock sangat bergantung ama banyak faktor, termasuk kualitas chipset. Selain itu, peningkatan overclock juga ngga bakal mengubah Intel Atom kalian jadi sekenceng i9 secara ajaib. Jadi yha kalo emang komponen kalian bonek banget, satu satunya jawaban adalah…..
3. Upgrade
Kalau otak-atik setting dan overclock masih belum cukup maka satu-satunya cara yang bisa ditempuh untuk mengatasi bonek adalah upgrade PC kamu. Pastikan part yang akan kamu beli memiliki performa diatas komponen penyebab bottleneck sekarang (yaiyalah). Kamu bisa cari referensi spek anti bottleneck baik dari benchmark YouTube maupun tanya-tanya di group seperti yang dilakukan orang-orang di paragraf 1 artikel ini.
Selain itu, kalian juga bisa menggunakan jasa website bottleneck calculator untuk mengukur tingkat bottleneck sistem kamu. Walaupun jauh dari kata akurat, namun setidaknya jasa tersebut bisa kalian gunakan sebagai referensi untuk guesstimate.
Pro Tip: gunakan jasa simulasi build online untuk menakar budget kamu. Cara pakainya pernah kita bahas di artikel sebelumnya
Notes
Perlu diingat, jika kalian merasa FPS kalian seakan “tertahan” di angka tertentu tetapi GPU ataupun CPU kalian belum mencapai maximum load maka hal tersebut tidak bisa dibilang bottleneck. Kemungkinan besar, ada settingan semacam V-sync yang menahan FPS dan load CPU/GPU kalian di target FPS tertentu.
Bisa dilihat di ilustrasi diatas, load GPU kami pada saat screenshot diambil berada di angka 86%, yang berarti GPU tersebut belum mencapai potensi maksimalnya. Namun di sisi lain, load CPU di saat yang sama hanya mencapai 47%. menandakan bahwa sistem tidak bottleneck.
Hal itu berarti bahwa spek tersebut masih berpotensi mencapai FPS diatas 60, namun dengan diaktifkannya v-sync, performa CPU dan GPU dibatasi hingga target FPS tercapai saja. Ibarat kita naik motor, kalian ngga perlu gas pol juga kan kalo lagi jalan jalan santai.
Pembatasan seperti itu tentunya juga bukan tanpa alasan. Dengan diaktifkannya v-sync, kalian bisa memperpanjang umur komponen dengan harapan bahwa CPU dan GPU yang tidak digeber terus menerus akan lebih awet.
Kesimpulan
Jadi kiranya begitulah tentang bottleneck yang bisa kami sampaikan. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kalian, baik buat bacaan santai ataupun buat pencerahan bagi yang beneran lagi struggling ngurusin bottleneck.
Perlu diketahui, tingkat bottleneck suatu sistem bergantung besar pada aplikasi atau beban yang dijalani oleh sistem tersebut. Ada beberapa app atau games yang lebih membebankan tugas hanya pada CPU atau GPU saja. Fenomena tersebut bisa disebut dengan CPU bound atau GPU bound.
Lalu, apa artinya kedua istilah tersebut? kita bahas di artikel selanjutnya yessss…