Isi bukunya tidak Sesederhana dan se”Ngeres” yang kamu kira
Di video game, ada beberapa hal yang mungkin bisa membuatmu merasa termagnetisasi ketika memainkannya. Baik dari gameplay yang adiktif, kualitas visual yang memesona, maupun dari keatraktifan para karakter yang menjadikanmu selalu betah untuk menempelkan pantat kesayangan di atas tempat dudukan yang sejajar dengan layar.
Apabila membahas secara khusus tentang karakter di video game, pada dasarnya mereka memang harus tercipta secara menarik ataupun sememorable mungkin oleh sang developer. Akan tetapi, bila kamu mencoba menanyakan hal ini kepada seorang wanita yang bernama Laura Kate Dale, beliau nampaknya sangatlah begitu antusias sekali apabila membahas karakter-karakter tersebut dari sisi-sisi yang tidak akan pernah kamu duga sebelumnya.
Seringkali dianggap sebagai pembicaraan yang cukup tabu, kita semua sudah tahu bahwa seluruh karakter di video game dengan karakteristik yang seperti manusia, pasti memiliki satu bagian anggota tubuh yang berlokasikan di sebelah bawah belakang, yaitu “bokong”. Bagi Laura, bokong dari para karakter di video game menurutnya punya suatu esensi atau nilai yang dapat menginspirasi para gamer dan juga para developer yang menciptakanya.
Ia pun menuangkan pemikiran dan hasil analisisnya tentang bokong-bokong dari cukup sekian banyak karakter video game di dalam sebuah buku yang berjudul “Things I learned from Mario’s Butt“. Meski dalam bahasa Indonesia judulnya terlihat hanya menyinggung bokong dari karakter ikonik ciptaan Nintendo tersebut, Laura juga banyak mencurahkan isi pengetahuannya terhadap bokong dari para karakter-karakter lain, seperti Ellie dari Borderlands, Skull Kid (Legend of Zelda), Miranda (Mass effect), hingga Tracer (Overwatch) sekalipun.
Bermodalkan kemampuan jurnalistik yang cukup kritis lewat pengalamannya dalam menulis di halaman IGN, Polygon, hingga Kotaku, Laura mampu mendeskripsikan keselarasan fungsi dan tampilan bokong dari para karakter di video game secara teknis sekaligus terperinci. Hampir seluruhnya ia jelaskan tanpa membawa-bawa unsur fetish secara berlebihan. Contohnya seperti bokong Ellie di Borderlands yang memiliki makna untuk menunjukan rasa kepercayaan diri tinggi meski memiliki tubuh yang tak sempurna, atau Skull Kid yang ingin menggambarkan tindakan kenakalan yang biasa dilakukan oleh anak-anak.
Laura pun tetap mengakui bila ide tentang bokong tersebut memang awalnya muncul dari sebuah candaan. Namun, dari hal itu ia akhirnya mulai menyadari bahwa dari sebuah bokong, banyak hal yang bisa Laura petik dan kemukakan secara positif nan edukatif.
Dalam bukunya juga terdapat hasil wawancara kepada beberapa developer mengenai ciptaan bokong apa saja yang mereka sukai. Lalu ada pula review bokong tambahan dari seorang kritikus-kritikus lain di dunia video game seperti Jim Sterling, Zoe Quinn, dan masih banyak lagi. Laura tidak ketinggalan juga cukup niat dalam mengkonsep, mengilustrasikan dan mengemas bukunya secara lebih menarik, terutama dengan tebalnya yang mencapai 160 halaman dan total 40.000 kata dari 50 bokong karakter yang ingin Laura singgung.
Jika penasaran, kalian bisa membaca salah satu contoh ulasannya melalui link berikut. Setelah membaca, apakah pikiran kalian tentang keberadaan bokong di video game tiba-tiba menjadi agak beda dari biasanya ? hehehe……
Sumber: Unbound