OPINI

Kamen Rider Ex Aid dan Penyakit Game Dunia Nyata

Kamen rider ex aid merupakan serial kamen rider pada tahun 2016. tema yang diangkatnya juga cukup menarik yaitu mengangkat tema tentang game. Tokoh utamanya bernama hojo emu yang seorang dokter sekaligus gamer jenius. Tokoh utamanya sendiri menggambarkan adanya penggabungan tema yaitu kedokteran dan game. Hal ini berhubungan dengan musuh yang dihadapinya bernama bugster. Monster yang lahir dari penyakit virus game.

Mereka yang terjangkit virus bugster biasanya akan berubah menjadi monster dengan tema tertentu, misalnya game balap, tembak menembak, zombie, dll. Namun, virus itu juga dapat diubah menjadi kekuatan untuk melawan monster jahat tersebut.

Virus bugster juga digambarkan menjadi orang yang sakit terlebih dahulu, Kemudian, mereka berubah jadi monster atau malah menghilang dan mati. Pengidap virus bugster juga bisa menjangkiti orang yang dekat dengan game, bisa seorang gamer atau developer ataupun orang yang tak ada hubungannya sama sekali.

Serial ini ditayangkan saat industri game memang sedang menggeliat pesa. Terutama tempat serial ini ditayangkan yaitu jepang. Bahkan, digambarkan dari tiap karakter kamen ridernya yang mewakili berbagai jenis game. menariknya, setelah tamat pada tahun 2017 setahun kemudian who menetapkan penyakit game yaitu penyakit kecanduan game. Tentu saja, hal ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan kamen rider ex aid sebagai karya fiksi.

Penyakit game yang ditetapkan WHO adalah penyakit kecanduan game. Penyakit yang disebabkan karena kecanduan game. Penyakit dimana seorang gamer menjadi sangat kecanduan sampai mendahulukan game diatas segalanya.

Ada lagi penyakit gtp yang merupakan kepanjangan dari game transfer phenomena. Keadaan dimana seseorang dapat melihat hal-hal di dalam game muncul dalam dunia nyata. Misalnya melihat hp bar diatas kepala orang atau membayangkan lokasinya seperti peta dalam game.

Tidak hanya masalah visual tapi juga mempengaruhi indera lain. Misalnya, merasakan gamepad saat menyentuh sesuatu, seperti pulpen. Hal ini disebabkan karena pemain game bermain secara berulang-ulang, sehingga menimbulkan efek repetitif. sehingga banyak yang beranggapan bahwa hal ini juga dapat menyebabkan kekerasan akibat game.

Kasus ini, bahkan dihubungkan dengan kasus yang sempat viral yaitu kasus ryan donovan. Ia membunuh tiga orang anggotanya di angkatan laut. Ia juga dituduh terpengaruh oleh game grand theft auto alias gta, saat polisi menginvestigasi kasusnya.

Walaupun, sebenarnya kasus ini disebabkan oleh minuman keras yang diminumnya saat memegang senjata saat bekerja di angkatan laut. Kasus ini menjadi perdebatan dan dihubungkan dengan gtp. Padahal tidak ada bukti langsung dia membunuh karena game.

Masih ada kasus lain yang dianggap sebagai penyakit gamer seperti toxic gamer. Tidak ada definisi pasti, namun sering diartikan sebagai yasus yang lebih mengarah kepada kebiasaan berkata-kata negatif saat bermain game.

Masalah satu ini juga sering diidentikkan dengan cyberbullying. Terutama karena kata-kata yang dikeluarkannya berupa kata-kata negatif seperti kata-kata kotor, hinaan, kata-kata mesum, cacian, umpatan.

Cyberbullying sendiri sudah dianggap sesuatu yang cukup berbahaya dan mendapat banyak perhatian. Terutama telah jatuhnya korban seperti bunuh diri dan depresi. Masalah ini juga telah merambah dalam dunia game.

Hanya saja dalam industri game masih sedikit perhatian, terutama dari para gamer sendiri. Beberapa developer game telah melakukan langkah pelarangan toxic player, misalnya memban mereka yang sering toxic dengan jangka waktu tertentu.

Mungkin inilah yang paling mirip dengan bugster. Selain menyerang orang, ia juga dapat menular ke orang lain. Mereka yang terbiasa melihat gamer toxic, tanpa sadar bisa meniru tindakan tersebut, seolah sedang tertular penyakit. Kemudian, ia menyerang sekitarnya dengan kata-kata negatif tersebut.

Oleh karena itu, kamen rider ex aid hanyalah sebuah penggambaran dari kisah fiksi. Adapun kesamaan dengan kejadian dunia nyata tak menyebabkannya menjadi sesuatu yang benar, hal yang terpenting adalah kita dapat mengambil hikmah dari kisah tersebut, bahwa seorang gamer ketika terdapat yang salah pada dirinya harus berusaha memperbaiki atau menyembuhkannya.

 

Sumber:

Kompas Diakses pada tanggal 31 juli 2019 artikel dibuat 19/06/2018

Gamebrott

https://www.theguardian.com/t

Share
Published by
Aru Akasa

Recent Posts

Strategi Melawan Jenis-Jenis The Infected di The Last of Us Part 2

Naughty Dog akhirnya merilis sekuel kedua dari game The Last of Us pada Juni 2020…

3 years yang lalu

Turnamen Clash of clans Indonesia Champion Cup

Turnamen Clash of Clans Indonesia Champion Cup Season 2. Indonesia Champion Cup (ICC) kembali hadir.…

4 years yang lalu

CCG Baru Legends Of Runeterra

Seperti yang kita tahu, banyak game CCG (Collectible Card Game) yang mulai banyak keluar beberapa tahun ini seperti hearthstone,…

4 years yang lalu

Football Manager, Perspektif Berbeda Dari Game Sepak Bola Lainnya

Mungkin kebanyakan para penggemar game sepakbola lebih mengenal Pro Evolution Soccer dan FIFA sebagai salah…

4 years yang lalu