Tanpa Steam mereka takkan pernah ada.
Kontroversi Epic Games Store yang mengeksklusifkan beberapa developer pihak ketiga memang bisa dibilang cukup gila. Di satu sisi mereka memang menawarkan sejumlah uang fantastis yang membuat developer Super Meat Boy mengatakan bahwa akan cukup bodoh bagi mereka yang menolaknya. Namun di sisi lain, platform milik Epic Games tersebut jauh dari kata siap. Mereka bahkan tak bisa menepati janjinya dengan menghapus roadmap rencana mereka untuk merilis salah satu fiturnya. Tak sedikit developer dan publisher yang mulai berpindah dari Steam karena “model bisnis revolusioner” yang mereka tawarkan seperti yang pernah disebutkan Ubisoft. Namun masih banyak pula developer yang bertahan di Steam. Salah satunya adalah developer Everspace 2, Rockfish.
Berbicara dengan GamesIndustry, CEO Rockfish, Michael Schade menjelaskan bahwa mereka takkan meninggalkan Steam. Ia mengaku bahwa mereka ditawari oleh Epic Games untuk merilis sekuel Everspace 2 ke tokonya secara eksklusif. Namun, Rockfish menolaknya, karena meskipun tanpa Epic mereka takkan pernah ada, namun pada kenyataannya mereka juga takkan pernah ada tanpa kehadiran Steam.
(Tawaran Epic Games) tak masuk akal bagi keadaan kami saat ini. Kami membutuhkan fitur Early Access dan fitur lain, forum, update, dan semua infrastruktur (yang Steam miliki). Valve memiliki platform terbaik hingga saat ini, untuk developer indie yang ingin memasarkan gamenya. (Steam) miliki tools dan komunitas terbaik. Inilah yang kami butuhkan.
Schade juga konfirmasikan bahwa demo dua jam dari Everspace 2 akan bisa langsung dicoba oleh para backer setelah kampanye Kickstarternya berakhir.
Platform milik Valve tersebut memang masih belum sempurna berkat sulitnya untuk menemukan beberapa game, khususnya indie. Namun mereka masih berusaha untuk mengubah algoritma pencarian agar game indie yang belum tersorot juga mudah ditemukan.
Everspace 2 akan dirilis tahun 2021 mendatang di PC. Kamu bisa mengikuti beritanya melalui link berikut.
contact: akbar@gamebrott.com