Esports ? belakangan semua menjadi latah mendengar sebuah istilah yang sebelumnya cukup asing di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Namun perlahan-lahan justru terbalik, esports mulai diterima di Indonesia bahkan banyak yang melirik dan bertanya-tanya apa sebenarnya “esports” dan kenapa bisa menadi mainstream hingga dilirik oleh berbagai kalangan saat ini. Kali ini, kita akan membahas sebuah topik dimana esports memang tengah menjadi buah bibir di Indonesia bahkan di seluruh dunia dalam beberapa poin yang cukup menarik.
-
Daftar isi
Pendapatan tim/organisasi esports semakin menggila
Benar sekali, di poin pertama ini pendapatan tim/organisasi esports benar-benar menggila mengingat semakin banyak kompetisi-kompetisi dengan total hadiah yang menggiurkan. Bukan hanya dari kompetisi saja, tim/organisasi esports yang telah memiliki nama seperti sebut saja Cloud9, salah satu tim yang berlokasi di Amerika Serikat ini memiliki sumber pendapatan dari investasi $ 50 juta USD melalui Series B funding. Angka yang cukup besar untuk industri esports dan itupun masih belum termasuk dari kompetisi-kompetisi yang berhasil dimenangkan.
-
Kompetisi esports juga menggila dengan total hadiah yang ditawarkan
Dari tahun ke tahun kompetisi-kompetisi esports yang digelar di seluruh dunia ini mulai menghadirkan total hadiah yang begitu besar. Seperti kompetisi terbesar yang diselenggarakan oleh Valve untuk Dota 2 yaitu The International setiap tahun menawarkan total hadiah yang kian bertambah. Bahkan di tahun 2018 total hadiahnya sendiri mencapai sekitar $ 25,5 juta USD atau jika di rupiahkan mencapai 3,6 trilyun lebih. Bahkan baru-baru ini Epic Games berencana untuk menghadirkan kompetisi dalam skala besar untuk Fortnite dengan total hadiah yang mencapai $ 30 juta USD.
-
Publisher terus menghadirkan game kompetitif
I’m so overwhelmed right now, @PlayApex broke a million unique players in under 8 hours. ??????
Thank you so much for showing up and being part of this with @Respawn you are amazing!! pic.twitter.com/lvNgfwwKhl
— Vince Zampella (@VinceZampella) February 5, 2019
Sepanjang tahun 2018 hingga memasuki tahun 2019 game dengan genre battle royale mendominasi pasar industri game. Baik developer maupun publisher berlomba-lomba memanfaatkan tren yang tengah ramai di pasaran ini. Sebut saja PUBG, Fortnite hingga di awal tahun 2019 ini Respawn Entertainment membawa formula yang cukup fresh di hiruk pikuk battle royale dengan hadirnya Apex Legends. Dan ternyata Apex Legends juga diterima dengan sangat baik oleh para gamers bahkan hanya dalam kurun waktu kurang dari 8 jam Apex Legends sudah dimainkan lebih dari satu juta uniqe player.
-
Semua tertuju pada esports bahkan Pemerintah sekalipun
Beberapa negara maju dengan teknologi serta infrastruktur yang memadai mulai menjadikkan esports sebagai salah satu industri yang menjanjikkan. Sebut saja Korea Selatan, China, Amerika Serikat, Polandia, Russia dan masih banyak negara lainnya yang melahirkan organisasi maupun tim esports professional. Bukan hanya itu saja, pemerintah pun mendukung untuk terjun di dalamnya. Seperti yang dilakukan oleh pemerintah China dimana sudah mengakui secara resmi bahwa esports merupakan salah satu profesi. Sementara di Eropa, pemerintah Denmark dipermudah untuk pembuatan Visa bagi tim esports khususnya Astralis yang juga berasal dari negara yang sama. Bahkan Walikota setempat mengundang tim tersebut dalam perayaan Pancake Celebration sebagai bentuk pencapaian dari Astralis yang memiliki prestasi begitu banyak di seluruh dunia.
Sementara di Indonesia sendiri, beberapa kompetisi juga mulai dilirik oleh pemerintah dengan memberikan dukungan positif. Diantaranya ada kompetisi esports yang tengah ramai diperbincangkan saat ini dimana didukung langsung oleh pemerintah, seperti Indonesian Esports League dan Piala Presiden Esports.
-
Di tengah persaingan yang ketat tidak semua bisa bertahan
Sekali lagi, esports memang menjadi salah satu ladang bisnis bagi pengusaha-pengusaha yang mulai melirik industri ini. Namun perlu ditekankan bahwa dalam sebuah kompetisi tidak semuanya berjalan mulus. Baik tim yang professional dan memiliki prestasi yang dominan tak jarang di kondisi tertentu mereka justru terpuruk. Jika sebuah tim atau organisasi esports dalam kondisi yang benar-benar tidak prima prestasi pun semakin berkurang bahkan cederung tidak ada, apakah cukup pendapatan hanya dari investor maupun kerjasama dengan brand saja ?
Dari beberapa poin diatas kita dapat menyimpulkan bahwa esports memang tengah menjadi buah bibir dimana saja, tidak hanya di luar negri di Indonesia pun yang awalnya dipandang sebelah mata perlahan kini mulai diterima bahkan didukung oleh pemerintah. Mau tidak mau industri apapun yang bisa memberikan ladang penghasilan pasti dilirik bukan hanya oleh komunitas yang sudah masuk didalamnya, bahkan pihak dari luar pun bisa turut serta terjun didalamnya untuk mengincar pundi-pundi uang.
Dari sisi professional player juga memberikan keuntungan bagi pemain itu sendiri dimana dapat memberikan penghasilan yang fantastis jika berhasil memenangkan kompetisi dalam skala yang besar. Namun jika karirnya mulai memudar di dunia kompetitif mereka juga bisa beralhi sebagai coach atau mungkin menjadi streamer di beberapa platform dan tentunya masih bisa memberikan penghasilan terlebih jika penontonnya banyak.
source : estn