Fanatisme Terhadap Eksklusifitas – Bentuk Budaya Para Fanboy yang Tidak Sehat

hhh

Hasil gambar untuk pc ps4 xbox switch

Ada berbagai strategi yang diterapkan perusahaan untuk mencapai targetnya, dalam industri video game sendiri, strategi “eksklusifitas” menjadi salah satu cara yang paling ampuh. Mungkin banyak dari kalian bertanya-tanya, “mengapa harus ada game eksklusif pada suatu platform”? Seperti penjelasan kami sebelumnya, hal tersebut bisa dikatakan sebagai strategi untuk menggaet pasar para pemain secara segmented.

Hal tersebut umumnya diimplementasikan para perusahaan dari suatu platform, sebut saja seperti PlayStation, Xbox, Nintendo, dan PC. Pada ranah PC sendiri pun eksklusifitasnya pun sudah mulai debedakan lagi melalui platform penjualannya, mulai dari Steam, GOG, Epic Game Store, dan masih banyak lagi. Pada dasarnya, strategi penerapan eksklusifitas ini digunakan untuk menggaet para pemain agar memakai atau membeli suatu console atau platform yang memuat konten eksklusif.

Rata-rata, game eksklusif biasanya punya kualitas tinggi yang dapat memuaskan para gamer, sebagai contoh dalam hal ini, Sony PlayStation dan Nintendo punya banyak judul eksklusif yang jarang mengecewakan para pemainnya. Hal tersebut tentunya semakin menumbuhkan rasa “percaya” para gamer kepada para perusahaan yang menerapkan eksklusifitas tersebut.

Namun sayangnya, rasa kepercayaan tersebut sering kali menimbulkan efek yang berlebihan dikalangan para gamer yang kurang “dewasa”. Banyak diantara para gamer tersebut yang kini justru dibutakan fanatisme terhadap eksklusifitas pada suatu platform. Hal tersebut sering kali membuat para “fanboy” tersebut lebih “tertutup” dan enggan menerima produk lain yang tak muncul di platform yang mereka gunakan.

Jika dilihat melalui berbagai forum sosial media, perang eksklusifitas yang dikobarkan para fanboy dari masing-masing platform masih saja membara kuat. Para fanboy tersebut selalu memberikan argumen bahwa platform yang mereka gunakan merupakan yang terbaik (meski sebagian besar diantaranya belum pernah mencicipi platform lain selain yang digunakan saat ini).

Mengambil contoh kasus terbaru, seorang fanboy keras platform PS4 bahkan langsung membanting PCnya ketika “mantan” game eksklusif PS4 – Horizon Zero Dawn diumumkan tak lagi eksklusif dan menuju PC. Gamer bernama @THEAP99 tersebut merasa kecewa kepada sang developer – Guerilla Games, karena game eksklusif kesayangannya di PS4 akan juga dapat segera dinikmati melalui platform lain.

Memang saat ini ada beberapa game eksklusif PS4 yang telah atau akan dirilis di platform lain, seperti Detroit Beocme Human dan dan Death Stranding. Lantas, apakah ini salah Sony yang telah menghianati kepercayaan para fans terkait game eksklusifnya? Kami rasa tidak juga, sebelum diumumkan rilis di platform lain, beberapa game yang telah kami sebutkan tadi tetap pernah menyandang kata eksklusif di satu platform saja, meskipun itu hanya bersifat “timed exclusive”

Selain itu, kasus lain yang juga tak kalah besar adalah gerakan para pecinta portal Steam yang menentang keras eksistensi portal Epic Game Store. Gerakan para fanboy Steam tersebut adalah memboikot seluruh produk yang dijual di EGS. Alasan para fanboy Steam melakukan hal tersebut adalah, karena Epic Games menjalin kerjasama dengan para publisher agar merilis game mereka di PC secara eksklusif di portal penjualan EGS saja.

Tentunya melihat banyak kasus fanatisme seperti beberapa yang telah kami bahas diatas menunjukan bahwa banyak para fanboy masih belum cukup dewasa dalam menyikapi strategi eksklusifitas para perusahaan. Tentunya ini semua bukan salah perusahaan yang menerapkan strategi tersebut, namun para gamer yang masih tidak bisa menerima perbedaan sudut pandang.

Kami sendiri merasa bahwa budaya fanatisme terhadap eksklusifitas di kalangan masing-masing fanboy ini harus segera dihentikan. Sikap “toxic” tersebut secara tak langsung tentunya juga mencederai industri video game itu sendiri. Sebagai gamer, tentu kita semua memiliki hoby yang sama, melepas penat dunia nyata dengan sejenak masuk ke dunia game. Jadi, berhentilah berdebat, kita semua mencintai industri video game yang sama.

Seharusnya kita semua bisa lebih saling menghargai meskipun bermain di platform berbeda, punya selera yang berbeda, dan punya sudut pandang berbeda pula. Jatuh hati pada suatu platform yang menawarkan konten eksklusifitas keren itu boleh saja, asal tidak berlebihan dan merugikan orang lain. Teringat kata Patrick Star, “Pemujaan yang berlebihan itu tidak sehat……..ayo Jeffrey………..”.


Baca juga berita atau artikel menarik lainnya dari Author.

Contact: erenhartd@gamebrott.com

Exit mobile version