Setelah beberapa waktu lalu Sony menyuarakan kekhawatirannya tentang Microsoft akuisisi Activision-Blizzard, kini dua perusahaan besar di dunia tekno juga ingin ikut andil. Kali ini Alphabet Inc. atau yang biasa kita kenal dengan Google dan Nvidia Corp. juga ikut menyuarakan kekhawatirannya kepada FTC di Amerika Serikat.
Kedua perusahaan ini mengikuti jejak langkah Sony dalam mengutarakan kekhawatiran bila akuisisi ini berjalan sukses, akan terjadinya monopoli oleh Microsoft. FTC sendiri sudah menyerukan akan menuntut soal akuisisi tersebut bulan Desember tahun lalu.
Google dan Nvidia Suarakan Khawatir Soal Microsoft Akuisisi Activision Blizzard
Komisi perlindungan konsumen AS tersebut berargumen bila transaksi ini sukses akan menjadikan Microsoft memonopoli pasar game kedepannya. Kedua perusahaan pun punya argumen yang sama. Mereka mengekspresikan kekhawatiran dan satu suara dengan Sony yang sudah lebih dulu mengutarakan hal itu.
Alasan dari kedua perusahaan tersebut adalah Microsoft bisa saja akan mendapatkan manfaat secara tidak adil dalam aspek market untuk cloud, subscription, dan mobile gaming. Walau sebelumnya Microsoft sudah menyatakan secara publik jika mereka tidak akan mengeksklusifkan game-game Activision-Blizzard kedepannya. Sampai-sampai mereka memberikan contoh Minecraft tetap hadir di berbagai platform meski Mojang sudah resmi diakuisisi Microsoft beberapa tahun lalu.
Namun ketakutan ini bukan tanpa alasan, Microsoft memang bisa saja memberatkan saingan mereka untuk mendapatkan title game dari Activision-Blizzard. Terlebih lagi game seperti Call of Duty memang merupakan judul besar yang sangat populer dan mampu meraup keuntungan sangat masif.
Berbagai Pihak Khawatirkan Monopoli dari Microsoft
Google sendiri memang sudah menutup layanan Cloud gaming milik mereka, namun Nvidia sendiri masih punya layanan GeForce Now sebagai cloud gaming mereka. Tentu kekhawatiran monopoli dari perusahaan tersebut adalah hal yang cukup wajar.
Microsoft juga ditakutkan akan menguasai pasar game mobile setelah akuisisi tersebut. Game milik King yaitu Candy Crush memang merupakan judul berprofit besar. King sendiri memang berada dibawah naungan Activision Blizzard.
Sedangkan jawaban Microsoft terkait tuntutan sebelumnya malah menyebut jika pihak rival terlalu mengkhawatirkan yang tidak akan terjadi. Bahkan mereka sempat meragukan bila katalog game dari Activision sebegitu populernya.
Update terbaru: Persidangan dari FTC sendiri baru akan dimulai di bulan Agustus tahun ini. Sedangkan dari CMA Britania Raya dan lembaga sejenis dari Uni Eropa baru akan memberikan konklusi bulan April ini.
Yang jelas, masih belum ada titik terang dan dengan bergabungnya kedua perusahaan tersebut dalam pergumulan ini, sepertinya impian Microsoft untuk cepat-cepat merampungkan akuisisi ini harus dikubur dalam-dalam.
Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Tech atau artikel lainnya dari Andi. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.