Drama diantara Hideo Kojima dan Konami bukanlah sesuatu yang baru lagi di telinga gamer. Selama bertahun-tahun Kojima seakan tersiksa batin di akhir-akhir masanya bersama publisher game Jepang ini. Dan setelah lepas dari Konami, saga diantara kedua pihak masih berlanjut dengan kabar Konami persulit Kojima dan mantan karyawan mereka sendiri lewat berbagai cara. Dibalik semua berita buruk ini, masih ada kenangan yang tak terlupakan oleh Kojima di era emasnya bersama Konami.
Lewat Interview terbaru bersama website Toyokeizai (via Kotaku), Kojima ungkapkan beberapa hal yang dia takkan lupakan selama bersama Konami, namun yang paling berharga baginya yaitu diberikan kesempatan untuk membuat game yang dia mau.
“Yang saya hargai dari Konami adalah ketika saya mengajukan untuk membuat sesuatu, mereka perbolehkan saya… Saya tidak dipaksa oleh mereka untuk, ‘Kamu harus melakukannya seperti ini.’ “
Kojima bergabung dengan Konami pada 1986, masa dimana industri game mencoba bangkit kembali setelah insiden video game crash di tahun 1983. Pada saat itu satu tim developer hanya berisikan 5 orang saja, berbeda dengan sekarang yang bisa ratusan. Dengan tim yang sedikit ini, tentu saja perlu usaha yang lebih besar untuk selesaikan satu proyek. Kojima ungkapkan dirinya hanya tidur 3 jam tiap harinya saat itu.
Namun dirinya diberi lebih banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu yang dia mau meskipun baru berstatus sebagai karyawan baru. Dengan kebebasan yang diberikan oleh Konami, dirinya kini menjadi kreator dan director sebuah franchise besar yang dicintai banyak fans, dia bersyukur Konami telah berikan kesempatan besar serta kepercayaan kepada dirinya.
Kojima juga jelaskan akan proposal proyek baru yang berisikan tujuan, waktu development dan staff yang diperlukan selalu di-greenlight oleh Konami. “Karena semua itu, saya jadi orang seperti ini sekarang” jelas Kojima.
Masa-masa indah ini mungkin telah berakhir setelah konflik beruntun antara Kojima dengan Konami sekarang. Metal Gear Solid V: The Phantom Pain kemarin terlihat belum selesai tetapi dipaksa rilis karena deadline, dirinya tak diperbolehkan mengambil penghargaannya di The Game Awards, serta kesulitan lainnya setelah keluar dari Konami. Tetapi dibalik derita bersama Konami teserbut, Kojima tetap akui tak akan jadi seperti yang sekarang kita kenal apabila tidak ada Konami, definisi nyata dari “kacang tak lupa dengn kulitnya”.
Source: Kotaku