Disclaimer: Kami sebelumnya tidak merencanakan untuk mereviewnya sama sekali, namun akhirnya kami putuskan untuk mereviewnya setelah selesai dan memaksimalkan tiap level karakternya.
Membanggakan merupakan kata yang tepat untuk menggambarkan Legrand Legacy: Tale of the Fatebounds. Tak hanya menjadi salah satu awal terciptanya game “serius” dari Indonesia saja setelah Fallen Legion buatan Mintsphere. Ia juga berhasil hadirkan nostalgia bagi para pecinta JRPG klasik di luar sana dengan balutan nuansa lokal di dalamnya.
Kamu adalah Seorang Pejuang Hilang Ingatan
Game ini menceritakan tentang seorang budak hilang ingatan bernama Finn, yang bertempur di sebuah arena di mana ia tak boleh membunuh musuhnya. Sayang, ia berakhir membunuh musuhnya dan dihukum atas perbuatannya tersebut. Beruntungnya, seorang pak tua menyelamatkannya dan mengajaknya bertualang untuk sembuhkan putrinya. Dari sini, ia akan bertemu beberapa karakter baru yang akan terbentuk menjadi sebuah kelompok bernama Fatebounds. Dalam kepercayaan dunianya yang disebut dengan Legrand, Fatebounds dipercaya mampu hentikan perang yang terus berkecamuk di dunianya. Berhasilkah mereka menyelamatkan Legrand?
Nostalgia Campur Aduk
Gameplaynya miliki percampuran antara game-game JRPG klasik yang mungkin banyak kamu ketahui di masa lampau. Misalnya saja desain dunianya mirip dengan The Legend of Dragoon, dengan tiap titik pergantian map yang ditandai dengan panah hijau, lengkap dengan background-nya yang didesain dengan pre-rendered image layaknya background Final Fantasy VII.
Sementara battlenya yang disebut ACT atau Action Circle Tempo lebih condong antara percampuran Ring System milik Shadow Hearts dengan stylenya sendiri. Kamu harus menekan tombol yang ditampilkan tepat saat jarum memutar tepat di area merah atau kuning. Serangan karaktermu akan semakin besar apabila kamu bisa menekannya tepat di area kuning. Sementara akan miss apabila tidak menekannya sama sekali.
Selain serangan, kamu juga harus memikirkan strategi dan posisi tiap karakter, karena tiap musuh miliki elemen dan kelemahan senjatanya masing-masing. Terlebih tiap karakter hanya akan dibatasi dengan empat jenis item saja, yang tentunya membuatmu harus berpikir keras untuk mengalahkan musuhmu. Meskipun dilengkapi dengan special power seperti Arcana yang sangat kuat, namun kamu juga perlu menggunakannya secara bijak, mengingat boss di game ini terbilang cukup sulit untuk dikalahkan.
Tiap naik level kamu akan mendapatkan attribut points untuk meningkatkan status seperti STR, VIT, hingga LUK. Uniknya, saya menemukan bahwa meskipun senjata, level, dan statusmu sudah paling kuat, maka kamu takkan bisa lakukan “one-hit-kill” pada musuh kroco yang juga muncul di chapter yang kamu jalani saat itu. Entah mereka mengadaptasi sistem yang “mirip” dengan Final Fantasy VIII di mana naik level adalah hal yang sia-sia, atau memang dibuat seperti itu.
Elemen lain yang ditambahkan adalah hadirnya animasi komputer grafis, atau CG yang disebut FMV (Full Motion Video) yang pernah digunakan di game JRPG PlayStation pertama. Selain menambahkan atmosfir dunianya, FMV juga berikanmu gambaran bagaimana dunia Legrand Legacy beserta karakternya jika kamu temui di dunia nyata.
Di tengah cerita, kamu akan menemukan elemen peperangan taktis dan perekrutan karakter dalam sebuah kastil ala Suikoden. Kamu bisa mengambil quest untuk merekrut mereka. Sementara, peperangan ala game milik Konami yang diadaptasi di game ini disebut War Battle, yang mana akan memaksamu untuk mengendalikan jenderal perang untuk melawan musuh-musuhmu. Tiap jenderal miliki kekuatan dan kelemahannya masing-masing, lengkap dengan Arcana yang akan jadi senjata pamungkasnya apabila bar meternya telah penuh.
Tidak hanya itu saja, kamu juga bisa menikmati berbagai mini-game seperti memancing, bertempur melawan monster di mini-game Monster Buster, membantu Eris berbelanja, atau yang lain.