Punya “dendam” dengan mereka ?
Obsidian Entertainment kini telah resmi menjadi sebuah studio game first party milik Microsoft lewat pengakuisisian yang sudah diumumkan pada acara Xo18 kemarin. Dengan berhasilnya mereka menggaet Obsidian, Microsoft tentu punya semacam optimisme tinggi untuk bersaing kembali dengan Sony dalam memproduksi game-game eksklusif yang berkualitas.
Namun, kejadian pengakuisian tersebut rupanya juga menyimpan sebuah kontroversi yang bisa cukup menyita perhatian bagi pihak Microsoft, Obsidian, atau mungkin dari para gamer yang mengetahui. Hal itu semuanya berawal dari cuitan seorang pria bernama Chris Avellone.
Bagi kalian di sini yang tidak terlalu mengenal nama Chris Avellone, beliau adalah salah seorang pentolan Obsidian yang sempat berjasa sekali dalam membesarkan nama studio pengembang game Fallout New Vegas tersebut. Sebagai seorang game designer, ia dikenal atas jasa-jasanya sebagai otak utama dibalik pembuatan game-game seperti Fallout New Vegas, Star Wars KOTOR II, Pillars of Eternity, Alpha Protocol, Neverwinter Nights 2, dan masih banyak lagi. Sejak tahun 2015 kemarin, ia resmi keluar dari Obsidian dan lebih gemar membuat game-game secara freelance lewat kontribusi besarnya dalam mengembangkan game-game seperti Into the Breach, Prey, sampai Divinity: Original Sin II. Bahkan, ia saat ini sedang dipercaya menjadi seorang narrative designer untuk game Dying Light 2.
@XboxP3, if you ARE doing a deal with Obsidian Ent., I’d really, really look at Pillars of Eternity sales figures (which Fig has indirectly revealed this month, and tried to be cagey about it). Good devs there, terrible management – Hire the devs, fire the chaff at the top.
— Chris Avellone (@ChrisAvellone) November 7, 2018
Pada tanggal 7 November kemarin, Chris memberikan sebuah cuitan mengejutkan mengenai isu Microsoft yang kabarnya akan segera mengakuisisi Obsidian dalam waktu dekat ini. Di sana ia memberikan semacam “mention” khusus dan saran kepada Microsoft apabila mereka benar-benar jadi merekrut Obsidian, Microsoft sebaiknya harus melihat terlebih dahulu laporan dari hasil penjualan game Pillars of Eternity 2, terutama bila dibandingkan dengan modal yang harus dikeluarkan untuk membuat game tersebut melalui laporan dari pihak Fig selaku platform crowdfunding. Dimana seperti yang kita tahu, game RPG yang satu ini memang tidaklah terlalu laris di pasaran
So yeah, no – if your executives don’t love games? And they only love the profit of them – that’s not my world view as a developer. Would never work with them again as a result of that being their narrow world view.
— Chris Avellone (@ChrisAvellone) November 11, 2018
I don’t hate him at all I just have some valid objection to how he treats/ignores employees and his management style, esp. along gender lines. Scroll down: past the paid ad and intern (child-friend-of parent-friend-of-CEO) ad: https://t.co/vq5fIXygDg
— Chris Avellone (@ChrisAvellone) November 11, 2018
Selain itu, Chris juga menyarankan agar Microsoft segera memecat para eksekutif-eksekutif yang mendiami studio Obsidian. Karena menurutnya, studio tersebut punya bentuk manajemen yang sangatlah begitu korup dan gemar memerah serta memperlakukan para karyawannya secara semena-mena. Ia pun menjelaskan lebih lanjut bila mereka (para petinggi obsidian) adalah sekelompok orang yang lebih mementingkan profit ketimbang gamenya itu sendiri.
Chris sendiri mengaku punya hubungan yang amat sangat tidak sehat dengan para eksekutif Obsidian. Ia sama sekali tidak akan sudi bekerja kembali di Obsidian selama orang-orang yang dibencinya itu masih ada di sana. Dalam sebuah wawancara eksklusifnya dengan pihak Techraptor, Chris sempat secara terbuka menceritakan alasan mengenai kenapa dirinya keluar beserta dengan hal-hal yang selama ini menjadi sebuah masalah antara pihak dirinya dengan orang-orang “Atas” yang ada di Obsidian.
Ini menyangkut tentang transparansi perusahaan kami secara finansial. Karyawan kami dulu sempat rela membiayai segalanya dengan uang pribadi mereka agar perusahaan ini tidak jadi bangkrut. Di saat kami berhasil melalui periode krisis tersebut, mereka (para eksekutif) justru malah memanfaatkan uang dari para karyawan untuk pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu. Hal ini jujur membuat saya merasa tidak nyaman.
Ketika kondisi finansial kami kembali membaik, saya akhirnya meminta mereka untuk segera mengembalikan uang pribadi para karyawan yang sudah dialokasikan demi membuat perusahaan ini masih tetap hidup. Akan tetapi, mereka justru malah menolak dengan alasan bahwa secara teknis mereka tak menjanjikan apa-apa kepada para karyawan. Sungguh saya tak habis pikir, bagi saya ini bukan soal teknis, tapi hal yang secara etika harus dilakukan.
– Chris Avellone
Disamping itu, pihak Obsidian sendiri tak lama telah merilis satu video pengumuman tentang rasa bangga mereka bisa diangkat menjadi salah satu keluarga besar Microsoft. Mengenai benar atau tidak apa yang dikatakan Chris di atas, kita lihat saja bagaimana sepak terjang Obsidian dalam naungan Microsoft di tahun 2019 mendatang ? Semoga saja mereka masih mampu memberikan suatu hal positif untuk para penggemar dan kepada Chris Avellone itu sendiri.