Batasi Jumlah Akses Tweet, Ribuan Pengguna Twitter Laporkan Error Masal

Pengguna Twitter Laporkan Error

Salah satu situs media sosial ternama Twitter belakangan ini memang sering menuai kasus kontroversial. Semenjak pelaku bisnis Elon Musk mengambil alih perusahaan, banyak kebijakan baru yang justru menimbulkan protes dari para penggunannya.

Contohnya seperti peraturan terbaru berikut yang membatasi jumlah akses tweet ke setiap pengguna. Dibuatnya aturan baru ini memang memiliki alasan tertentu, namun respon yang didapat terhadap kebijakan nyatanya cukup negatif dimana banyak pengguna yang melaporkan error pada website.

Pengguna Twitter Laporkan Error Pasca Kebijakan Baru

Kebijakan Batasi Jumlah Akses Tweet Timbulkan Error Masal

Beberapa waktu lalu, Elon Musk baru saja umumkan kebijakan baru dimana pengguna Twitter akan dibatasi jumlah tweet yang dapat dilihat setiap harinya. Pembatasan tersebut dibagi menjadi 3 kategori, pengguna terverifikasi dibatasi 10,000 tweet/hari, pengguna tak terverifikasi sebanyak 1000 tweet/hari dan pengguna baru 500 tweet/hari.

Batasi Jumlah Akses Tweet, Ribuan Pengguna Twitter Laporkan Error Masal 4

Meski diklaim bertujuan untuk menghindari data scrapping dan system manipulation, nyatanya kebijakan baru ini menimbulkan masalah baru. Melalui situs Down Detector, terdapat lebih dari 1000 laporan Twitter error sejak 1 Juli lalu. Laporan tersebut juga kian meningkat hingga mencapai puncaknya pada 7,483 laporan error.

Elon Musk sendiri menyatakan bahwa peraturan baru ini hanyalah temporary atau bersifat sementara. Namun masih belum diketahui sampai kapan kebijakan akan berlangsung. Hingga kini, laporan error masih terus berlanjut, terutama pada versi aplikasi. Namun tak sedikit pula yang terlibat error melalui akses website.

Berbagai Kontroversi Elon Musk sejak Menjadi CEO Twitter

Berbagai Kontroversi Elon Musk sejak Menjadi CEO Twitter

Pada tahun 2022 lalu, Elon Musk umumkan bahwa dirinya beli perusahaan Twitter senilai 635 triliun. Berharap mengubah dinamika website menjadi lebih baik, namun nyatanya justru menimbulkan banyak kritikan dari para pengguna.

Kritik utama yang dilontarlan adalah kebijakan akun terverifikasi. Dimana sang pemilik perusahaan Tesla tersebut wajibkan pengguna untuk membayar biaya langganan agar akun dapat memiliki centang biru.

Ditambah lagi kasus mengenai sang CEO yang PHK masal banyak karyawan Twitter hingga sempat dijuluki sebagai Thanos Musk. Akibatnya banyak yang memberikan aksi protes, terbukti dari hasil voting dari pengguna Twitter yang menyetujui Elon Musk untuk undur diri sebagai CEO Twitter.

Kini, Elon Musk sudah resmi mengundurkan dari sebagai CEO dan digantikan oleh Linda Yaccarino. Namun dirinya kini tetap memnduduki posisi sebagai chairman yang fokus dalam product design dan new technology.


Baca juga artikel-artikel Gamebrott lainnya terkait Twitter serta berita terkini lainnya dari Lauda Ifram. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.

Exit mobile version