Player Call of Duty Warzone 2.0 – Salah satu kendala umum yang kerap terjadi dalam game multiplayer adalah sistem pay-to-win. Dengan artian bahwa developer memberikan keunggulan khusus kepada pemain melalui microtransaction. Sistem pay-to-win dianggap tidak adil karena membuat pemain berbayar memiliki daya saing lebih tinggi dibanding pemain umum.
Game Call of Duty Warzone 2.0 baru saja merilis musim terbaru melalui season 3 yang memperkenalkan banyak item kosmetik dam battle pass baru. Namun, terdapat item yang dianggap memiliki sistem pay-to-win dalam mode DMZ, lantas hal tersebut menimbulkan protes dari para fans.
Dianggap Pay-to-Win, Player Call of Duty Warzone 2.0 Keluhkan Sistem Baru dalam Game
Tanggal 12 April lalu tepat pada saat peluncuran Season 3 Call of Duty Warzone 2.0, Activision merilis item baru berupa cosmetic bundle yang bertajuk “DMZ Boost”. Di dalam bundle seharga $12 tersebut terdapat skin baru untuk operator Fender, blueprint untuk senjata SAKIN MG38 LMG, slot active duty, satu buah sticker dan satu bua emblem.
Dilansir dari PC Gamer, item yang baru saja dirilis ini ternyata memberikan keunggulan bagi yang memilikinya. Pemain yang menggunakan skin baru Fender secara langsung akan mendapatkan medium backpack dan juga cooldown penggunaan senjata LMG yang lebih singkat dibanding senjata versi gratis.
Tak heran apabila kini kehadiran DMZ Boost menimbulkan banyak kecaman dari para fans. Berbagai protes dan kritik tercurahkan melalui media sosial, terutama melalui platform Twitter. Mereka beranggapan bahwa DMZ boost merupakan sistem Pay-to-Win karena memberikan kelebihan khusus untuk penggunanya. Hingga kini, pihak Activision belum memberikan tanggapan resmi mengenai aksi protes para fans.
Microsoft Optimis Game Call of Duty di Nintendo Switch Bisa Dimainkan dengan Lancar
Terlepas dari berbagai kendala dan permasalahan, seri Call of Duty hingga kini masih menduduki salah satu franchise video game tersukses. Bahkan kini kesuksesan seri game FPS tersebut akan semakin diperluas dengan rilisnya game melalui platform Nintendo Switch.
Beberapa waktu lalu, Nintendo dan Activision resmi mengumumkan kerja sama 10 tahun demi menghadirkan game Call of Duty beserta seluruh kontennya di platform konsol Nintendo. Meski begitu, timbul skeptis akan konsol Nintendo seperti Switch yang diragukan mampu menjalankan game Call of Duty yang dikenal memiliki kapasitas yang cukup besar.
Menurut laporan dari UK’s Competition and Markets Authority, Microsoft selaku pemilik Activision menjelaskan bahwa mereka optimis bahwa game Call of Duty akan tetap berjalan dengan lancar di konsol Switch. Kabarnya Call of Duty akan melalui tahap optimisasi yang sama dengan port Switch lainnya seperti Crysis 3, Apex Legends, Doom Eternal dan Fortnite.
Semenjak akuisisi, Activision/Blizzard saat ini menjadi salah satu senjata utama Microsoft untuk bersaing dengan perusahaan gaming besar lainnya seperti Sony. Namun proses akuisisi masih terhambat, banyak pihak terutama Sony yang menganggap akuisisi sebagai tindak monopoli dan sabotase. Perseteruan yang menghambat menjadi alasan proses akuisisi masih belum rampung hingga kini.
Baca juga artikel-artikel lainnya terkait Call of Duty Warzone serta berita terkini lainnya dari Lauda Ifram. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com