Sepak terjang THQ Nordic di industri game bisa dibilang sangat gemilang, mereka bahkan telah banyak menggaet para developer bertalenta untuk bekerja dibawah benderannya. Selain membangkitkan segudang game lawas lewat proyek remake dan remastered, THQ Nordic bersama dengan para anak perusahaannya juga tetap konsisten meracik sequel dan judul baru.
Dari segudang franchise yang mereka miliki, Darksiders jadi salah satu ujung tombak bagi THQ Nordic. Meski sempat gagal pada seri ketigannya, mereka tetap tak menyerah pada franchise andalannya tersebut. Melalui judul terbarunya – Darksiders Genesis, THQ Nordic hendak menawarkan arah baru pada judul Darksiders.
Tak lagi diracik oleh Gunfire Games, Darksiders Genesis beralih tangan pada Airship Syndicate, yang memang masih tergolong hijau dalam industri game. Menjadi gabungan isometic plus Action RPG, sepintas Darksiders Genesis terlihat mirip dengan Diablo. Lantas apa yang Airship Syndicate tawarkan dalam game terbarunya kali ini? Review kali ini akan membahasnya lebih dalam lagi.
Daftar isi
Story
Perang Eden telah usai, pasca kiamat, para manusia telah ditempatkan di dunia baru untuk memulai kehidupan barunya yang jauh lebih damai. Masih mengisahkan keempat Horsemen of Apocalypse, tugas mereka kini adalah membawa keseimbangan pada alam semesta.
Namun, kini keseimbangan alam semesta terancam karena kemunculan sang raja iblis Lucifer. Ia berencana mengacaukan keseimbangan semesta agar dapat berkuasa. Tentunya para Horsemen sebagai jembatan keseimbangan tak akan membiarkan hal tersebut terjadi.
Namun sayangnya untuk menghentikan aksi Lucifer, mereka tak bisa melawan dengan kekuatan penuh karena absennya Death dan Fury yang tengah ditugaskan di tempat lain. Hanya Strife dan War saja yang tersisa, keduannya harus menyelamatkan semesta dari kehancuran, dan jalah satu-satunnya adalah mengalahkan Lucifer.
Strife dan War bekerja sama? tentu ini menjadi salah satu hal menarik, dimana watak Strife yang jenaka harus bekerjasama dengan adiknya yang bersifat dingin. Meski keduannya merupakan Horsemen yang tangguh, tetap saja perlu bantuan ekstra untuk menghadapi Lucifer. Mencari bantuan menjadi salah satu cara untuk mencapai kemenangan, mereka berdua akhirnya menyatukan kekuatan bersama dengan Samael – sang pangeran iblis sekaligus rival dari Lucifer.
Tentu tugas yang mereka emban saat ini tidaklah mudah, selain tanpa bantuan kedua Horsemen lainnya, Lucifer juga punya para pengikut yang tangguh. Demi mewujudkan rencana jahatnya, Lucifer mengulur waktu sembari bersembunyi dibalik para pengikutnya. Tentunya untuk memburu Lucifer, Strife dan War harus bekerjasama mencari informasi dan menghabisi para anak buah Lucifer.
Lantas mampukah Strife dan War menjalankan misi sucinya ini? Tantangan dan para iblis seperti apa sajakah yang akan mereka hadapi? Dan yang terpenting, akankah Lucifer berhasil menghancurkan keseimbangan dan menguasai semesta? Semua pertanyaan tersebut akan terjawab melalui Darksiders Genesis!
Gaya Penceritaan yang Kurang Solid
Diantara banyaknya elemen yang ada, sayangnya plot menjadi salah satu kekurangan Darksiders Genesis ini. Bisa dibilang alur yang tersaji terasa jauh lebih “ringan” dibanding ketiga seri sebelumnya. Sayangnya lagi, alur yang terasa kurang menarik tersebut semakin diperburuk dengan gaya penceritaan yang lemah.
Tak tersaji dalam berbagai cutscene menarik seperti di ketiga seri sebelumnya, rangkaian cerita yang ada justru hanya dibalut melalui deretan gambar berjalan dengan voice over. Tentunya ini menjadi suatu perombakan baru yang berakhir tak maksimal. Apalagi bagi kalian yang mengharapkan berbagai adegan epik ala judul-judul Darksiders sebelumnya, tentu akan kecewa pada seri kali ini.
Gameplay
Arah Baru yang Tak Kalah Seru!
Cukup mengejutkan melihat seri Darksiders yang banting setir ke arah baru melalui Darksiders Genesis ini. Lantas apakah perubahan baru ini bisa disambut baik? Dengan senang hati kami bisa menjawabnya sebagai “iya”, Darksiders Genesis punya segudang perombakan yang terasa lebih segar.
Beralih menjadi Isometric plus ARPG, gameplay yang ditawarkan merupakan perpaduan formula lawas sekaligus baru. Bagi kalian yang sempat mencicipi seri Darksiders sebelumnya akan tetap merasa familiar, namun disisi lain juga akan merasakan pengalaman baru melalui segudang perombakannya.
Darksiders Genesis tetaplah sebuah seri Darksiders yang menawarkan pengalaman hack & slash dengan segudang combo brutalnya, hanya saja, kini hal tersebut semakin lebih dibuat simple. Kalian dapat meggunakan berbagai skill serta elemen berbeda pada senjata kalian, yang nantinya dapat disesuaikan dengan gaya bermain kalian.
Antara Strife dan War tentu punya ability berbeda, War berfokus pada kemampuan pedang besarnya dengan range serangan jarak menengah. Sementara Strife dapat mengandalkan senjata berupa dagger dan pistol dengan kapasitas serangan jarak dekat dan jarak jauh.
Senjata dari kedua karakter tersebut dapat disematkan elemen, nantinya elemen tersebut akan menghadirkan berbagai skill berbeda. War, ia dapat mengubah elemen pedangnya menjadi bermacam-macam, mulai dari earthsplitter (tanah), flamebrand (api), rampage, dan lain sebagainya. Selain memberikan combo yang berbeda, tentunya kesemua elemen tersebut juga punya benefit untuk menghadapi para musuh tertentu, yang berelemen es misalnya, akan sangat efektif untuk dihadapi dengan api.
Sedangkan untuk Strife, tipe elemen untuknya datang pada amunisi yang ia gunakan, mengingat pistol merupakan senjata utama bagi Strife. Sama seperti War, tipe elemen yang digunakan cukup serupa dengan War, hanya saja ia lebih berfokus pada tipe serangan jarak jauh. Sedangkan serangan jarak dekatnya sama sekali tidak dibalut dengan tambahan ability maupun elemen khusus.
Seperti seri sebelumnya, berbagai ability maupun elemen khusus dapat diunlock seiring dengan progress yang berjalan. Namun seperti yang kami bilang sebelumnya, Darksiders Genesis ini dibuat dengan gameplay yang terasa lebih simple. Itu artinya berbagai skill tree yang dapat diakses tak akan sepadat seri-seri sebelumnya.
Namun bagi kami sendiri hal tersebut bukanlah masalah besar, mengingat kita dapat menggunakan kedua karakter berbeda di sepanjang permainan. Tentunya hal tersebut sudah cukup untuk memberikan experience gameplay pertarungan yang terasa padat dan bervariasi.
Menariknya lagi, seperti pada seri-seri sebelumnya, kalian juga dapat kembali menggunakan Chaos Form saat memerlukannya. Tentunya tidak sembarangan, kalian harus memenuhi bar indikator Chaos Form disebelah health bar. Form tersebut sangat berguna untuk dimanfaatkan dalam kondisi terdesak, dimana serangan dengan range luas plus damage besar akan siap untuk menghunjam para musuh yang menghadang.
Boss Fight yang Sayangnya Kurang Variatif
Berbicara mengenai Darksiders, tentu tak lengkap rasannya bila tak membahas soal boss fightnya. Seperti yang kita ketahui, satu daya tarik Darksiders adalah melalui deretan boss fightnya yang menarik. Namun sayangnya, dalam Darksiders Genesis ini Art Syndicate tak mampu mengeksekusi hal tersebut dengan matang.
Boss fight yang hadir terasa sangat kurang variasi, tak jarang setelah melewati berbagai stage, kalian akan tetap berhadapan dengan boss fight yang serupa. Terkadang bahkan yang membedakannya hanyalah warna kulitnya saja, ability serta gerakannya tetaplah sama.
Memang ada sebagian boss fight yang terlihat berbeda dengan desain yang keren pula, namun para boss fight yang menarik tersebut sangatlah terbatas jumlahnya. Selain itu, sayangnya hanya ada sedikit boss fight yang mampu menghadirkan tantangan. Rata-rata boss fight yang ada punya patern yang mudah ditebak dan tentunya cenderung mudah ditundukan, apalagi jika kalian memainkannya secara coop.
Hadirnya Fitur Co-op yang Terasa Menyegarkan
Seperti yang kita tahu, franchise Darksiders sangat identik dengan label single player dengan seorang tokoh saja yang dapat dimainkan di tiap serinya. Namun kini melalui Darksiders Genesis, Airship Syndicate hendak memberikan gebrakan yang terlihat lebih menarik.
Arah baru tersebut berakhir membawa judul terbaru Darksiders ini memiliki fitur co-op yang bisa diakses dua orang pemain.. Gebrakan anyar yang satu ini bisa dibilang terasa memberikan experience yang jauh lebih segar, dimana kini kalian dapat berpetualang bersama dengan teman secara online maupun offline dengan split screen.
Namun tentunya experience paling asik terasa berada pada mode split screen, dimana kita dapat berinteraksi langsung dengan teman atau saudara yang berada disebelah kita. Fitur offline split screen ini bisa dibilang merupakan salah satu fitur langka yang ada pada game-game zaman sekarang. Dan untungnya Darksiders Genesis mampu menghadirkan dan mengeksekusi fitur tersebut dengan sangat apik.
Soundtrack yang Match
Seperti yang kita ketahui, soundtrack merupakan salah satu formula utama dalam sebuah game. Dengan soundtrack yang tepat, maka atmosfir permainan yang tercipta bisa semakin terasa imersif. Apalagi untuk game bertema fantasy seperti Darksiders Genesis ini, tentunya dibutuhkan soundtack yang menggugah untuknya.
Kabar baiknya, tim komposer dari Airship Syndicate bisa melakukan tugasnya dengan baik. Darksiders Genesis mampu menyuguhkan segudang soundtack yang memperkuat atmosfir permainan. Memang tak membuat kami terniang-niang, namun soundtrack yang disuguhkan tetaplah terasa match dengan segala apa yang terjadi di sepanjang permainan.
Soundtacknya sendiri didominasi oleh alunan lagu yang epik dan menggebu, tentunya sangat selaras dengan berbagai skema pertarungan epik yang tersaji. Tiap stage dan boss fight punya alunan soundtacknya masing-masing, yang akan membuat pertarungan semakin terasa intens dan penuh adrenalin.
Visualualisasi yang Lebih Dipoles
Meski tak lagi jadi game berbasis third person, namun aspek visual yang tersaji masih tak jauh berbeda dengan Darksiders 3. Tetap menggunakan Unreal Engine 4, kualitas visual yang tersaji tetap masih familiar, namun bukan berarti bahwa visual yang tersaji sepenuhnya sama dengan seri sebelumnya.
Darksiders Genesis terasa punya kualitas visual yang lebih dipoles dan memanjakan mata. Beralih menjadi isometric, secara otomatis detail visual seperti partikel dan texture terlihat jauh lebih fokus dan jelas di layar monitor. Desain map yang tersaji terlihat lebih detail dan selaras dengan artstyle visual yang diusung, meski dengan sudut pandang dari atas.
Sementara dari visual efek pertarungan, Darksiders Genesis juga hadir dengan eksekusi apik, tiap hantaman, proyektil magis yang meluncur, hingga efek pertarungan lainnya tersaji dengan solid. Tentunya semakin membuat tiap pertarungan yang ada tak hanya terasa intens, namun juga colorful dan terlihat keren! Sebagai buktinya, kalian bisa melihat segudang screenshot yang telah kami abadikan disepanjang review kali ini.
Conclusion
Membanting setir ke arah baru, Darksiders Genesis kali ini benar-benar mampu menyuguhkan pengalaman Darksiders yang terasa tak kalah menarik dengan ketiga judul sebelumnya. Formulanya sebagai game isometric plus ARPG membuatnya merangkak ke arah baru yang lebih segar. Namun meski demikian, identitas yang sempat melekat pada ketiga seri sebelumnya tak sepenuhnya pudar pada seri kali ini, ada sebagian elemen positif yang tetap disematkan pada Darksiders Genesis ini.
Namun meski demikian, kami tetap tak bisa menganggap Darksiders Genesis sebagai sebuah karya baru yang sempurna. Masih ada beberapa kekurangan yang menggerogotinya, mulai dari masalah teknis seperti bug, hingga pembawaan cerita yang kurang menarik. Alur cerita yang dihadirkan terasa kurang spesial, belum lagi pembawaannya yang hanya berupa gambar bergerak dan bukannya cutscene sinematik.
Namun dibalik kekurangan tersebut, Darksiders Genesis tetaplah sebuah game Darksiders baru yang punya cita rasa baru yang lebih menarik. Sangat cocok bagi kalian yang mengharapkan peleburan antara Darksiders plus Diablo, apalagi bagi kalian pecinta co-op split screen, Darksiders Genesis ini akan menghadirkan keseruan selama berjam-jam lamanya.
Baca juga berita atau artikel menarik lainnya dari Author.
Contact: erenhartd@gamebrott.com