12 tahun adalah jumlah usia yang kini sedang dimiliki oleh franchise game Marvel Ultimate Alliance. Game action RPG ini sempat populer pada zamannya. Karena dalam momen tertentu, harapan para penggemar untuk bisa berpetualang dengan menggunakan kombinasi-kombinasi skuad superhero Marvel yang mereka idamkan dapat terwujud.
Kebetulan sudah hampir 10 tahun lamanya kita sudah jarang mendengar keberadaan game semacam ini. Terutama ketika kita melihat perannya yang seolah-olah sudah mulai terganti oleh beragam game-game superhero Marvel yang sudah kamu ketahui di platform mobile. Namun, kehadiran Marvel Ultimate Alliance 3: The Black Order yang baru saja rilis eksklusif di Switch pada tanggal 19 Juli kemarin justru bisa menjadi sebuah pertanda yang menarik.
Dengan IP-nya yang kini tidak lagi dipegang oleh Activision, Team Ninja dari Koei Tecmo nampak punya misi yang tidaklah mudah dalam merilis Marvel Ultimate Alliance 3. Karena dalam berbagai skala yang ada, game yang satu ini pun nantinya juga akan siap untuk disandingkan dengan game Avengers buatan Square Enix yang memang digarap dengan lebih ambisius.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, kira-kira bagaimanakah kualitas yang bisa Team Ninja tawarkan dalam menghidupkan kembali franchise Marvel Ultimate Alliance pada seri ketiganya ini ? Apakah betul-betul mampu menjawab tantangan zaman dari begitu maraknya game-game Marvel yang telah banyak mengudara, atau malah bisa menjadi satu antklimaks yang betul-betul tidak diharapkan oleh Nintendo selaku publisher ? Berikut adalah review kami tentang game Marvel Ultimate Alliance 3.
Daftar isi
Game yang sangat “MCU” ?
Dari tampak luar, Marvel Ultimate Alliance 3: The Black Order seakan telah mengambil satu arah yang begitu berbeda dibandingkan seri-seri pendahulunya. Alih-alih menunjukan kesan yang cukup berat nan serius, MUA 3 kali ini hadir dengan pembawaan cerita yang lebih penuh kehangatan dan kebersamaan. Bila kamu familiar dengan Anime-anime yang berbumbu shonen ataupun Film Marvel buatan MCU, tentu kamu tak akan terlalu bingung dalam melihat padanan kisah yang ingin diukirkan oleh Marvel Ultimate Alliance 3.
Sesuai dengan tambahan judul “Black order” yang menjadi tagline utama, cerita di dalam game ini akan lebih berfokus pada keberadaan Thanos, kelima anak buahnya, dan Infinity Stones. Sedangkan kamu sendiri, jelas akan berperan sebagai puluhan superhero yang siap bersatu dalam mencegah Thanos mendapatkan keenam infinity Stones sembari sibuk melawan beragam para penjahat ikonik Marvel lain yang ikut menghadang.
Jumlah Roster – peningkatan dari sebelumnya
Ingat, Marvel Ultimate Alliance bukanlah game yang bisa disamakan dengan Marvel Future Fight. Jumlah roster yang bisa kamu mainkan memang sangat terbatas bila dikomparasi dalam standar keseluruhan dunia marvel. Namun jika dibandingkan dengan seri-seri sebelumnya yang memiliki sekitar 20 lebih karakter playable, Marvel Ultimate Alliance 3 sudah punya usaha yang luar biasa dalam meningkatkan jumlah rosternya.
Secara default, ada 36 karakter superhero playable yang tersebar dari penjuru seri-seri komik Marvel populer baik itu dari Avengers, Guardian of Galaxy, The Defenders, Spider-man, sampai ke X-Men, dan masih banyak lagi. Hal ini pun belum ditambah juga dari hero-hero ekstra yang ada di dalam konten DLC berbayar (expansion pass) dan gratisnya.
Yang paling luar biasa, saya sangat mengapresiasi usaha Team Ninja maupun Nintendo yang bisa menghadirkan sejumlah hero-hero marvel yang tergolong cukup kekinian seperti Kamala Khan, Miles Morales, Spider-Gwen, hingga Elsa Bloodstone. Keberadaan mereka jelas sangat mendorong game ini agar nampak semakin relevan di hadapan para pemainnya.
Orientasi Combat lebih stylish, namun…..
Tidak hanya nuansanya saja yang kini dibuat lebih berbeda, Aspeknya combatnya pun seolah juga jauh semakin ditata dengan penuh aksi. Efek hingga animasi skill serangan dari para heronya ditampilkan secara menggelegar dan biasa memegang peranan penting dalam setiap pertempuran. Terutama dalam memaksimalkan penggunaan serangan skill gabungan antar hero dalam synergy skill. Selain mekanisme sinergi, ada pula sebuah jurus pamungkas (extreme attack) dari tiap karakter yang uniknya dapat disinergikan pula dengan jurus extreme dari 3 karakter ally-mu demi menghasilkan damage yang super gila.
Akan tetapi, usaha untuk membuat aspek tawurannya menjadi lebih estetik sayangnya tidaklah begitu sejalan dengan variasi kombo serangan normal yang dihadirkan pada game ini. Beda dengan seri MUA 1 dan 2 yang memiliki beragam varian combo serangan normal dan heavy yang kaya fungsi, MUA 3 hanya memiliki 1 string penuh combo dalam bagian normal attack. Heavy attacknya sendiri hanya berkesan sebagai sentuhan combo pelengkap dengan fungsi yang cukup minim. Sehingga pada dasarnya, heavy attack paling sering hanya dipakai untuk menurunkan guard meter musuh demi membuatnya stagger yang berujung stun.
Walau masih tetap mempertahankan sudut pandang kamera top down dan sistem party-nya yang berjumlah 4 orang, Marvel Ultimate Alliance 3 telah sukses menghadirkan satu inovasi penting dimana kamu dapat mengubah sudut pandang kamera gameplay agar menjadi lebih third-person melalui settingan Heroic view. Terutama demi memberikan suatu fokus yang begitu intim terhadap karakter yang kamu kendalikan.
Namun pengaplikasiannya sendiri harus diakui tidaklah terlalu sempurna. Bila kamu berada di dalam sudut-sudut area, terkadang kamera tidak dapat menangkap posisi karaktermu dengan jelas sehingga membuat sudut pandangnya dapat menyulitkan situasimu.
Aspek RPG-nya tak terlalu menginspirasi.
Sebagai game RPG, MUA 3 punya beragam mekanika yang bagi saya pribadi tak terlalu memberi sejumlah inovasi yang berarti. Beberapa aspek yang mungkin paling penting disini adalah meningkatkan level jurus skill dan pemanfaatan fitur Alliance Enhancement ala “sphere grid” yang dapat mengupgrade secara permanen stats para timmu. Fitur ISO-8 sendiri lebih berperan sebagai semacam equipment loot. Namun dengan bentuk pengelolaan yang bisa membuatmu cepat capek dalam mengurusnya.
Sistem untuk menaikkan level karakter di dalam game ini juga boleh dibilang terkesan grindy, apalagi bila kamu adalah tipe pemain yang gemar bergonta-ganti tim. Meski ada satu opsi untuk menaikkan level karakter secara instan dengan menggunakan XP cube, ketersediaannya sendiri harus diakui lumayan langka. Sebagai game RPG dengan konsep party, jangan lupa bila Marvel Ultimate Alliance masih tetap setia menyajikan sistem passive “team bonuses” dari tiap hero-hero yang sekiranya memiliki kaitan tertentu dalam skuad yang kamu bangun.
Gameplay Linear dengan checkpoint sebagai “hub”
Petualanganmu dalam menjelajahi beragam area di game ini boleh dibilang sangatlah linear. Bahkan, desain level maupun puzzlenya saja saya anggap betul-betul dikemas secara jauh lebih simpel dan ringkas dibanding game-game MUA sebelumnya. Walaupun begitu, Team Ninja masih tetap mau menghadirkan sejumlah collectables loot rahasia yang kadang bisa kamu lewatkan apabila kamu kurang teliti.
Simpel dan linearnya level desain dari Marvel Ultimate Alliance 3 uniknya juga berdampak pada munculnya berjibun Shield Point atau checkpoint yang kadang juga berfungsi sebagai selayaknya hub. Maksudnya, selain dari bisanya kamu mengganti anggota timmu, menyimpan data permainan, ataupun mengupgrade beragam perbekalan skuadmu, kamu juga punya pilihan untuk bisa berbicara dengan para superhero ataupun NPC hero yang kebetulan ada di tempat dan memiliki kaitan dengan misi yang sedang kamu jalani.
Namun sama persis dengan MUA 1 maupun 2, kamu hanya akan berinteraksi dengan mereka dalam sudut pandang yang netral sebagai sang player. Bukan dalam sudut pandang dari hero yang kamu kendalikan. Kamu bisa merefresh kembali latar belakang cerita dari misimu beserta dengan informasi mengenai asal-usul hero atau NPC yang kamu ajak bicara. Bahkan bila sempat terlewat, Team Ninja menyediakan fitur “chapter select” antar checkpoint demi mengunjungi kembali misi-misi yang ingin kamu ulangi.
Kaya akan berbagai boss battle dan cutscene yang “pecah”
Menurut saya pribadi, ini adalah daya pikat terkuat dari Marvel Ultimate Alliance 3. Team Ninja memang adalah sosok developer yang sangat berpengalaman dalam menciptakan serangkaian boss battle dan cutscene yang siap menggugah adrenalinmu sebagai pecinta superhero. Pada dasarnya, game ini punya berjibun boss yang sebagian membutuhkan sejumlah mekanisme-mekanisme unik demi mengalahkannya. Demikian pula dari gimmick-gimmick serangan pamungkas yang sudah mereka persiapkan untukmu.
Seperti ketika kamu diberi petunjuk melempar suatu objek ke hadapan sang boss, memancingnya untuk menyerang suatu spot tertentu, hingga menghindari berbagai isyarat hitbox area serangan yang siap para boss eksekusikan kepadamu, semuanya seakan betul-betul memaksa kalian untuk selalu berpikir atau minimal tidak bertindak “ngasal” dalam menghadapi mereka.
Sementara cutscene ceritanya pun juga berhasil dibawakan secara matang dan amat mendukung atmosfer kisah heroik yang ditampakkan oleh para karakter-karaktermu. Tiap narasi adegannya betul-betul diracik dengan cukup maksimal, hingga sebagian ada yang berkesan seperti layaknya menonton film animasi otentik MCU.
Infinity Rift – Konten untuk mencari tantangan, grinding, dan hal-hal menarik lain
Tentu akan membosankan jika game ini hanya menawarkan story campaign sebagai satu-satunya mode bermain. Dalam Marvel Ultimate Alliance 3, kamu bisa menikmati satu tambahan konten sampingan yang bernama Infinity Rift. Ada banyak esensi yang bisa kamu terima meski kebanyakan misinya nampak hanya mengulangi pertarungan melawan boss atau musuh minion di mode main story dengan berbagai aturan modifier yang lebih menantang.
Boleh dibilang juga berperan sebagai konten end-game, kamu bisa mendapat sejumlah kostum alternatif dan tambahan 4 karakter hero yang hanya bisa dibuka melalui mode ini. Selain Infinity Rift, Team Ninja tak ketinggalan juga ikut menghadirkan semacam fitur new game+ dengan adanya tambahan tingkat difficulty yang lebih tinggi dan menyeramkan.
Mode multiplayer co-op yang lengkap
Jika kamu bosan bermain sendiri, Marvel Ultimate Alliance 3 telah menyediakan satu sarana refreshing yang betul-betul seru lewat fitur multiplayernya. Tidak main-main, kapasitas modenya sendiri bisa dibilang cukup lengkap walau hanya sebatas co-op saja. Dimulai dari couch co-op (satu switch dimainkan 2-4 orang), local co-op secara wireless (via wlan), hingga online matchmaking (wajib berlangganan Nintendo Online) sekalipun sama-sama bisa kamu nikmati di sana. Bahkan, kamu dapat mengkombinasikan ketiga modelnya sekaligus.
Kesimpulan
Sebagai game yang berani dipasarkan eksklusif di konsol Nintendo Switch, daya jual dari game Marvel Ultimate Alliance 3 memang sama sekali tidak terletak pada penyajian visualnya. Namun lebih kepada esensi gameplay yang ingin Nintendo dan Team Ninja tuangkan walau masih belum sempurna. Harus diakui, sebagian fans Marvel mungkin ada yang kecewa ketika melihat game ini hadir dengan nuansa yang agak berbeda dari ekspetasi mereka. Secara pribadi, saya sendiri tidak dalam mempermasalahkan hal tersebut secara emosional.
bagi saya, Marvel Ultimate Alliance 3 telah cukup sukses memberikan satu nafas segar bagi para penggemar yang sudah lama menantikan hadirnya game superhero Marvel yang tak berkesan full online maupun pay to win. Sembari kamu menunggu hingga membandingkan apakah game ini jauh lebih baik dari Marvel’s Avengers buatan Square Enix, Marvel Ultimate Alliance 3 bisa saya pastikan adalah satu opsi menarik untuk kamu yang cukup akrab dengan dunia superhero Marvel, dan kebetulan baru saja teracuni oleh kemegahan konsol Nintendo Switch.