Sekelompok Wartawan Jerman Lakukan Eksperimen Kecepatan Internet vs Kuda

internet vs kuda

Internet kini bisa dibilang menjadi salah satu kebutuhan utama masyarakat di zaman now, terutama di tengah pandemi COVID-19 yang membuat tidak sedikit orang harus bekerja lewat rumah. Namun sayang, internet cepat seolah-olah menjadi sebuah “kemewahan” yang agaknya belum dirasakan banyak orang, seperti mereka yang tinggal di daerah jauh dari perkotaan misalnya.

Belakangan, sekelompok wartawan dari majalah WOLL asal Jerman mencoba lakukan eksperimen yang tidak biasa, yakni mencari tahu mana yang lebih cepat; mengirimkan data berukuran cukup besar lewat internet di daerah kecil bernama Schmallenberg-Oberkirchen atau metode tradisional dengan mengirimkannya langsung memakai kuda. Spoiler: tim kuda menang.

Data berupa foto berukuran sekitar 4.5 GB ini dimuat dalam keping DVD dan diserahkan kepada beberapa pengendara kuda, kemudian menempuh jarak perjalanan sekitar 10 kilometer dengan melewati jalur khusus. Ketika sampai di tujuan, tim internet ternyata masih belum selesai mengemban tugasnya. Mereka memutuskan untuk menunggu sekitar satu jam lagi, namun tim internet bisa dibilang masih jauh dari kata tuntas, bahkan ketika tim sudah kembali ke kandang.

Melansir dari WDR, fotografer Klaus-Peter Kappest selaku bagian dari kelompok eksperimen ini mengaku kesal karena walau rumahnya sudah terlewati infrastruktur kabel optik, ia masih belum bisa menikmati layanan internet yang lebih cepat. Kappest menjelaskan bahwa ia tak kunjung mendapatkan jadwal pemasangan dari ISP yang bersangkutan — Deutsche Telekom selama delapan bulan terakhir (red). Setelah berita ini terbit, pihak ISP memberikan penjelasan bahwa terdapat penundaan pada pengerjaan kabel utama di daerah Schmallenberg-Oberkirchen, namun Kappest (seharusnya) sudah bisa mem-booking janji untuk jadwal pemasangan semenjak bulan Januari 2021 lalu (red).

Berbicara sedikit soal internet cepat, Indonesia bisa dibilang belum memiliki persebaran internet yang merata, terlepas dari pemerintah yang beberapa tahun belakangan ini ikut-ikutan menggemborkan industri empat titik nol. Koneksi cepat pun sayangnya cenderung hanya dinikmati di kota-kota besar saja, itupun seringkali tidak stabil dan jarang ada solusi permanen dari pihak ISP.

Gamebrott pun sempat menjadi salah satu korban atas tidak memuaskannya layanan internet dari ISP plat merah. Walau sudah berkali-kali memanggil teknisi, kendala internet masih sering terjadi. Kami pun sempat membuatkan artikel khusus terkait minimnya pilihan layanan internet di Indonesia. Dan sama seperti Deutsche Telekom, sang ISP yang bersangkutan tetiba mengirimkan teknisinya tanpa janjian dan menangani kendalanya lebih serius setelah artikel tersebut viral.


Baca juga informasi menarik terkait Internet atau artikel keren lainnya dari Andy Julianto. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com

Exit mobile version