South Park: The Fractured But Whole adalah iterasi kedua dari seri pertamanya, South Park: The Stick of Truth yang dirilis tahun 2014 yang lalu. Ubisoft dan Kreator South Park, Trey Parker dan Matt Stone mengatakan bahwa dalam seri ini mereka akan mengeluarkan semua ide humor “nyeleneh”-nya untuk dimasukkan dalam gamenya. Namun, mampukah Ubisoft membuat game ini lebih baik dibanding Stick of Truth buatan Obsidian yang sangat piawai membuat game RPG? Berikut review dan pendapat kami mengenai game ini.
Parodi, mungkin itulah yang bisa merepresentasikan seri video game South Park milik Ubisoft. Jika pada seri sebelumnya game ini memarodikan game RPG dan seri film Lord of the Rings. Pada seri terbarunya kali ini, The Fractured But Whole sengaja parodikan film adaptasi komik super hero Amerika, Marvel dan DC.
Game ini menceritakan Eric Cartman yang membuat permainannya sendiri, yaitu permainan ala super hero. Ia berencana membuat franchise super heronya sendiri untuk tayang di Netflix dengan menggunakan uang hadiah yang akan didapatkannya dari mencari kucing yang hilang. Kamu akan bermain sebagai anak baru yang tergabung dengan grup superhero milik Cartman, Coon and Friends. Kamu akan menjelajahi dunia South Park yang penuh humor kontroversial untuk menemukan kucing yang hilang tersebut.
Selain parodikan superhero, gamenya banyak parodikan kultur pop barat dan seringkali sindir keadaan masyarakat barat saat ini. Beberapa di antaranya adalah tingkat kesulitan yang direpresentasikan oleh warna kulit karaktermu. Putih mewakilkan tingkat kesulitan mudah, dan hitam mewakilkan tingkat kesulitan yang sangat sulit. Tingkat kesulitan game ini akan membatasi seberapa banyak uang atau exp yang akan kamu dapatkan setiap selesai battle.
Masih sama seperti seri sebelumnya, kamu bisa gunakan beberapa kemampuanmu di dunia South Park untuk memecahkan puzzle yang ada. Misalnya memanggil temanmu untuk membantumu menyingkirkan lava. Atau, melempar kembang api untuk menyalakan tabung gas dan meledakkannya menggunakan kentutmu.
Battlenya yang tactical membuat permainannya lebih bervariasi. Kamu tidak hanya akan memikirkan strategi posisi mana yang baik untuk karaktermu, namun juga bagaimana caranya memanfaatkan berbagai aksesoris field yang ada. Misalnya saja gentong yang mudah terbakar dan lain sebagainya. Fitur ultimate saat battle juga akan sangat membantumu dalam saat genting. Misalnya saja saat musuhmu terlalu banyak atau terdapat musuh yang memiliki HP yang cukup besar. Sayangnya, setiap karakternya hanya bisa menyerang ke depan, kecuali ia miliki skill dengan petak ke atas dan ke bawah.
Armor dan equipment kini digantikan oleh Artefak. Tiap artefak miliki kemampuannya sendiri untuk menambah status karaktermu, mulai dari ultimate recovery, hingga knockdown damage bonus. Hal ini membuat kostum menjadi sebuah kosmetik untuk mempercantik penampilan karaktermu.
Unsur crafting akan jadikan keuntunganmu untuk mengalahkan banyak musuh di game ini. Kamu bisa membuat artefak, makanan, potion, hingga item penting untuk memperkuat kekuatan kentutmu. Judul “The Fractured But Whole” sengaja dibuat untuk memperdalam mekanisme kentut di game ini. Kini kamu bisa menggunakan kentut tidak hanya untuk menyerang musuhmu, namun menghentikan waktu, terbang ke tempat yang tak bisa dijangkau. Hingga memanggil kloning masa lalumu untuk membantumu saat battle.
User interface-nya di desain dengan sangat rapi dan modern, membuat game ini semakin etis untuk dipandang. Sistem multiclass dalam game ini akan buat setiap battle-mu menjadi lebih mudah. Kamu mampu miliki hingga empat class dan mengganti tiap skillmu dengan skill yang dimiliki tiap class yang kamu punya. Membuat karaktermu tidak hanya menjadi attacker saja, namun juga mampu menjadi healer.
Musik game ini benar-benar keren dan menyatu dengan tema superhero yang diambil. Ia mampu merepresentasikan kegagahan pertempuran superhero layaknya film superhero ala Marvel dan DC. Beberapa musik mungkin akan mengingatkanmu pada musik Spiderman atau superhero lain dengan ciri khasnya yang unik.
Sayangnya banyaknya perubahan yang cukup rapi tersebut tidak diimbangi dengan story dan humor-nya yang tidak cukup tepat sasaran seperti seri terdahulunya. Ceritanya akan menggiringmu ke banyak konflik yang tidak begitu menarik, sebelum konflik utama ceritanya yaitu mencari kucing. Cerita musuh awal terasa hanya menjadi selingan sebelum memasuki cerita utama. Endingnya menurut saya terasa terburu-buru, seolah mengatakan bahwa Ubisoft ingin kamu membeli season pass yang mereka berikan.
Beberapa humor sindiran memang sangat lengkap, namun tidak begitu terasa. Jika harus dibandingkan, beberapa karakter utama atau sampingan yang pada seri sebelumnya miliki banyak humor sindiran yang kental dan tepat sasaran, namun di seri ini justru terasa garing. Sebut saja Cartman dengan selera humor bodoh dan absurdnya yang menurut saya hanya mengisi sekitar 5-10% saja dari game ini. Nyaris 70-80% dari peletakan humor yang diberikan game ini tertahan di tengah dan terasa cukup garing. Namun hal ini kembali pada masing-masing individu, karena selera humor tiap orang berbeda-beda. Mungkin saja bagi saya yang sudah memainkan seri pertamanya tidak begitu berasa, namun bagimu justru sebaliknya.
South Park The Fractured But Whole berikan banyak inovasi baru dari segi mekanisme gameplay, namun cukup jatuh dari segi story dan peletakan humornya. Game yang dibuat selama kurang lebih dua tahun ini memang tidak sehebat seri pertamanya yang sempurna dan telah dikerjakan selama lima tahun. Namun masih bisa dikatakan cukup menghibur bagi kamu yang menyukai serial kartun South Park.