Booming AI belakangan ini sepertinya sudah tidak lagi bisa terbendung. Tidak hanya digunakan oleh korporasi atau industri kreatif saja, AI juga digunakan oleh khalayak umum dalam kehidupan sehari-hari mereka. Tapi, seberapa bolehnya kita bergantung pada teknologi tersebut?
Bahaya Bersosialisasi dengan AI, Pakar Kesehatan Sebut AI Tidak Boleh Gantikan Peran Manusia

Menurut Kasley Killam, seorang pakar kesehatan dan penulis buku tentang kesehatan sosial mengungkapkan kalau kecanduan dengan AI sebagai bentuk hubungan personal dan sosial bisa berkemungkinan membawa dampak buruk.
Dalam sebuah panel di SXSW Conference di Austin, Amerika Serikat, Kasley katakan kalau AI bisa saja memiliki benefit jika digunakan untuk belajar berinteraksi. Ia juga tambahkan kalau teknologi tersebut seharusnya digunakan untuk menambah wawasan dan bukan untuk menggantikan koneksi kita di dunia nyata.
Menurutnya, dia sangat skeptis kalau AI bisa membantu manusia meningkatkan kemampuan sosial mereka. Baginya, perusahaan AI banyak yang memasarkan AI untuk bisa berperan sebagai pendamping untuk belajar bercakap dan meningkatkan skill sosial lainnya.
AI Sebagai Teman dan Pacar Dinilai Berbahaya

Kasley sendiri menyadari kalau sudah ada banyak sekali pengguna yang menjadikan AI sebagai teman, pacar, suami, dan istri. Baginya, hal ini dalam satu sisi cukup mengkhawatirkan karena kita sudah menciptakan budaya dimana manusia membutuhkan AI sebagai pendamping mereka.
Tapi, jika AI dimaksud hanya sebatas sebagai pelengkap saja dan bukan bertujuan untuk menggantikan posisi manusia dalam kehidupan sosialnya maka akan tidak bermasalah, ungkap Kasley. Masalah baru akan muncul jika AI tersebut menjadi satu-satunya sumber yang mereka percaya. Gimana menurutmu?
Dapatkan informasi keren di Gamebrott terkait Tech atau artikel sejenis yang tidak kalah seru dari Andi. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com.