Begini Analisa Para Pengamat Kawakan tentang Isu Microsoft dalam Mengakuisisi EA

Ea buy microsoft

Ekslusivitas bagaikan hantu bagi Microsoft

Ekslusivitas adalah salah satu elemen penting yang harus diperhatikan para pengembang dalam memasarkan produknya. Tanpanya, akan cukup sulit untuk menciptakan suatu brand yang sekiranya dapat memberikan pengaruh besar bagi para konsumen. Hal ini tampaknya menjadi suatu masalah yang harus dihadapi Microsoft dalam memasarkan konsolnya, dikarenakan Sony dan Nintendo sendiri sudah semakin melangkah lebih maju dari segi rekognisi. Microsoft memang perlu sedikit melakukan pembenahan guna tetap menjaga laju persaingan dengan dua kompetitor besarnya.

Pembenahan seperti apakah yang dimaksud ? melihat kondisi Microsoft yang sedang mengalami kesulitan dalam memproduksi sejumlah game-game eksklusif untuk Xbox One, belakangan beredar rumor bahwa Microsoft berencana untuk mengakuisisi beberapa publisher dan korporasi besar guna bisa mendukung terciptanya banyak judul-judul game yang khusus dirilis hanya untuk konsol Xbox One.

EA disebut-sebut sebagai target incaran Microsoft yang paling utama disamping Valve ataupun PUBG Corp yang juga masuk dalam radar Microsoft. Namun kenyataannya masih belum ada kabar lebih lanjut mengenai sepak terjang Microsoft dalam misinya untuk mengakuisisi korporat-korporat raksasa tersebut. Microsoft justru akhirnya malah membuat sebuah langkah kejutan dengan mengakuisisi sebuah perusahaan layanan cloud gaming, yaitu Playfab. 

Kata Mereka tentang isu tersebut

Menanggapi rumor tersebut, kira-kira bagaimana apabila kita melihat fenomena ini dalam sudut pandang para analis-analis profesional di bidang industri video game ? Jika membahas khusus mengenai peluang Microsoft dalam menggaet EA, David Cole selaku pemilik dari DFC Intelligence justru menilai bahwa langkah Microsoft ini terlalu sulit untuk bisa terealisasi.

David menjelaskan jika EA mempunyai semacam market value di kisaran sekitar 35 miliar USD. Lalu beliau juga mengimbuhkan bahwa apabila ada banyak pihak yang tahu jika sekarang ini Microsoft sedang melakukan pendekatan dengan EA, maka saham EA dipastikan akan naik berkali-kali lipat secara drastis, belum ditambah dengan potensi munculnya masalah yang terkait dengan undang-undang persaingan (antitrust). David menilai cukup berat bagi Microsoft dalam membeli perusahaan besar seperti EA. Ia merasa Microsoft tidak mempunyai rekam jejak yang bagus dalam hal ini, tak ketinggalan David lalu mengambil contoh Bungie yang pada saat itu sempat diakuisisi Microsoft di tahun 2000 namun akhirnya harus lepas di tahun 2007.

Senada dengan David, Michael Pachter selaku analis dari Wedbush Securities juga agak meragukan kapabilitas Microsoft dalam mengakuisisi EA. Dengan alasan bahwa EA saat ini juga fokus dalam mengambil pangsa pasar di konsol PS4. Menurut Michael, pendapatan EA jauh lebih banyak diperoleh dari para pengguna konsol milik Sony dibanding dengan platform milik Microsoft. Tentunya EA pastinya akan keberatan jika lebih dari 50% pendapatannya terpotong akibat mereka tidak bisa lagi mengeruk uang dari platform kompetitornya. Lalu perlu diingat bahwa beberapa Intellectual Property milik EA juga memiliki lisensi resmi dari brand ternama seperti FIFA dan Disney. Michael pastinya sangat tidak yakin jika Disney dan FIFA akan mau begitu saja melihat game kesayangannya dibuat secara eksklusif hanya untuk satu platform.

Buat kamu yang pengen topup Google Play, Steam Wallet, PlayStation Network, ataupun Nintendo eShop yang paling murah dan terjamin, coba cek RRQ TopUp ya! Jangan lupa juga, gunakan kode voucher “GAMEBROTT” di RRQ TopUp untuk dapet potongan harga spesial buat kamu.

selain memberikan analisanya soal Microsoft, Michael juga memberikan saran bahwa sebaiknya Microsoft meniru langkah-langkah yang biasa dilakukan oleh Sony, yaitu dengan rajin melakukan lobi terhadap developer-developer indie potensial. Menurutnya Microsoft secara amannya perlu untuk melakukan langkah ini meski prosesnya membutuhkan waktu lama.

My Opinion

Nah melihat pendapat dari 2 profesional di atas, kira-kira bagaimana menurut kalian ? apakah sebaiknya Microsoft tetap berusaha untuk melobi EA, atau mulai mencoba beralih ke korporat lain seperti Valve maupun PUBG Corp ?

Kalau menurut saya secara pribadi mengikuti saran dari Michael Pachter mungkin bisa jadi solusi yang terbaik bagi microsoft. Namun, pengakuisisian Playfab juga seharusnya bisa dimanfaatkan Microsoft semaksimal mungkin dalam menciptakan sebuah inovasi baru di bidang cloud gaming. Contohnya seperti membuat game ataupun pengembangan fitur-fitur eksklusif yang hanya bisa dimainkan lewat layanan cloud gaming, ataupun memodif fitur Xbox One agar bisa mendukung secara maksimal penggunaan cloud gaming.

Jadi pada intinya microsoft tidak perlu harus terpaku pada pakem game eksklusif jika sebenarnya mereka mampu untuk mengembangkan sesuatu yang eksklusif.

Sumber: Polygon, Forbes

Exit mobile version