IGRS – Pada acara IGDX kemarin, Komdigi secara resmi telah meluncurkan (kembali?) sistem rating untuk video game bernama Indonesia Game Rating System (IGRS). Tentunya kehadiran sistem rating ini menimbulkan pro dan kontra di kalangan gamer.
Beberapa gamer mendukung kehadiran sistem ini karena dinilai menjadi pelindung generasi masa depan Indonesia. Namun, di sisi lain, tidak sedikit juga gamer yang kontra dan menganggap hal ini menjadi penghalang pengembangan industri gaming.
Dan pada artikel kali ini, Gamebrott akan membahas mengenai IGRS dan apakah sistem ini jadi pelindung bagi gamer Indonesia, ataukah justru menjadi penghalang bagi gamer dan industri game?
Daftar isi
Apa itu IGRS?
![[OPINI] IGRS, Jadi Pelindung Atau Jadi Penghalang? 2 Apa itu IGRS](https://gamebrott.com/wp-content/uploads/2025/10/Apa-itu-IGRS-1024x576.webp)
IGRS atau Indonesia Game Rating System adalah sistem rating yang memberikan penilaian dan klasifikasi terhadap video game yang dijual atau dipublikasi di Indonesia. Kurang lebih, sistem rating ini sama seperti ESRB, PEGI, dan rating lainnya.
Menariknya, sistem rating ini sudah pernah hadir pada tahun 2016 lalu dibawah naungan Menkominfo. Namun, badan ini tidak begitu berjalan pada tahun 2024 meskipun telah membuat peraturan baru mengenai klasifikasi video game.
Dan pada tahun 2025 ini di acara IGDX, sistem rating tersebut kembali rilis dan berada dibawah naungan kementrian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang merupakan nama baru dari Kominfo.
Indonesia sendiri memiliki norma-norma yang berlaku di masyarakat yang berbeda dengan budaya luar negeri pada umumnya sehingga disinilah yang membuat IGRS hadir untuk memberikan klasifikasi berdasarkan nilai-nilai yang ada di kebudayaan Indonesia.
Klasifikasi Rating dari IGRS
![[OPINI] IGRS, Jadi Pelindung Atau Jadi Penghalang? 3 Klasifikasi Umur IGRS](https://gamebrott.com/wp-content/uploads/2025/10/Klasifikasi-Umur-IGRS-1024x576.webp)
Berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika pada tahun 2024, tepatnya Permen Kominfo No 2 tahun 2024 yang membahas tentang klasifikasi gim, terdapat 5 kategori bagi video game yang hadir di Indonesia.
Klasifikasi tersebut didasarkan dari pengelompokan usia yaitu Usia 3+, 7+, 13+, 15+, dan 18+. Dan jika sebuah game menampilkan dan/atau memperdengarkan pornografi, kegiatan pertaruhan (Judi), dan melanggar ketentuan perundang-undangan, maka game tersebut tidak dapat diklasifikasi oleh IGRS.
Untuk lebih lengkapnya, kamu dapat melihat artikel penulis mengenai detail klasifikasi game yang ada di IGRS pada tahun 2024 atau bisa melihat langsung di situs resmi Indonesia Game Rating System untuk versi terbarunya.
Apakah IGRS Merupakan Hal yang Bagus?
![[OPINI] IGRS, Jadi Pelindung Atau Jadi Penghalang? 4 Bisa Jadi Pelindung Bagi Anak-Anak](https://gamebrott.com/wp-content/uploads/2025/10/Bisa-Jadi-Pelindung-Bagi-Anak-Anak-1024x576.webp)
Jika berbicara “on paper”, tentunya IGRS ini merupakan hal yang bagus. Menurut penulis, adanya sistem rating ini akan membuat game-game yang beredar di indonesia menjadi lebih aman dikonsumsi oleh berbagai golongan terutama anak-anak.
Sistem rating ini juga akan menjadi acuan bagi orang tua agar dapat memantau dan memilih video game yang dimainkan oleh anak mereka dan membuat anak-anak tidak terpengaruh hal-hal yang belum seharusnya mereka lihat/lakukan.
Dan untuk para developer/publisher game, sistem rating ini akan membuat game mereka secara sah dapat beredar di Indonesia dan tidak perlu takut akan adanya permasalahan baru seperti pemblokiran sepihak dan masalah lainnya.
Untuk mendaftar sistem rating ini pun “katanya” cukup mudah dimana Developer atau Publisher dapat mengisi kuisioner dan membagikan Screenshot atau Video Gameplay yang nantinya akan dilihat.
Setelah mengisi kuisioner, akan ada rating sementara yang dapat dipegang oleh Developer atau Publisher sembari menunggu hasil akhir pengecekan. Selain dengan sistem, memang IGRS juga memiliki moderasi dengan tenaga manusia agar lebih efektif dan menghindari pengelabuan penilaian yang dilakukan oleh Developer atau Publisher nakal.
Apakah Developer Ingin Mengikuti IGRS?
![[OPINI] IGRS, Jadi Pelindung Atau Jadi Penghalang? 5 Prediksi Pasar Gaming Indonesia oleh iMarc](https://gamebrott.com/wp-content/uploads/2025/10/Prediksi-Pasar-Gaming-Indonesia-oleh-iMarc-1024x576.webp)
Para pengembang game tentunya ingin memasuki pasar Indonesia yang “sangat besar” ini. Rockstar saja mampu menghapus fitur-fitur yang tidak cocok di Timur Tengah, tentunya mereka dapat menyesuaikan game-game mereka untuk Indonesia.
Tak hanya Timur Tengah, Cina sendiri juga memiliki klasifikasi yang ketat seperti pembatasan konten yang menyangkut penyembahan setan, konten darah, dan kekerasan berlebihan. Dan tentunya banyak developer yang mengikutinya.
Sekali lagi, secara “teori”, dengan pasar gaming Indonesia yang sangat besar ini, tentunya para developer juga ingin masuk ke pasar tersebut dan mendapat keuntungan seperti layaknya industri pada umumnya.
Tapi, Apakah Kenyataannya Seperti Itu?
![[OPINI] IGRS, Jadi Pelindung Atau Jadi Penghalang? 6 Sumber Allcorect Games dan InCorp Jelaskan Didominasi oleh Mobile](https://gamebrott.com/wp-content/uploads/2025/10/Sumber-Allcorect-Games-dan-InCorp-Jelaskan-Didominasi-oleh-Mobile-1024x576.webp)
Tapi, apakah teori-teori ini akan terjadi di Indonesia? Mari kita bahas lebih detail sehingga kita dapat menyimpulkan apakah ini menjadi regulasi yang melindungi, ataukah justru menjadi penghalang.
Untuk membuat banyak orang tua tahu akan kehadiran sistem rating ini, perlu adanya sosialisasi. Tak hanya orang tua saja, sosialisasi juga harus berjalan di kalangan anak muda terutama gamer.
Dan mengenai apakah developer dan publisher akan mengikuti sistem rating ini, terdapat beberapa hal yang menjadi iya dan tidak. Mari kita bicara sekilas tentang pasar game di Indonesia terlebih dahulu.
Memang, Indonesia memiliki pasar yang sangat besar. Dengan jumlah penduduk tertinggi nomor 4 di dunia, serta budaya gaming yang kini sangat umum, ini menjadi “lahan basah”. Namun, kenyataannya tidak seperti itu.
Meskipun dengan jumlah gamer yang sangat besar, tingkat konsumsi gamer Indonesia untuk membeli sebuah game masih cukup rendah dimana game Free-to-Play masih menjadi pilihan bagi gamer. Bahkan, pembajakan pun masih tinggi.
Pasar Indonesia masih sangat didominasi oleh game mobile dan Free-To-Play sehingga platform seperti PC, Konsol, dan game berbayar ini sangat rendah angkanya dibanding game gratis.
Mungkin, untuk game sekelas Mobile Legends, Roblox, dan Valorant misalnya akan mengikuti sistem rating ini. Namun untuk game berbayar misalnya seperti GTA atau game-game yang “terindikasi” tidak lolos klasifikasi ini bisa memilih untuk tidak mengedarkan gamenya di sini.
Lah, kan GTA V saja mau masuk ke timur tengah dengan menghapus fitur kasino? Region tersebut memang memiliki pasar yang lebih kecil dari Indonesia, namun menurut penulis, segmen pasar gaming konsol dan game berbayar mereka lebih besar sehingga Developer dan Publisher masih ingin mengikutinya.
Bisa Jadi Penghalang?
![[OPINI] IGRS, Jadi Pelindung Atau Jadi Penghalang? 7 Bisa jadi Penghalang](https://gamebrott.com/wp-content/uploads/2025/10/Bisa-jadi-Penghalang-1024x576.webp)
IGRS bisa saja menjadi penghalang dalam industri video game karena jika melihat dari Permen No 2 tahun 2024, cukup banyak game yang naik 1 tingkat rating di klasifikasi IGRS dari ESRB.
Sebagai contoh, Among Us yang memiliki rating Everyone di ESRB kini bisa masuk dalam kategori 13+ di IGRS. Bahkan, Baldur’s Gate 3 bisa masuk dalam kategori “Refused Classification” dengan alasan adanya konten seksual, padahal game ini memiliki rating Mature di ESRB.
Dengan perbandingan diatas, dapat dipastikan mayoritas game akan mendapat rating yang lebih tinggi dari ESRB dan bahkan mendapat “Refused Classification” sehingga tidak dapat beredar di Indonesia.
Ini membuat banyak pengembang menjadi harus bekerja ekstra untuk menyesuaikan game mereka dengan klasifikasi yang “cukup ketat” ini. Dan bisa saja para pembuat game ini memilih untuk “bodoh amat” dan cabut dari pasar Indonesia.
Harapan Terhadap IGRS
![[OPINI] IGRS, Jadi Pelindung Atau Jadi Penghalang? 8 Berharap Jangan Terlalu Membatasi](https://gamebrott.com/wp-content/uploads/2025/10/Berharap-Jangan-Terlalu-Membatasi-1024x576.webp)
Menurut penulis secara pribadi, IGRS ini merupakan salah satu langkah yang baik untuk memberikan klasifikasi terhadap video game yang kini menjadi salah satu bentuk hiburan paling populer di masyarakat.
Penulis berharap agar sistem rating ini tidak menjadi penghalang bagi para gamer untuk menikmati hobi atau hiburan mereka. Penghalang yang dimaksud adalah sistem birokrasi yang sulit, dan bahkan klasifikasi yang terlalu berlebihan.
Risikonya tentu saja, jika banyak game yang mendapat “Refused Classification” dan tidak dapat beredar di Indonesia, banyak gamer yang akan tetap mencoba untuk mengakses game tersebut secara ilegal.
Maka pergerakan di komunitas game selama ini yang mulai membuat gamer perlahan-lahan membeli game original menjadi sia-sia. Mungkin ini terdengar “hiperbola”, namun tidak menutup kemungkinan hal ini bisa terjadi.
Jadi, Apakah IGRS ini menjadi pelindung untuk masyarakat? Tentu saja. Apakah akan menjadi penghalang? Juga bisa, jika hal-hal yang disebutkan diatas terjadi. Tapi ini sih hanya opini penulis saja ya.
Bagaimana Menurutmu, Brott? Apakah ini menjadi hal yang baik, ataukah buruk?
Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Opini atau artikel lainnya dari Javier Ferdano. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com
![[OPINI] IGRS, Jadi Pelindung Atau Jadi Penghalang? 1 Opini IGRS](https://gamebrott.com/wp-content/uploads/2025/10/Opini-IGRS-750x375.webp)

![[Opini] Jika Cloudflare Diblokir Komdigi, Situs Apa Saja yang Berpotensi Kena Dampaknya? 17 Cloudflare Komdigi](https://gamebrott.com/wp-content/uploads/2025/11/Jika-Cloudflare-Diblokir-Komdigi-Situs-Apa-Saja-yang-Berpotensi-Kena-Dampaknya-Header-350x250.webp)














