Standar Spesifikasi PC Gaming – Kemampuan untuk dapat menjalankan bermacam aplikasi dan game zaman now tentunya merupakan impian gamer dan kreator dalam membuat konten yang senantiasa update.
Kehadiran dari standar untuk sebuah PC gaming yang dibuat oleh komunitas dan untuk komunitas, menciptakan ‘meta’ tersendiri untuk memutuskan bagus atau tidaknya kemampuan komputer yang dimiliki.
Tentunya akan menarik bila kita mengulik lebih lanjut terkait standar spesifikasi PC gaming tersebut, dan alasan mengapa bisa naik drastis dari tahun-tahun sebelumnya, bukan?
Lalui opini ini, penulis akan coba ajakmu membahas tolak ukur kemampuan dari PC gaming yang umum digunakan untuk dapat memainkan game kekinian, yang entah mengapa lompat jauh dari tahun-tahun sebelumnya.
Disclaimer:
Artikel ini merupakan opini yang berdasarkan oleh pengamatan dan pengalaman penulis di dunia komputer, dan bukan berdasarkan ‘meta’ di komunitas, namun dipastikan akan relevan dengan standar zaman now.
Daftar isi
Memangnya Gimana Standar Spesifikasi PC Gaming Tahun 2023?
Sebenarnya, di dunia komputer tidak ada yang namanya standar spesifikasi PC gaming, dikarenakan kebutuhan komputasi tiap individu dipastikan tidak akan pernah sama, apalagi gaming.
Ada yang gunakan komputer untuk mendengarkan musik sembari beraktivitas, ada yang gunakan komputer untuk membaca komik, ada yang murni untuk main game saja, dan bahkan ada yang gunakannya untuk menunjang produktivitas pemakainya.
Jadi, sebenarnya agak salah untuk memaksakan dan menstandarisasi sebuah PC, terutama zaman now yang mana aktivitasnya tidak hanya berkutat di game saja.
Namun, tidak ada salahnya juga untuk memberikan standar untuk saat ini guna memudahkanmu mendapatkan performa yang diinginkan dan sesuai harapan. Karena tetap saja pada akhirnya komputer memadai akan mampu menunjang produktivitasmu secara keseluruhan.
Prosesor Wajib Delapan Core?
Hal pertama yang akan kita bahas tentunya tidak lain tdan tidak bukan adalah standar prosesor untuk dapat dengan mudahnya memproses sekian banyaknya komputasi untuk menjamin aplikasi maupun game yang kita mainkan tidak mengalami kendala.
Penulis mengamati standar spek PC gaming di tahun ini, khususnya prosesor haruslah memiliki enam core minimal, atau delapan core supaya lebih baik. Hal ini dikarenakan bermacam faktor, di antaranya game dan aplikasi yang saat ini makin menuntut kemampuan komputasi yang kian kompleks.
Lantas, gimana dengan prosesor yang hanya memiliki dua core atau bahkan empat core? Jawabannya sudah bisa kalian tebak, akan habis dimakan zaman bila kalian termasuk gamer atau kreator yang memang cukup aktif gunakan aplikasi kekinian.
Walau demikian, untuk gaming tipis-tipis dan pada resolusi 1080P rata kiri, seharusnya bermacam game dapat dengan mudah diatasi oleh kemampuan komputasi yang dihadirkan oleh prosesor ini, baik Intel atau AMD.
GTX Sudah Punah, Sekarang Zamannya RTX
Kembali ke topik utama, tentunya di antara kalian ada yang bertanya-tanya alasan di balik standar PC di tahun 2023 ini benar-benar naik dan berbeda ketimbang tahun sebelumnya. Gak usah jauh-jauh nostalgianya, tentunya kalian masih ingat masa-masa GTX 1000 Series dan AMD RX 500 Series, bukan?
Iya, dulunya VGA GTX 1080 Ti menjadi primadona, bahkan sempat mendominasi pasar VGA dikarenakan tidak ada yang mampu menandinginya dalam olah visual. Bahkan jagoan dari AMD, RX 590 pun masih harus bertekuk lutut karena gap kemampuannya yang terlalu masif, bisa untuk edit video pula.
Di tahun 2023 ini, standar PC gaming tampaknya sudah mulai menjurus ke NVIDIA RTX. Di mana bukan berarti para gamer maupun kreator tertarik untuk gunakannya, namun lebih dikarenakan tidak ada alternatif murah meriah semacam GTX karena masih ada yang merasa ray-tracing masih belum dibutuhkan.
Walau secara harga kurang lebih sama dengan flagship bertahun-tahun silam, namun performa dan pilihan dari VGA yang ada di pasaran saat ini pun tergolong biasa-biasa saja tanpa peningkatan minimal 50% dari generasi terdahulu, meski tidak dapat dipungkiri pula penurunan konsumsi daya yang dibutuhkan.
VGA AMD RX 5000, 6000, dan 7000 pun masih dirasa tidak worth sebagian kalangan, kecuali gamer yang memang mengkhususkan komputernya untuk bermain game saja tanpa membutuhkan fitur encode yang dibutuhkan untuk produktivitas. Belum masalah driver, hadeh.
Kendati demikian, tidak ada yang mempermasalahkan VGA mana yang akan kita gunakan, karena ujung-ujungnya sama, untuk main game atau produktivitas.
RAM 32GB, Wajibkah?
Tidak hanya prosesor dan VGA saja yang harus menjadi sorotan, namun memori atau RAM dengan kapasitas besar juga makin dibutuhkan loh, brott. Sebagaimana yang telah kami jelaskan di atas, aplikasi dan game kekinian memintamu untuk miliki RAM 2x8GB alias 16GB.
Hal ini tentuya wajar, dikarenakan RAM 2x4GB alias 8GB dirasa mayoritas gamer sudah tidak kuat memberi jaminan tidak akan terjadi stutter atau patah-patah saat mainkan game kekinian bersamaan Discord misalkan.
Alhasil, secara tidak langsung RAM 16GB, atau bahkan 32GB justru lebih disukai karena prosesor dan VGA kuat tentu harus dibarengi dengan kapasitas memori yang nyaman pula untuk temani bermacam aktivitas, dan tidak terbatas pemakaiannya hanya untuk pembuatan konten saja.
Sejujurnya, penulis merasa RAM 16GB saat ini sudah tergolong standar untuk sebuah PC gaming. Idealnya, buat kalian yang ingin lebih future-proof, lebih baik langsung membeli RAM 32GB karena toh harganya sudah terlalu murah untuk dilewatkan.
Perkembangan Hardware yang Belum Terlalu Matang
Di luar ketiga faktor di atas, alasan mengapa standar spek PC gaming tiba-tiba naik drastis adalah ketidakmatangan perkembangan hardware. Para manufaktur seolah dikejar untuk senantiasa hadirkan ‘perubahan’, namun secara tidak langsung ternyata hanya menawarkan barang baru dengan harga mahal, namun performa hanya selisih sekian persen.
Kalau kalian mau repot-repot mencari referensi atau benchmark prosesor maupun VGA di YouTube, tentunya kalian akan dihadapkan dengan fakta di mana kita bisa melihat perkembangan hardware ternyata belum terlalu matang, membuat perkembangan PC gaming terkesan monoton.
Contohnya saja prosesor Intel Core i9-13900K masih saja belum mampu menahan kemampuan dari RTX 4090, misalkan. FPS pada resolusi 1080P mungkin bukan masalah, namun bagaimana dengan resolusi 2K, 4K, atau bahkan 8K sampai 16K yang digembar-gemborkan akan menjadi game changer? Omong kosong.
Ditambah lagi konsumsi dayanya yang luar biasa besar, bahkan dengan selisih performa yang kurang terlalu berasa, menjadikan perkembangan hardware ini seolah hanya lompatan kecil – alih-alih game changer layaknya perkembangan komputer tempo dulu yang terbukti nyata terasa.
Salah Developer yang Tidak Mau Memaksimalkan Optimalisasi?
Oke, mungkin setelah kalian membaca keempat poin di atas, kalian merasa kurang atau bahkan tidak setuju. Bisa saja malah ini semua salah developer atau pengembang game yang tidak mau memaksimalkan kerjaannya atau mencoba lakukan optimalisasi sebelum peluncuran resminya.
Bukan bermaksud menyalahkan siapa-siapa di sini, namun baru-baru ini juga penulis temukan kasus di mana performa game Atlas Fallen turun drastis dikarenakan semua komputasinya dijalankan oleh E-Cores yang notabene lebih diperuntukkan untuk menjalankan aplikasi ringan.
Jadi, dari sini kita juga dapat menyimpulkan bahwa sebaiknya developer lebih niat untuk mengembangkan aplikasi maupun games-nya dikarenakan tidak semua user memiliki perangkat dengan spesifikasi memadai. Hey, user bukan cuma ada di negara maju yang sudah kaya by default, bukan?
Walau penulis tidak terlalu mengerti bagaimana caranya mengoptimalisasi game atau aplikasi, bukankah akan lebih baik bila gunakan engine yang lebih umum dan bebas masalah? Contoh mudahnya saja game dengan Unity hampir dipastikan menuntut CPU dan GPU bagus namun dengan penyimpanan yang lebih sedikit.
Padahal, bila developer berpikir lebih jauh, bukankah akan lebih baik melakukan optimalisasi aplikasi maupun game layaknya game besutan Rockstar? Meski ukurannya ratusan GB, namun setidaknya hanya penyimpanan yang dikorbankan, malah spek kentang pun juga bisa menjalankannya.
Ya jelas gak heran kalau spek yang diminta oleh sebuah games meroket berkat ‘ketelatenan’ dan ‘niat’ dari para developer mengembangkan game-nya untuk dinikmati oleh jutaan gamers di seluruh dunia.
Bahkan, meski tidak dijalankan pada resolusi 2K atau 4K sekalipun, tetap saja akan terjadi stutter pada perangkat yang pas-pasan kemampuannya dalam memproses banyaknya objek yang tampil di layar. Alih-alih bisa dijalankan dengan GTX 1650, justru baru bisa dijalankan dengan lancar saat gunakan RTX 3060.
Walau memang kita membahas standar spek PC Gaming tahun 2023, namun alangkah baiknya para developer untuk lebih bijak memilih engine dan setidaknya mencoba lakukan optimalisasi dengan lebih niat.
Kesimpulan
Jadi, itulah dia opini untuk temani weekend-mu, alasan kenapa standar spek PC gaming sekarang tiba-tiba naik drastis. Entah siapa yang salah, mungkin gamer – atau mungkin developer, semua akan dikembalikan kepada para pembaca sekalian.
Namun, dari opini ini, setidaknya kita bisa mengambil kesimpulan bahwa standar PC gaming tahun 2023 memang sudah harus memenuhi standar minimal yang dapat kalian baca di sini demi kenyamanan kalian sendiri saat gunakannya.
Baca juga informasi menarik Gamebrott lainnya terkait Tech atau artikel lainnya dari Bima. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com