Dimulai dari Kickstarter, mengalami berbagai kendala hingga penundaan, Bloodstained: Ritual of the Night akhirnya resmi meluncur. Absennya seri Castlevania dari tangan Konami, tentu cukup membuat kita rindu akan franchise tersebut, namun akhirnya Bloodstained: RotN datang untuk meredam kerinduan.
Diracik oleh Artplay dengan songkongan sang produser sekaligus penulis naskah Castlevania – Koji Igarashi, Bloodstained: RotN tentu punya banyak sentuhan yang akan membuat kita teringat pada franchise Konami tersebut. 2 seri Bloodstained dikerjakan oleh Koji Igarashi setelah hengkang dari Konami, Igarashi sendiri juga tak ragu untuk menyebut Bloodstained sebagai spiritual succesor dari Castlevania.
Dan melalui Bloodstained: Ritual of the Night ia tampaknya berhasil menunjukan bahwa franchise terbarunya tersebut ternyata tak kalah menarik dengan Castlevania. Meskipun terlihat mirip, tetap ada banyak hal unik yang membuat Bloodstained: RotN punya daya tarik & identitasnya tersendiri.
Bagi kalian yang telah sempat membaca first impression dari kami, tentunya sudah mendapat gambaran tentang apa yang sebenarnya ditawarkan Artplay & Koji Igarashi melalui game racikannya tersebut. Dan sesuai janji kami sebelumnya, kini tiba bagi kami untuk memberikan pembahasan Bkoodstained: RotN melalui review kali ini.
Daftar isi
Story
Pada tahun 1783, erupsi gunung Laki telah menutup daerah Eropa dengan kegelapan, dan dari situlah para iblis mulai berdatangan dan menyerang bagian Inggris. Untuk menghadapi masalah tersebut, para Alchemist mentransplantasikan manusia dengan kristal yang menggabungkan mereka dengan kekuatan iblis.
Masa-masa sulit dilalui dan telah memakan banyak korban tak bersalah, pada akhirnya, ancaman para iblis tersebut berhasil dipadamkan. Para Shardbiner yang tak dibutuhkan lagi, akhirnya dikorbankan dalam sebuah ritual, namun 2 diantaranya – Gebel & Miriam berhasil selamat.
Gebel selamat karena sebuah kekuatan misterius saat menjalani ritual tersebut, sementara Miriam terselamatkan karena sebuah kekuatan misterius yang membuatnya tertidur sebelum ritual berlangsung. 10 tahun pasca tragedi tersebut, kekuatan jahat kembali hadir di muka bumi dengan sebuah kastil misterius sebagai pusatnya.
Pada saat itu juga Miriam terbangun dari tidur panjangnya, ia pun juga menyadari bahwa dalang yang membawa kastil iblis tersebut adalah Gebel. Tak bisa menerima hal tersebut, Miriam yang dibantu seorang alchemist muda – Johannes menuju kastil tersebut untuk menghentikan shabatnya tersebut.
Lantas, konflik apa sajakah yang akan dihadapi oleh Miriam? Rintangan seperti apa sajakah yang akan ia lalui? Apa motivasi Gebel membawa kastil iblis tersebut? Dan mampukah Miriam menghentikan Gebel? Semua pertanyaan tersebut akan terjawab melalui Bloodstained: Ritual of the Night ini!
Gaya Penceritaan Kuno
Gaya penceritaan tentu menjadi salah satu aspek paling penting dalam sebuah game berbasis story mode, namun sayangnya, Artplay tak dapat mengeksekusi hal tersebut dengan maksimal. Bloodstained: RotN sebenarnya punya cerita yang cukup menarik, namun sayangnya ia dikemas melalui kemasan yang tak tepat.
Alih-alih merangkai cerita melalui cutscene atau visualisasi menarik lainnya, cerita justru dikemas melalui berbagai dialog bar yang terasa kuno, cutscene memang ditunjukan, namun terasa minim dan terlihat “kasar”. Sayangnya lagi, tiap percakapan yang ada dibalut dengan berbagai ekspresi datar para karakter, yang tentunya membuatnya semakin sulit untuk memberikan emosi dan membuat cerita kurang nyaman untuk disimak.
Gameplay
Selain mampu membangkitkan kenangan indah seperti saat memainkan franchise klasik Castlevania di masa lalu, Bloodstained: RotN juga terasa sangat fresh dan tak hanya sekedar “copy paste” belaka. Percaya atau tidak, ia mampu hadir dengan gameplay side-scroll yang bahkan, terasa lebih adiktif dari Castlevania itu sendiri, ada banyak inovasi & hal baru yang membuatnya terasa lebih segar.
Penuh Aksi Keren!
Sebagai game metroidvania, tentu salah satu elemen terpentingnya adalah mekanisme combatnya, dan melalui Bloodstained: RotN, ArtPlay berhasil membawakan hal tersebut dengan sangat apik. Mereka berhasil menyuguhkan sistem pertarungan yang ada terasa cepat dan intens, lengkap dengan variasi para musuh unik yang ada.
Tiap aksi tak hanya terpaku pada satu jenis playstyle saja, kalian dapat memilih gaya bermain sesuai dengan keinginan kalian, mulai dari defensif, ofensif, hingga jarak jauh. Tentunya itu semua juga didukung dengan berbagai senjata menarik yang dapat kalian gunakan, mulai dari pedang, pistol, mace, tombak, bahkan hingga sepatu boots. Kesemua senjata tersebut nantinya juga akan memiliki special movenya tersendiri, yang harus dipelajari melalui jurnal yang dapat ditemukan di sepanjang petualangan.
Selain itu, berbagai ability unik juga siap menunjang gaya permainan kalian tersebut, yang tentunya akan membawa irama pertarungan yang ada lebih lebih berwarna. Melalui sistem ability bernama “shard” kalian dapat menggunakan berbagai magic untuk menunjang aksi kalian. Mulai dari menembakan proyektil, berpindah tempat secara instan, hingga melakukan summon monster loyal yang siap melindungi kalian, sistem upgrade yang ada juga bisa membuat shard yang kalian miliki jadi semakin kuat lagi.
Kesemua shard tersebut tak hanya menunjang aksi, namun juga dibalut dengan visualisasi efek yang terlihat sangat keren. Menariknya lagi, beberapa shard khusus juga tak hanya sekedar membantu dalam pertarungan, namun juga dapat digunakan untuk mengakses map yang sebelumnya tak bisa dilalui.
Contohnya seperti Reflector Ray yang memungkinkan kalian berpindah tempat secepat cahaya melalui pantulan cermin, atau Invert yang memungkinkan kalian untuk “membalik dunia”. Tentunya shard tersebut memerlukan syarat khusus untuk diperoleh, salah satunya adalah menghadapi boss battle.
Berbicara mengenai boss battle, tiap boss battle yang ada selalu saja terasa menarik untuk dihadapi, semuanya punya berbagai cara berbeda untuk ditundukan. Tentu tak hanya sekedar menyerang membabi buta, kalian harus menyusun strategi, serta mempersiapkan ability shard paling cocok untuk menghadapi boss tersebut.
Terasa Padat
Sistem RPG yang disematkan Artplay juga membuat Bloodstained: RotN ini semakin menarik, kalian dapat melakukan updgrade & crafting. Membeli equipment memang jadi salah satu hal yang mencekik, namun untungnya, kalian dapat melakukan crafting berbagai item seperti, senjata, aksesoris, & armor.
Berbagai equipment tersebut tak hanya meningkatkan stats saja, namun juga membuat penampilan karakter juga berubah. Menariknya lagi, hal tersebut juga didorong dengan fitur kustomisasi yang bisa merubah penampilan fisik Miram secara langsung, mulai dari gaya rambut hingga warna kulit.
Tak hanya equipment saja, disini kalian juga dapat meracik berbagai makanan, yang nantinya juga dapat meningkatkan health bar sekaligus stats. Bahan untuk resep makanan memang cukup sulit untuk diperoleh, namun cukup setimpal untuk menghadapi situasi genting maupun ditukarkan dengan equipment melalui side quest.
Dunia yang Luas
Sebagai game metroidvania, Bloodstained: RotN tergolong punya playtime yang cukup lama, salah satu alasannya adalah karena dunianya yang terasa luas. Berbagai chest yang tersebar tentu menunggu untuk kaian temukan, berbagai chest tersebut tentunya menyimpan berbagai reward menarik, mulai dari crafting material, hingga senjata dengan rank tinggi.
Tentunya sisi eksplorasi akan terasa lebih terbuka, dimana kalian akan selalu terdorong untuk mengeksplorasi sepenuhnya sebuah area dan menemukan berbagai item sebelum berganti ke area lain. Tak hanya chest, tentu map berskala luas ini juga menyimpan berbagai kejutan untuk dikuak, seperti easter egg, hingga secret boss battle.
Selain main quest untuk diselesaikan, beberapa NPC juga akan memberikan side quest dengan reward tertentu. Quest tersebut memang terasa cukup repetitif, namun reward yang ditawarkan terkadang cukup sayang untuk dilewatkan. Disamping itu, terkadang menyelesaikan side quest juga dapat digunakan untuk melakukan grinding dan memperkuat karakter sebelum menuju area dengan para musuh yang lebih kuat.
Beberapa Bug Masih Terasa Menggangu
Dengan berbagai kelebihan yang ada, bukan berarti Bloodstained: RotN tampil dalam kondisi paling optimal, ada beberapa masalah yang tak dapat diabaikan begitu saja, salah satunya adalah bug. Kami masih sering kali menemui bug yang mengganggu jalannya permainan, seperti infinitie loading contohnya, yang tentunya memaksa kami untuk melakukan force close.
Beberapa glitch kecil yang terlihat horror seperti kepala karakter yang tak muncul tentu juga tentunya terlihat sangat mengganggu. Untuk memberikan pengalaman paling optimal, tentunya kami sangat berharap agar Artplay memperbaiki berbagai bug & glitch tersebut melalui update berikutnya.
Visualualisasi yang Indah & Unik!
Grafis pixelate 2D ala side scrolling klasik di masa lampau memang telah dianggap kuno di era saat ini, Artplay & Koji Igarashi tak mengimplementasikan hal tersebut. Sebagai gantinya, mereka coba menghadirkan sesuatu yang tak biasa dengan dengan balutan visualisasi 2,5D, dan hasilnya? terlihat unik. Tentunya visualisasi ini cukup mengingatkan kita akan Castlevania: Lords of Shadow – Mirror of Fate yang mengusung tampilan serupa, namun Bloodstained: RotN terlihat tampil lebih unggul.
Visualisasi yang disajikan tetap mampu memanjakan mata, terutama dari segi desain lokasi, yang kesemuanya tak hanya menarik, namun juga terlihat sangat indah. Sementara dari visual efek pertarungan, ia juga hadir dengan eksekusi apik, tiap hantaman, proyektil magis yang meluncur, hingga efek pertarungan lainnya tersaji dengan solid, membuat tiap pertarungan yang ada tak hanya terasa intens, namun juga terlihat keren!
Soundtrack yang Indah dan Ciamik!
Tak dapat dipungkiri bahwa soundtrack merupakan salah satu elemen paling krusial dalam sebuah game, bila diracik dengan tepat, maka soundtrack akan mampu memperdalam pengalaman bermain agar terasa lebih imersif. Salah satu daya tarik utama Castlevania di masa lampau, tentu adalah melalui deretan soundtracknya yang ciamik, dan pada Bloodstained: RotN ini Artplay mampu menyuguhkan deretan soundtrack hal tersebut dengan sangat apik.
https://youtu.be/QYXA4qSxUtc
Sempat meracik deretan soundtrack Castlevania Symphony of the Night, sang komposer – handal Michiru Yamane ternyata juga turut menangani soundtrack Bloodstained: RotN kali ini. Dan hasilnya? benar-benar menakjubkan! kalian akan dihadapkan pada deretan soundtrack keren yang siap memanjakan telinga. Mulai dari instrumen indah yang mengalun sendu, instrumen organ indah yang membuat bulu kuduk berdiri, hingga instrumen klasik ala game metroidvania jaman dulu, kesemuanya terdengar memukau
https://youtu.be/CNrF93QF8tc
Berbagai situasi yang ada juga selalu dibalut dengan soundtrack yang match, menghadapi pertarungan dengan boss, kalian akan disuguhkan dengan alunan musik intens yang siap untuk memompa adrenalin. Tiap daerah map yang ada juga memiliki alunan backsound khasnya tersendiri, yang tentunya akan membuat sisi eksplorasi kalian selalu terasa memanjakan telinga.
https://youtu.be/5xr3yObjI8I
Conclusion
Ditengah kerinduan terhadap seri klasik Castlevania di masa lalu, Bloodstained: RotN terasa mampu mengobati itu semua. Ia terasa hadir sebagai game metroidvania yang padat dan penuh inovasi, yang seakan mampu mendorong genre metroidvania menuju level yang lebih tinggi lagi.
Bloodstained: RotN benar-benar mengingatkan akan sensasi yang pernah ditawarkan Konami melalui Castlevania, namun dengan berbagai peningkatan yang membuatnya terasa fresh. Melalui Artplay dan tangan handal Koji Igarashi yang juga pernah meracik berbagai judul Castlevania sebelumnya, tentu tak mengherankan bila mereka mampu menghadirkan yang terbaik melalui karya terbarunya kali ini.
Namun walaupun demikian, bukan berarti Bloodstained: RotN tampil sempurna, ia tetap punya berbagai masalah yang tak dapat diabaikan begitu saja. Mulai dari sisi penyampaian ceritanya yang terasa kuno, hingga pada masalah tknis yang mengganggu seperti bug & glitch. Terlepas dari masalah tersebut, tentunya Bloodstained: RotN tetap merupakan sebuah game metroidvania yang indah dan penuh aksi.
Baca juga berita atau artikel menarik lainnya dari Author.
Contact: erenhartd@gamebrott.com