Sebagai salah satu hobi yang mayoritas digandrungi oleh kaum adam, video game sebenarnya miliki banyak detil yang jika terlewatkan bakal buatmu keliatan kayak orang purba yang baru keluar dari goa. Banyak aspek penting yang perlu diperhatikan untuk menjadikannya hobi utamamu, terutama bagi kamu yang duitnya pas-pasan. Memilih platform yang tepat bisa membuatmu lebih bijak dalam menghandle keuanganmu yang pas-pasan tadi.
Kalian tentu pasti bertanya-tanya kenapa saya memilih topik ini. Ya sebenernya topik ini dipicu oleh banyak banget pembaca gamebrott khususnya yang sering bergelut di kolom komentar dan livestream facebook yang masih bertanya “Game apa itu bang?” dan berkomentar tanpa membaca isi dari setiap artikel yang kami tulis. Padahal udah jelas ada tulisannya. Ngga tau ya kalo ngetroll atau apa, cuman yang model begini emang harus dilurusin biar kembali ke jalan yang benar. Karena jika kamu masih bertanya “game apa” maka kemungkinan yang paling umum tersirat di benak saya adalah “kamu baru terjun dalam hobi ini” atau emang kamunya cuman ngikut trend temen-temen aja biar dibilang gaul.
Tentunya, harapan agar kamu bisa lebih pintar dalam menyikapi berbagai kontroversi atau sebuah diskusi dalam forum tentang hobimu menjadi salah satu alasan kenapa saya menulisnya. Yah, meskipun mungkin masih banyak kurangnya karena memang ngga semuanya yang saya sebutkan lengkap. Tapi, seenggaknya bisa membantumu sedikit demi sedikit untuk mengenal video game sebagai hobimu.
Lah kok jadi ngelantur gini? Okelah kalau begitu, langsung saja kita apa aja sih yang kamu harus perhatikan jika berniat untuk jadikan video game hobimu? Siapkan camilanmu, karena ini akan jadi artikel yang super panjang dari saya.
Daftar isi
1. Video Game Itu Mahal
Ngga ada hobi yang murah, mahal bukan berarti harus keluar uang banyak, namun waktu dan tenaga juga. Waktu dan tenagamu itu berharga, dan video game mencakup itu semua. Jika kamu liat mereka yang koleksi Gunpla atau kartu Yu-Gi-Oh! bisa habis ratusan ribu hingga jutaan, maka game juga sama. Satu game baru berkualitas tinggi harganya bisa capai 700-800 ribu rupiah. Tentunya game yang dihargai segitu sesuai dengan kualitas yang ia tawarkan, meski terkadang tak jarang dana tersebut digunakan untuk mengcover biaya pemasarannya yang gila-gilaan.
Jadi, kalau kamu ngga siap untuk ngeluarin duit sebanyak itu, lebih baik urungkan niat dan mungkin ikuti “kata orang” untuk menghabiskan uang pada hal yang lebih berguna. Karena hobi “butuh” dedikasi yang tinggi dari masing-masing orang. Tapi ya, semua balik lagi padamu, jalan setengah-setengah, atau gaspol. Itu hobimu saya ngga berhak mengaturnya karena semua orang berhak untuk bahagia.
2. Pilih Racunmu: PC, Console, Mobile
Setelah punya duit, tentunya kamu harus milih dong platform yang bisa jadi platform setiamu nanti sampe bertahun-tahun ke depan. Baik PC, Console, atau Mobile. Tentunya berbagai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Lalu, apa sih poin penting dari ketiga platform tersebut?
Racun PC:
“PC Master Race” itulah sebutan netizen gaming dunia terhadap platform yang satu ini. Selain hardwarenya yang bisa dioprek dengan kustomisasi aneh-aneh, PC bisa nyaris melakukan segalanya. Mau 4K? Bisa! Mau modifikasi gamenya dengan ganti karakter 3D dengan model 3Dmu sendiri? Bisa! Ngecheat di game offline? GAMPANG! Modifikasi tampilan luarnya! Why not?
Bagi orang yang duitnya pas-pasan, merakit PC mungkin bisa jadikannya paket kerja dan main game secara bersamaan. Tapi tahukah kamu bahwa kamu harus mengorbankan banyak uang untuk mengejarnya? Worth ga sih rakit PC buat main game? Berikut segelintir keunggulan dan kekurangan jika kamu memilih PC sebagai platform gaming utamamu.
1. Spesifikasi Menjadi Suatu Hal yang Penting
Komponen merupakan senjata utama PC. CPU, RAM, GPU/VGA, dan HDD merupakan kesatuan yang ngga bisa dilepaskan dalam PC. Kamu harus memilih banyak sekali komponen tersebut untuk bisa memainkan game. Salah mengkombinasikan komponen dan pilih merk maka bukan jaminan kamu bisa mengalami bottleneck atau justru bencana tak diinginkan yang lain. Jangan asal murah, karena semua komponen yang kamu beli biasanya judi alias untung-untungan. Bisa rusak cepet kalo apes, bisa tahan lama kalo beruntung. Namun hal tersebut sangat minim terjadi di beberapa merk ternama lainnya yang sudah terjamin kualitasnya.
2. Wajib Tahu Fungsi Komponennya
Selain spesifikasi yang saya tulis, kamu juga wajib mengetahui banyak sekali fungsi komponen yang ada. Mulai dari perbandingan core, kecepatan, generasi CPU, hingga perbedaan merk antara A, B, dan C. Bertanya memang selalu menjadi solusi, tapi hey sekarang kan ada teknologi namanya google, kenapa ngga dicari aja?
Saya kasih tips nih, tomshardware bisa jadi situs referensi termudah buat para pemula. Tapi, jangan lupa untuk mencoba mencarinya kembali di beberapa sumber lain seperti linus tech tips, atau yang lain. Ya, semua butuh pengorbanan dan tidak semudah itu Ferguso!
3. Uang, Semuanya Butuh Uang
Bicara komponen yang super banyak tersebut, tentunya uang yang kamu butuhkan semakin banyak dong. Inget, processor/CPU itu harganya ngga murah kecuali kamu pengen yang ngga bertahan lama kalo dipaksa di situasi ekstrim. Standar rakit PC gaming untuk zaman sekarang kira-kira 10-15 juta. Kamu bisa memangkasnya menjadi lebih murah apabila sudah punya monitor, keyboard, mouse, speaker, dan / atau headset. Kalo kamu nargetnya jangka super panjang, maka kamu butuh uang lebih.
4. Rakit Sesuai Kebutuhan
Yes, ini yang jarang diperhatiin banyak orang. Ngerakit sesuai kebutuhan itu perlu. Kamu rakit PC Gaming buat main game apa aja? Minimal/recommended spec-nya apa aja? Harus dipikirkan matang-matang. Termasuk target fps dan tingkat visualnya. Ngerakit asal-asalan bisa jadi boros dan buang-buang duit.
5. Platform Penjualan Beragam
Ingat PC ingat Steam, ya, Steam merupakan salah satu platform penjualan game digital dari PC terbesar di dunia. Nyaris semua game PC dirilis di Steam, namun ngga cuman Steam aja, terkadang banyak game PC yang dirilis di platform lain. Misalnya aja uPlay milik Ubisoft, Epic Games Store milik Epic Games, GOG milik CD Projekt, Origin milik EA, Battlenet yang eksklusif menjual game milik Blizzard dan Activision, Bethesda Launcher milik Bethesda, Windows Store milik Microsoft, dan beberapa platform penjualan lain termasuk dari pihak ketiga seperti Greenman Gaming, Humble Bundle, dan Itch.
6. Event Diskon
Event diskon tahunan game PC biasanya sesuai musim, baik semi, panas, gugur, dan dingin/natal/liburan. Namun diskon terbesar yang cukup gila ada pada Steam Summer Sale dengan diskon hingga 85%. Tak hanya itu saja, biasanya platform distribusi penjualan game digital juga mengadakan flash sale, weekend sale, publisher sale, dan event diskon lain yang ngga menentu jadwalnya.
7. Evolusi Hardware
Hardware PC terus berevolusi, jadi kamu wajib untuk investasi jangka panjang untuk persiapkan PCmu di tahun-tahun berikutnya. Selalu sisihkan uang tiap bulan untuk mengupgradenya, karena pada umumnya umur komponen dan perubahan zaman bisa mentok 5-10 tahun tergantung kamu cara rawatnya gimana. Jangan lagi ada keluhan “duh belom nyobain GTX 980Ti udah keluar seri RTX 2080Ti aja”, itu salahmu ngga persiapin sejak dini.
Selanjutnya baca di artikel berikut untuk tips rakit PC murah, di sini saya udah jelaskan cukup detil dan mudah dimengerti apa aja yang dibutuhkan. Sementara artikel berikut untuk apa saja yang wajib kamu perhatikan sebelum jadi PC Gamer. Ngga, saya ngga mau ngasih lebih lengkap lagi karena saya udah jelasin panjang di artikel lawas saya sebelumnya.
Racun Console
Nah, kalo yang ini buat kamu yang ngga mau ribet tinggal colok listrik dan TV, semuanya beres! Ngga perlu mikir harus pake RAM berapa, VGA/GPU yang gimana, CPU berapa corenya, hingga berapa Hz frekuensi CPU-nya. Console merupakan mesin yang memang didesain khusus untuk memainkan video game, ngga lebih. Lalu, ada berapa sih variannya?
1. PlayStation, Nintendo, atau Xbox
Banyak banget sebenernya console itu kalo kamu hidup di tahun 80-90-an, ada Nintendo, SEGA Saturn, Dreamcast, PlayStation, sampe ATARI. Tapi sekarang kamu cuman tinggal milih antara 3: PlayStation, Nintendo, atau Xbox. Tentunya semuanya punya kelebihannya masing-masing.
PlayStation
PlayStation atau Sony PlayStation merupakan buah tangan dari proyek Nintendo dan Sony di industri video game bernama “Nintendo Play Station” yang akhirnya dibatalkan karena Nintendo berkhianat dan lebih memilih Phillips untuk bekerjasama dengannya karena takut Sony bisa menyaingi mereka. Console ini kemudian dikembangkan Sony dengan target pasar Jepang dan luar negeri.
Game PlayStation pada umumnya merupakan campuran game Jepang berkualitas dan barat, namun karena pada dasarnya PlayStation berasal dari Jepang, maka kebanyakan game Jepang berkualitas akan tumpah di console tersebut. Target pasarnya terus berubah setiap serinya, dari yang casual dan hardcore di PlayStation pertama, kedua, dan ketiga, hingga hardcore di edisi keempat dan pro.
Ciri khas PlayStation adalah game eksklusifnya. Sony miliki dedikasi sangat tinggi untuk menawarkan produknya tersebut dengan game eksklusif berkualitas yang menekankan pada cerita dan hanya bisa dinikmati di PlayStation. Strategi mereka adalah menjual console dengan game eksklusif berkualitas yang tak jarang jauh lebih baik dibanding game-game mahal zaman sekarang. Ciri khas tersebut terus mereka budidayakan meskipun pada kenyataannya mereka cukup merugi karena biaya produksinya yang luar biasa mahal.
Nintendo
Nintendo adalah console sekaligus perusahaan pertama di Jepang yang bergelut di dunia game. Tak heran jika orang Jepang lebih menyukai brand mereka dibanding Sony yang lebih fokus ke pasar barat dan luar Jepang. Kebanyakan game eksklusif yang mereka tawarkan berdasar satu kata “fun” atau menyenangkan. Oleh karena itu mereka lebih banyak memberikan game yang bisa dibilang casual namun juga sekaligus berkualitas dan sangat seru jika dimainkan bersama teman, keluarga, atau kolega kantor.
Target pasar Nintendo yang jauh berbeda dari PlayStation buat mereka miliki pasarnya sendiri, khususnya untuk orang Jepang sendiri. Desain mereka juga disesuaikan dengan kebutuhan orang kebanyakan, karena kebanyakan orang Jepang yang sibuk dan lebih menyukai portabilitas, maka seri terbarunya, Switch menjadi pilihan Nintendo untuk pasarnya. Hasilnya? Sangat memuaskan di negaranya sendiri! Sayang, sepertinya ia masih belum begitu diminati di luar Jepang selain Amerika dan Eropa karena umurnya yang tergolong masih baru. Tapi, kalau kamu mencari game casual berkualitas yang bisa dimainin bareng orang lain, maka Nintendo adalah jawabannya!
Xbox
Hadir untuk menyaingi PlayStation karena kepopulerannya di luar negeri, Microsoft yang terkenal dengan Windows-nya tersebut membuat Xbox untuk terjun langsung di industri game. Meskipun tergolong cukup terlambat karena banyak orang yang telah mengenal PlayStation lebih dahulu, namun mereka berhasil rebut jutaan fansnya saat Xbox360 rilis. Kalahkan pamor PlayStation 3 yang kian meredup.
Xbox memang tak bisa merebut hati para gamer Asia secara keseluruhan berkat penetrasi PlayStation yang jauh lebih dahulu rilis. Namun gamenya yang kebanyakan adalah game shooter berhasil mendongkrak pasar Amerika dan Eropa dengan mulus. Sayang, meskipun masih janjikan game eksklusif layaknya PlayStation, Xbox kini justru fokus pada sistem crossplatform yang mereka perjuangkan dan teknologi mesin yang jauh lebih canggih. Saya yang biasa bermain JRPG dan game dengan cerita menarik justru tak mempedulikan console ini selain Xbox360 dengan HALO-nya yang punya cerita sci-fi keren abis. Xbox adalah jagonya game shooter dan game berteknologi tinggi.
2. Akun “Region Lock”
Console pada umumnya punya store berbeda wilayah sesuai negaranya, hal ini biar ada kesetaraan harga yang sesuai dengan kondisi masing-masing ekonomi tiap orang atau bahasa kerennya “regional price”. Akun yang kamu daftarkan bisa memilih wilayah negara/benua mana yang akan jadi toko digital gamenya. Mulai dari Eropa, Amerika, Timur Tengah, Jepang, HongKong, hingga Asia Tenggara.
Sayangnya, akun tersebut akan terkunci di negara itu saja dan tak bisa menikmati promo dan DLC yang ada di store negara lain. Beruntung, region lock yang diberlakukan hanya sebatas akun dan DLC. Jadi kamu bisa mendaftarkan diri dengan akun regional Amerika untuk bisa mengakses store Amerika dan sejenisnya. Sementara untuk game, jika kamu memiliki game region Eropa, maka kamu akan membutuhkan DLC region Eropa. Jadi misalnya kamu miliki game Until Dawn region Eropa, maka kamu butuh akun Eropa untuk bisa aplikasikan DLCnya. Membelinya di luar region game takkan bisa diaplikasikan.
Perlu kamu ingat, Nintendo tak mencantumkan Indonesia dan sebagian negara Asia Tenggara lain dalam storenya karena kemungkinan besar disebabkan birokrasi negara Indonesia yang super ribet dan tak menjadi target pasar mereka. Jadi kamu harus membuat akun regional Eropa, Amerika, atau Jepang untuk bisa mengakses Nintendo Store.
3. Servis Online Berbayar
Berbeda dengan PC yang semuanya serba gratis setelah kamu membeli gamenya, console berlakukan servis langganan untuk memainkan gamenya secara online. Jadi misalnya kamu beli Call of Duty di PlayStation 4 dan ingin memainkan multiplayer bersama teman-temanmu, maka kamu perlu membayar PS Plus sebagai servis online multiplayer, cloud saving, dan fitur online lain yang mereka sediakan. Xbox dan Nintendo-pun melakukan hal yang sama.
Membayar servis tersebut berikanmu berbagai keuntungan, mulai dari diskon khusus, event khusus mereka yang berlangganan, hingga game gratis.
4. Game “Gratis”
Seperti yang sebelumnya disebutkan bahwa kamu membutuhkan servis online berbayar untuk dapatkan akses multiplayer, cloud, dan yang lain, perusahaan console berikanmu keuntungan lain yakni menikmati game “gratis” setiap bulannya.
Kenapa saya tulis “gratis”? Karena pada dasarnya kamu hanya akan dipinjami akses ke dalam game tersebut selama layanannya kamu bayar. Jadi misalnya kamu berlangganan PS Plus dan bisa mengakses Detroit Become Human secara gratis bulan Juli, maka jika PS Plus bulan Juli-mu habis masa waktunya, maka game tersebut ngga bakal bisa kamu akses lagi dan terkunci sampai kamu memperbaharui servisnya.
Berbeda dengan PlayStation maupun Xbox, Nintendo akan berimu puluhan game NES gratis untuk kamu yang berlangganan servisnya. Tapi ya seperti yang saya tulis di atas, dia ngga gratis permanen apabila sudah habis masa langganannya.
Mobile
Ini nih yang lagi populer di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia saat ini, mobile. Platform ini sebenernya buat komunikasi aja, tapi berhubung Google dan Apple meliriknya dari sisi yang berbeda, salah satunya sebagai benda portable yang sejak dulu telah miliki game, maka mereka menggunakan kesempatan tersebut untuk ajak developer untuk menyediakannya.
Kebanyakan game yang dirilis di platform mobile merupakan game gratis alias free-to-play dengan in-game item yang bisa kamu beli menggunakan uang asli. Maka tak jarang jika “wabah” game warnet yang dulu sempat populer di Indonesia kembali muncul dalam mobile. Selain gratis, semakin terjangkaunya smartphone murah dengan spesifikasi yang cukup tinggi jadikan nyaris semua orang yang ngga sempat nyentuh kenikmatan console atau PC gaming bisa menikmati game gratis yang disajikan mobile. Lalu, apa aja sih variannya?
Android
Android merupakan Operating System (selanjutnya akan disebut OS) yang dikembangkan perusahaan jutaan dolar Google untuk smartphone. Murah dan mudah dioprek merupakan sifat alami platform ini. Integrasi Google PlayStore dengan produk Google lain seperti adsense jadikan lahan uang bagi developer indie yang ingin merilis gamenya di Android secara gratis.
iOS
Miliki device dengan spesifikasi tinggi dan kuat merupakan ciri khas iPhone. Dengan OS iOS, pesaing abadi dari Android ini berikan pelanggannya seolah miliki kelas atau strata tinggi berkat harga smartphonenya yang cukup mahal jika dibandingkan Android. Selain harga, perbedaan yang paling kentara dari kedua platform tersebut merupakan banyaknya software gratis yang mereka miliki. Kebanyakan software iOS di Apple Store merupakan software berbayar dan tak sembarangan developer bisa memasukkan gamenya di toko digital milik Apple tersebut.
3. Pilih Genre Video Game yang Kamu Suka
Memilih genre tentunya harus sesuai selera dong. Sama kayak film, game punya macam-macam genre, mulai dari MOBA (Multiplayer Online Battle Arena), RTS (Real Time Strategy), RPG (Role Playing Game), FPS (First-Person Shooter), Racing, Horror, Battle Royale, hingga Story Rich merupakan segelintir dari banyaknya pilihan genre video game yang harus kamu cobain satu-satu.
Ngga semuanya cocok sama seleramu, karena ini kembali ke selera masing-masing. Jadi ya, saran saya cuman cobain satu-satu, karena ketika kamu bertanya, “Minta tolong kasih saran game yang seru dong” maka orang akan banyak memberikan genre game yang sesuai seleranya masing-masing. Karena seru di saya belum tentu seru juga di kamu. Ya jangan nanya kalo gitu, cobain sendirilah!
4. Video Game Ngga Cuman Buat Anak-Anak, Ada Ratingnya!
Nah, ini yang kayaknya banyak orang tua zaman now yang ngga ngerti dan jadikan video game kayak kambing hitam untuk melarang anaknya bermain game, karena khawatir kalo anaknya miliki perilaku keras berkat game yang dimainkannya. Padahal, harusnya merekalah yang membimbing anaknya untuk melewatinya, bukan melarang-larang karena pengetahuan yang minim. Ini yang membuat saya prihatin atas sikap “spontan” mereka akhir-akhir ini. Kekagetan kasus PUBG haram juga menjadi salah satu minimnya pengetahuan tersebut.
Padahal kalo dikaji lebih dalam, sebenernya video game itu sama kayak film, ada ratingnya. Kamu tau ngga sih kalo sebenernya di Indonesia kita punya badan rating video game buatan pemerintah bernama IGRS (Indonesian Game Rating System)? Tapi kayaknya pekerjaan mereka kurang begitu kentara, karena…. entahlah, saya sendiri nggatau alasannya. Namun, ini bisa dilihat dari game yang mereka rating masih belum banyak dan hanya terbatas judul-judul kecil saja.
Terus gimana dong kalo pingin tau rating gamenya biar ngga kebablasan? Untuk sementara kita bisa pake PEGI (badan rating Eropa) atau ESRB (badan rating Amerika) untuk jadi patokan gamenya untuk anak-anak atau dewasa, Jepang juga punya badan ratingnya sendiri yakni CERO, tapi lebih baik jika kita kiblatkan dulu ke Eropa atau Amerika.
Kalo mau buta tanpa pengetahuan, sebenernya simple lho cara mengetahui sebuah game dibuat untuk dewasa atau anak-anak tanpa melihat rating. Ciri khas yang paling terlihat adalah game dengan darah, kasus pembunuhan, dan kekerasan tingkat tinggi atau konten sensual yang luar biasa sudah pasti hanya akan terbatas di rating M (Mature/Dewasa) atau yang paling parah yakni Ao (Adults Only). Namun biasanya developer menghindari rating Ao, karena jelas gamenya akan ditolak di PlayStation, Nintendo, maupun Xbox karena kontennya yang tanpa sensor. Lalu, gimana dengan game dengan kekerasan ringan tanpa darah? Kebanyakan badan rating akan memberikannya rating T (Teenager/Remaja). Tentunya hal ini akan tetap membutuhkan bimbingan orang tua untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
Ya, tugasmu sebagai orang tua dong yang cari tahu apa yang terbaik buat anaknya. Kalo sekiranya anak sudah suka sama game kekerasan, ditemenin, dinasehatin agar jangan ditiru. Tapi saya yakin sih mereka tahu apa yang gaboleh ditiru, karena kalo boleh jujur, dari saya sendiri yang sudah main GTA sejak bocah, saya tahu itu cuman game dan ngga bakal saya tiru di dunia nyata. Ya, tahu batas adalah kuncinya.
Saat ini badan rating luar tengah disibukkan dengan rencana aturan baru berkat drama Electronic Arts tentang lootbox, berikan mereka regulasi bahwa semua yang ada lootbox atau gachanya kemungkinan akan miliki rating M atau dewasa. Sayang, hingga artikel ini ditulis belum ada kejelasan tentang hal itu. Tapi kamu bisa membaca lebih lengkap penjelasan tentang rating di artikel yang telah saya tulis panjang lebar saat Indonesia sempat “kaget” dengan isu game kekerasan yang disebarkan di internet.
Yang jelas sih saran saya untuk para orang tua, jangan jadikan ketidaktahuan untuk menghakimi segala sesuatu, cari tahu dulu, sekarang sudah canggih googling bisa, jika masih ada yang ditanyakan, cari lagi, diskusikan sama orang yang lebih tahu, dan putuskan apa yang terbaik sebelum menghakimi bahwa game A, B, C buruk. Ngga, bukan gamenya yang buruk tapi orangnya. Sama seperti ideologi pisau, digunakan untuk melukai orang lain atau memasak makanan enak itu kembali lagi ke orangnya. Selama orang mengetahui batasnya, saya rasa fine-fine aja kok.
5. Game AAA, Indie, dan Tengah-Tengah
Selain rating dan pengetahuan video game dasar, game itu punya banyak banget kelas, namun secara spesifik ia dibagi menjadi tiga: AAA, Indie, dan Tengah-Tengah.
Game AAA
Game AAA merupakan game yang miliki biaya produksi dan marketing yang sangat tinggi, kalo dirupiahin bisa trilyunan. Biasanya game jenis ini dibuat oleh studio besar dengan ratusan orang. Game AAA pada umumnya menawarkan mekanisme terkini lengkap dengan tampilan visual super detil yang memanjakan mata. Desain user interface, musik, dan fitur di dalamnya juga dibuat dengan sangat baik. Saking mahalnya, Developer dan Publisher bahkan berani membayar mahal untuk setiap font yang mereka gunakan dalam gamenya. Namun tak jarang game ini dijadiin ladang duit dan dimilking habis-habisan sampe ke akar-akar *uhuk Final Fantasy*.
Game Indie
Divinity Original Sin II merupakan salah satu contoh game indie yang didesain dengan sangat baik baik visual maupun mekanismenya. Meskipun awalnya dimulai dari kickstarter, game yang cukup minim promosi ini sukses keras berkat fanbasenya.
Di sisi lain, game Indie dibuat oleh studio kecil yang terdiri dari 1 hingga puluhan orang saja. Ia tak miliki jangkauan marketing yang luas dan terkadang tampilan visual yang seadanya. Maka tak heran apabila mereka menawarkan press release kepada media besar maupun berikan game gratis kepada para influencer untuk dimainkan. Semata hanya untuk mempromosikan gamenya tersebut. Meskipun banyak kekurangan, namun game indie kebanyakan menjual cerita yang ditulis dengan sangat baik dan musik yang indah. Banyak orang yang menganggap game indie sebagai game yang dikerjakan dari hati. Contohnya adalah Undertale atau Starbound.
Tengah-Tengah
A Plague Tale: Innocence menjadi game yang levelnya di tengah-tengah game AAA dan indie karena kualitas gambarnya yang setara game AAA namun dengan konsep gameplay simple layaknya game indie. Promosinya tak seepik AAA.
Sebenernya saya bingung mau memberi julukan apa untuk game yang statusnya berada di tengah-tengah game Indie dan AAA, karena hingga detik ini belum ada sebutan apapun untuk game jenis ini. Namun ciri khas yang paling kentara dari gamenya adalah memiliki tampilan visual yang ngga kalah dengan game AAA namun dengan gameplay layaknya game indie yang apik. Beberapa contohnya adalah Hellblade: Senua’s Sacrifice dan A Plague Tale: Innocence.
Tentunya ketiga kelas tersebut memiliki harga yang berbeda-beda. Game AAA biasanya dihargai sekitar $60-70 atau kisaran 700-800 ribu rupiah. Sementara game indie bisa mulai dari $10-30 atau sekitar 140-400 ribu rupiah. Game tengah-tengah stagnan di kisaran harga 300-500 ribu rupiah.
6. Istilah dalam Video Game
Mengenal hobimu bermain video game tentu ngga bakal bisa lepas dari istilah game yang ada dalam komunitasnya. Yah biar ngga kayak orang ilang, tentunya kamu butuh tahu istilah video game yang sering player gunakan. Sebenernya kebanyakan istilah tersebut diambil dari bahasa slang atau plesetan internet yang kemudian entah kenapa jadi istilah wajib dalam dunia game karena banyak player yang sering menggunakannya. Mulai dari AFK yang merupakan kependekan dari “Away From Keyboard” dan yang lain. Kamu bisa membaca lebih lanjut tentangnya melalui link berikut.
7. Media Game Jadi Sumber Informasi Game Terkini
Sama seperti film dan kehidupanmu, video game juga miliki media massa yang akan berikanmu informasi terkini tentang game baru atau game favoritmu. Tak jarang mereka juga berimu tips, atau artikel seperti ini untuk menambah pengetahuanmu terhadap hobimu. Jika dulu kamu mungkin mengenal H*tgame, G*meS**tion, Z**ma, Om**a, atau Ul**ma menjadi majalah game lokal yang terus menemani informasimu, maka kini media online menjadi sumber berita tercepat yang bisa kamu dapatkan dengan percuma. Ya meskipun sekarang saya nulisnya di media ya tapi tentunya ada banyak banget media lain selain gamebrott yang juga miliki pasar pembacanya masing-masing. Jadi, apakah kita bisa disebut sumber berita? Jawabannya ya, karena kita juga dapet dari sumber aslinya mulai dari publisher lokal maupun luar negeri.
Selain memberikan berita yang faktual, review game dan pembahasan lebih dalam tentang suatu kasus yang terjadi atau tentang video game itu sendiri menjadi salah satu elemen media game yang ngga boleh dilepaskan dari tubuhnya. Liputan luar kota, luar negeri, dan yang lain juga menjadi poin penting bagi media untuk berlomba menyampaikan berita terkini bagi kamu semua. Semua biar kamu ngga pernah ketinggalan update game favoritmu dan berdiskusi sehat bersama media. Tak jarang, media game zaman sekarang bahkan miliki komunitasnya sendiri untuk sekedar berbagi ilmu maupun berdiskusi.
8. Ikuti Perkembangan Industrinya
Mengikuti perkembangan video game tentu takkan lepas dari keikut-sertaanmu untuk mengikuti perkembangan industrinya. Biasanya, terdapat media khusus yang membahas industri video game baik secara bisnis maupun pengembangan. Dari sini kamu bisa lebih tahu kenapa dan bagaimana industri video game bisa berjalan, bagaimana marketingnya, bagaimana sifat-sifat setiap perusahaannya, hingga bagaimana efek yang terjadi jika suatu perusahaan memutuskan sesuatu.
Dari pengetahuan-pengetahuan tersebut, maka kamu akan bisa memilah dan berpikir dari berbagai sisi: dari kreator/developer, publisher mengenai kondisi finansial, dan gamer dari segi pelanggan dan target pasar. Kalo beruntung, kamu juga bakal tahu bagaimana dan apa saja drama yang terjadi akhir-akhir ini dan bagaimana perspektif banyak orang tentang hal tersebut. Dari sini biasanya akan bisa memicumu untuk berpikir (jika kamu suka berpikir tentunya), bagaimana langkah yang tepat, bagaimana mengkritisinya dengan kepala dingin.
Jika saya harus menyarankannya secara khusus, maka tulisan Jason Schreier dari Kotaku dan website gamesindustry bisa menjadi langkah awalmu untuk mengetahuinya.
9. Kenali Tipe Gamer yang Merugikan
Meskipun video game dan industrinya memang sangatlah menarik, namun ngga semua itu bisa enak terus. Ada kalanya kamu harus berhadapan dengan gamer yang merugikan. Mulai dari cheater, gamer toxic yang suka ngata-ngatain, elitist yang suka nyombongin diri, sampai yang mungkin sering kamu jumpain adalah fanboy, baik garis keras maupun engga.
Kebanyakan dari mereka ngga hanya merugikanmu saat bermain game, namun juga merusak komunitas yang harusnya jadi positif. Memang, kamu bisa menghindarinya dengan tidak membaca komentar atau tak mengindahkannya, tapi ya namanya manusia punya mata ya pasti dibaca dong. Diskusi yang awalnya positif jadi negatif berkat kehadiran makhluk-makhluk tersebut.
Kalo kamu udah kenal yang model kayak gini, mending skip aja komentarnya kalo kamu baca awal-awal udah cukup ngomporin. Kalo kamu tanggepin dengan pendapat kontra mereka ngga bakal berubah pikiran karena menutup segala celah dalam otaknya untuk mendapatkan pendapat baru dari orang lain. Ini ngga terbatas seberapa tua umurnya, karena yang namanya fanboy, toxic, atau sejenisnya ngga akan bisa berubah kalo udah mendarah-daging.
Semua sifat tersebut juga sudah pernah saya tulis lebih detil dalam tiga artikel sebelum ini. Yang pertama tentang bagaimana pengertian fanboy dan kenapa harus kamu hindari, dilanjutkan kelakuan gamer dajjal yang merugikan umat manusia, dan sifat gamers zaman now yang mostly dari Indonesia yang juga harus kamu hindarin. Amit-amit sih kalo kamu udah tua masih begitu, sudah saatnya berubah.
10. Waspada Penipuan
Sama kayak kehidupan nyata, di industri game banyak banget penipuan. Selalu inget kalo namanya penipu akan melakukan berbagai cara agar meyakinkan korbannya. Baik saat kamu jualan item di Steam, hingga mungkin nipu kamu di game online sebagai hode… ya… hode… istilah yang digunakan untuk menyebut gamer dengan karakter/avatar cewek tapi aslinya cowok. Istilah ini berasal dari salah satu monster Ragnarok Online yang bentuknya kayak alat kelamin laki-laki. Biasanya punya ciri khas bersikap manja dan minta-minta item sambil godain, atau ngga jarang ngumpat.
Kamu juga wajib waspada sama beberapa penjual console yang saya pernah temui di internet mengaku memberikan spesifikasi console yang ngga biasa. Ini wajib kamu google dulu sebelum nafsu dengan harga dan spesifikasinya yang gila. Kamu wajib liat harga pasarannya berapa sebelum menyesal.
Sementara untuk merk-merk hardware, kamu juga ngga boleh ketipu dengan harga murah tapi gambling dengan kualitasnya. Mending riset dulu sebelum ketipu omongan orang di social media yang “ngaku”-nya udah pernah nyobain, karena pada dasarnya hardware murah itu untung-untungan.
11. Sebisa Mungkin Hindari Bajakan
Pembajakan sudah merupakan hal yang sangat lumrah terjadi dalam industri apapun. Dalam video game, umumnya terjadi di versi PC. Meskipun ia juga bisa terjadi di console, namun karena proteksinya yang lebih kuat, akan butuh waktu bertahun-tahun sampai console bisa dibajak.
Keputusan menggunakannya sih tergantung rasa kemanusiaanmu aja sih ya. Bayangin aja sih developer bikin susah-susah kamu “colong” dengan menggunakan versi bajakan atau pak tani. Inget moral aja sih. Tapi ya saya sendiri ngga munafik bilang kalo saya ngga pernah main bajakan. Awal bergelut di hobi ini saya juga menggunakan bajakan sebelum akhirnya mengenal semua yang telah saya sebut di atas. Kesadaran diri saya terpicu setelah game versi pak tani saya error gajelas dan bikin lelet. Sontak saya langsung membeli versi orisinalnya.
Menggunakan bajakan juga ngga menutup kemungkinan akan kehadiran virus. Ya… meskipun sampe sekarang saya ngga pernah kena sih dan antivirus pasti sensitif sama koding baru yang ngga ada di databasenya. Ngga hanya itu saja, dengan adanya bajakan ngga menutup kemungkinan juga PC atau datamu “dimonitor” oleh hacker nakal. Who knows?
Bajakan juga menutup kemungkinanmu untuk bermain mode multiplayer. Hal ini dikarenakan server multiplayer resmi hanya dimiliki oleh developer aslinya. Beberapa servis seperti cloud save juga ngga bakal bisa kamu cobain.
Selain karena untuk menghindari hal yang tak diinginkan di atas, menggunakan orisinal secara ngga langsung membantu developer dan publisher untuk terus bertahan dalam industri tersebut. Yah, meskipun kasus ini jarang banget terjadi, tapi seenggaknya kalo kamu memang cinta sama hobimu yang satu ini dan ngga ngikut karena temenmu, membelinya merupakan cara yang paling wajar untuk membuktikannya.
Jadi, kalo saat ini kamu masih pake bajakan, cobalah dikit-dikit nabung buat membeli apa yang kamu suka. Misalnya suka GTA V nih, nabung dikit2 buat beli gamenya kan ga masalah. Masa iya kamu kalah sama bocah kecil yang sisihkan uang jajannya buat beli GTA V? Malu dong!
Saya ngga maksa kamu buat berlaku konsumerisme, namun kalo kamu manusia yang masih punya moral dan etika membeli game merupakan sesuatu yang wajar dilakukan jika kamu menginginkannya. Anggep aja game itu roti mahal yang dijual oleh perusahaan roti, wajar ngga sih kamu yang pengen makan roti itu nyolong gamenya? Engga kan?
Ngga ada salahnya kok nabung dikit2 waktu kamu masih main bajakan dan membelinya jika sudah cukup uangnya. Yah.. itung-itung nebus dosa. Tapi ya, sebisa mungkin kamu hindarin sih ya main bajakan.
12. Antisipasi Event Berikut
Nah, kalo kamu sudah mulai tobat dan main orisinal, maka sudah saatnya kamu mengantisipasi beberapa event berikut. Apa itu? Yak, tepat sekali! Diskon! Sama kayak belanja emak-emak yang ada di superkampret eh maksud saya supermarket, platform penjualan video game juga sering mengadakan diskon. Baik musiman, akhir minggu, hingga diskon dadakan.
Terus, apa aja eventnya? Catat baik-baik: Steam selaku platform distribusi game digital selalu hadirkan event “Steam Spring, Summer, Autumn, dan Holiday Sale” dengan event terbesar khasnya di “Summer Sale”. Biasanya mereka akan diskon ribuan gamenya serentak mulai dari 20% hingga paling mentok 90%. Sementara PlayStation dan Xbox juga miliki event diskon musiman yang mirip-mirip Steam dengan harga yang kompetitif tentunya. Event ini didasari negara dengan empat musim, yang kalo kamu bagi dalam 12 bulan, maka tiap tiga bulan sekali pasti ada event tersebut.
Ini belum termasuk event acak yang diadakan platform tersebut seperti weekend sale, publisher sale, dan masih banyak lagi. Tentunya event ini sangat menguntungkan buat kamu yang ngga mampu membeli game karena mahal banget buat kantongmu. Oleh karenanya, kamu wajib mengecek terus storenya setiap hari atau saat, sehingga kamu bisa membelinya dengan harga yang lebih terjangkau.
13. Pembayaran Game Ngga Cuman Lewat Kartu Kredit
Masalah yang dihadapi banyak gamer atau “calon” orang yang akan terjun dalam hobi ini adalah media pembayarannya yang cukup sulit didapatkan oleh anak sekolah maupun kuliahan sekalipun, yakni kartu kredit. Tapi tenang! Seiring perkembangan zaman, beberapa platform telah mempersiapkannya untuk kamu yang ngga memilikinya.
Steam Wallet, PlayStation Cash Card atau biasa disebut PSN Card, Xbox Gift Card, Voucher Google Play, Voucher Apple Store, Battlenet Card, hingga Nintendo Network/eShop Card merupakan segelintir dari banyaknya alternatif pembayaran yang bisa kamu gunakan. Dengan kata lain, mereka menjual uang virtual yang bisa kamu gunakan untuk membeli gamenya.
Lalu, gimana cara dapetinnya? Sekarang banyak banget toko lokal yang ngga hanya menjual game orisinalnya, namun juga kartu pembayaran yang saya sebutkan di atas.
Bahkan kamu juga bisa menggunakan kartu debit bank lokal yang sudah kamu aktifin e-bankingnya untuk belanja di toko tertentu. Yang sejauh ini saya sudah coba dan berhasil menggunakan kartu debit bank m***iri adalah: G2A, uPlay Store milik Ubisoft (ya, ini bisa menggunakan kartu debit bank lokal), dan Epic Games Store (ini pakai wallet sendiri ke servis lokal bernama d*ku). Dan pembayaran yang menggunakan XSolla atau Transferpay sebagai medianya.
Ngga berhenti sampai di situ, sekarang juga udah ada servis kartu debit internasional digital di bank lokal, sejauh ini baru dua: J**ius dan D**ibank.
Jadi, sekarang ngga perlu ribet2 nunggu gaji gede buat apply kartu kredit di bank. Semuanya udah gampang sekarang asal kamu mau berusaha nyari tau.
14. Wajib Tahu Meme Khusus Video Game Biar Gak Baper dan Sensitif
Meme lawas ini sempet jadi trigger di salah satu postingan kami di facebook. Chill out dude, ini meme buatan bule bukan buatan kami.
Sebenernya ini adalah kultur barat yang mendunia. Buat kamu yang ngga tau meme, meme atau dibaca “mim” adalah personifikasi segala sesuatu yang ada baik film, game, tokoh, untuk dijadikan sesuatu yang lucu dan bahan bercandaan. Kalo kamu udah kenal semua hal yang telah saya sebutkan di poin-poin sebelumnya, maka kamu ngga bakal ngamuk sama bahan becandaan luar negeri.
Soalnya saya masih nemu ada bocah lokal yang ngikutin komunitas game, tapi ngamuk waktu ngeliat gambar meme Gabe Newell / Gaben (pendiri sekaligus bos besar Steam) yang digambarkan seolah menjadi Yesus yang di bagian kiri dan kanannya terdapat icon diskon demi menggambarkan bahwa ia adalah juru selamat bagi gamer miskin yang ngga ada duit buat beli game. Bercandaan ini dibuat karena event Steam Summer Sale yang membawa berkah bagi rakyat jelata karena diskonnya yang super besar. Khususnya bagi para gamer, agar bisa membeli game yang mereka inginkan dengan harga murah. Menyelamatkan isi dompet mereka (meskipun ngga selamat juga sih kalo udah kalap) untuk bisa membeli banyak game.
Meme super lawas tersebut jelas bukan buatan Indonesia dan dibuat oleh orang barat selama bertahun-tahun lamanya. Mereka tahu betul maknanya, makannya ngga ada yang tersinggung. Jadi, sebelum kamu baper kayak kasus yang sempat saya temuin, nampaknya kamu harus belajar lagi gimana budaya meme di barat khususnya gamer ketimbang harus ngamuk ngga jelas. Jangan karena lu gatau lu bisa seenaknya ngasih cap buruk. Ngga ngerti ya belajar dan tanya bukan nolak.
15. Pekerjaan di Industri Video Game Itu Beragam dan Pasti Ada!
Meskipun di Indonesia sering dicap bahwa video game itu buat anak kecil, tapi pekerjaan “memberikan kebahagiaan” tersebut cukup banyak lho. Buat kamu yang belum tahu nih, banyak banget kerjaan yang bisa ikut berkontribusi di dalamnya. Mulai dari sisi development yang terdiri dari: musik, artistik, desain, storytelling alias penulis cerita, penerjemah, hingga programming. Dari sisi bisnis/publishing, yang terdiri dari: PR (Press Relation), marketing, penerjemah (ya, penerjemah masuk bisnis dan development), dan urusan legalitas. Media: penulis, wartawan/jurnalis, reporter, PR, community, reviewer, video editor, editor berita, pop-culture specialist, hingga news specialist. Sementara dari sisi gamer sendiri yang terdiri dari: caster, let’s player, content creator, dan influencer. Kamu yang jago main game atau bikin event juga bisa ikut berkontribusi dalam eSports yang terdiri dari: Event organizer dan antek-anteknya, hingga menjadi esports player itu sendiri. Lalu secara garis besar, gimana sih kerjaan mereka?
Developer
Segala ilmu yang kamu pelajari seenggaknya ngga akan sia-sia di sini. Kamu yang suka banget bikin sesuatu bisa ikut dalam jajaran developer. Membuat game yang sesuai dengan kata hatimu demi menyenangkan semua orang sembari mengembangkan kemampuanmu untuk menggambar, membuat musik, maupun bercerita. Orang kreatif di bidang seni, dan programming inilah yang tergabung dalam pengembangan video game.
Menjadi developer game tentu bukan sebuah pekerjaan yang mudah dan harus ditekuni dengan baik. Jika kamu rajin, maka kamu bisa bentuk kualitas yang mumpuni. Sementara jika kamu malas…. belum tentu juga sih, tapi kebanyakan kalo kamu malas ya ga jadi-jadi gamenya. Karya berkualitas akan diapresiasi atau dihina itu adalah sesuatu yang wajar terjadi dalam industri kreatif seperti video game. Jadi, kamu harus siap-siap menerima kenyataan apabila gamemu mungkin ngga disukai oleh sebagian player. Siap jadi developer?
Publisher
Kamu yang jurusan marketing dan management bisa jadi publisher di mana semua ilmu marketingmu akan digunakan untuk meraup keuntungan dari banyak pasar yang tersedia yakni gamer. Publisher adalah pemegang modal dan ahli dalam mempromosikan barangnya. Anggapannya mereka yang modalin developer, bekerja dengan perusahaan lain, mencari peluang agar gamenya laku, dan mencari investor yang mau bekerjasama dengan mereka.
Kebanyakan publisher memang ngga ngerti soal pembuatan game dan hanya ngerti gimana cara dapetin duit. Jadi, kalo kamu nemu kasus banyak gamer yang nuding bahwa EA itu rakus, ya wajar aja sih, mereka cuman ngerti duit dan bukan kepuasan pelanggan soal konten. Ya karena konten urusannya developer, dan publisher berhak ikut campur berikan deadline karena mereka yang bayarin developernya. Tapi ngga jarang lho developer juga dobel job jadi publisher, yang jatuhnya akan lebih pro konsumen, misalnya DigitalExtremes dan CD Projekt.
Media
Sementara, kamu yang hobinya ceritain gosip atau mungkin punya pemikiran sehat tentang video game dan hobi nulis bisa ikut ke dalam media game. Di sini kamu bisa bergabung sama orang sehobi yang ngerti game dan bisa menularkan semua pengalamannya ngga hanya dalam satu kantor tapi juga semua pembacanya. Nyari informasi baru dan membagikannya bisa jadi sebuah kebahagiaan bagi mereka yang memang sudah hobi dan bukan sebuah tekanan karena ya namanya hobi jadi kerjaan ya kayak hidup biasa aja kan ya? Tapi ya tetep harus sadar bahwasanya dia sedang kerja dan tetap harus mematuhi atau setidaknya menerapkan ilmu jurnalisme yang mungkin kamu pelajari saat kuliah maupun otodidak.
Menjadi salah satu bagian dari media juga bisa menjadi penengah untuk mengetahui seluk beluk terdalam dari industri video game. Mulai dari gelap dan kotornya bisnis perusahaan game tertentu, hingga dapet kesempatan buat nyobain game yang bahkan baru aja diumumin.
Ngga cuman jadi reporter/jurnalis dan penulis aja, video editing, desainer web, dan desainer grafis juga bisa bekerja di sini untuk mengkontribusikan pikiran seninya demi branding maupun konten yang disediakan oleh media.
Caster/Content Creator/Let’s Player
https://www.youtube.com/watch?v=o8j-vQGAGhI
Ninja menjadi salah satu caster Fortnite dan game battle royale lainnya. Ia dapatkan uang dari sponsor dan fansnya yang berlangganan channelnya di Twitch. Jadi caster mudah? Ngga juga lho!
Ingin cuman main game tapi dapet duit? Ada kok kerjaan buatmu! Ngga ada yang ngga mungkin di zaman modern ini, cuman kamu yang skeptis yang bilang ngga mungkin dan ngga umum. Caster, influencer, let’s player, hingga content creator adalah pekerjaan yang tepat buatmu. Namun kata kunci “menarik”, “tekun”, dan “kreatif” sangat dibutuhkan dalam pekerjaan ini. Karena sekali saja kamu malas, maka kamu akan kehilangan banyak fansmu.
Kamu yang percaya diri untuk ngomong di depan kamera bisa livestream game kesukaanmu di Twitch dengan berbagai persona yang bisa kamu ciptakan untuk para fansmu. Bisa sebagai gamer jago, gamer cantik yang sering interaksi (khusus cewek), gamer bodoh, atau virtual-gamer dengan menggunakan software lain saat livestream.
“videogamedunkey adalah salah satu contoh content creator gaming yang bakal mengocok perutmu”
Sementara content creator bisa menggunakan channel YouTube-nya untuk membuat segala hal tentang video game. Bisa film pendek, kumpulan video lucumu saat main game, atau mungkin cuman ngereview beberapa genre tertentu aja. Misalnya MMORPG atau Shooter. Ya semua tergantung seberapa kreatifnya kamu sampai nemu formula yang cocok denganmu.
Let’s Player sebenernya ngga begitu saya rekomendasiin sih karena pada dasarnya mereka memperlihatkan semua konten gamenya hingga tamat. Buat mereka yang belum membelinya sama sekali jadi ngga beli. Pada dasarnya ia bisa dikatakan sebagai sejenis walkthrough player yang akan membimbingmu untuk melewati semua level gamenya yang menurut saya berikan ketidak adilan bagi para developer/publisher. Khususnya untuk game yang fokus pada cerita.
Atlit atau EO/Event Organizer eSports
eSports merupakan varian olahraga baru yang sebenernya sih ngga baru-baru amat tapi emang baru populer akhir-akhir ini aja. Indonesia sendiri udah sering terjun di kompetisi game kelas dunia mulai dari World Cyber Games atau WCG, Ragnarok World Championship, dan beberapa kompetisi esports lain yang ada saat ini seperti GESC. Namun kesiapannya yang terpecah akibat kepopuleran game mobile buat banyak atlit eSports harus pindah haluan berkat banyaknya turnamen yang diadakan kebanyakan adalah game mobile.
Nah kamu yang merasa jago untuk bermain game baik console maupun mobile dan mungkin ingin menemukan lawan yang lebih kuat untuk menguji sekaligus mengasah kemampuanmu. Kamu bisa bekerja sebagai atlit eSports. Pemerintah Indonesia sendiri sebenernya mendukung industri ini dengan dibentuknya IeSPA sebagai badan resmi dari pemerintah yang ngurusin soal eSports, legalitas turnamen video game maupun sejenisnya. Namun kontribusi penggiat eSports yang… yah… bisa dibilang masih berkembang, buat kamu yang jago-jago main game ini perlu ngasah skill individu dan tim dalam bidang ini.
Mengikuti turnamen internasional tak hanya akan mengasah skill, namun juga mendapatkan kesempatan untuk dapatkan banyak koneksi dari atlit lain. Berbagi ilmu, atau sekedar bertegur sapa menjadi teman.
Sementara, bagi kamu yang dulunya aktif banget di organisasi dan sering ikut kepanitiaan, kamu bisa jadi Event Organizer untuk turnamen eSports. Pekerjaan yang membutuhkan energi yang super banyak ini bisa kamu lakukan agar memberikan kenyamanan terhadap kedua pihak secara khusus: Atlit dan penonton. Kemampuan bagaimana kamu bisa meracik acara dengan baik, tentunya akan menjadi sebuah ujian yang bisa kamu pertontonkan kepada khalayak ramai. Membahagiakan mereka atau mengecewakan mereka, semua ada di tanganmu.
16. Bisa Cari Duit dalam Industri Game Sebagai Gamer Buat Hemat Keuangan (Khusus PC Steam)
Sebenernya ini sama kayak kerjaan yang telah disebutin di atas, cuman kalo sebagai gamer kan saya cuman nyebut streamer/let’s player/content creator aja. Tapi sebenernya bisa lho cari duit di game sebagai gamer. Salah satunya adalah trading, yep, trading kayak di item Steam. Sayangnya, duit ini ga bakal balik ke kantongmu, tapi lebih kayak cashback T***p*d*a.
Caranya? Main game kesukaanmu yang didukung fitur Steam item dan trading. Kebanyakan game Valve punya fitur ini, jadi ngga heran kan ya kalo skin pisau CSGO bisa mahal-mahal sampe puluhan juta rupiah harganya. Beberapa dari kamu yang udah veteran DotA2 dan player lawas PUBG tentu juga paham kalau kamu bisa balik modal hanya dengan memainkan gamenya saja.
Item-item tersebut bisa kamu jual di Marketplace Steam dan dapatkan keuntungan yang masuk langsung ke Steam Walletmu yang akan bisa kamu belanjakan di Steam. Jadi, kamu yang rajin memainkannya bisa mendapatkan keuntungan dan lebih hemat lagi buat beli game. Ngga ada alasan ngga punya duit buat beli game kan?
Itulah 16 hal yang harus kamu perhatikan atau seenggaknya ketahui sebelum kamu jadikan video game hobimu. Kalo kamu berhasil membacanya sampai sini, selamat! Setidaknya kamu tau secara garis besar apa aja yang bisa kamu gali dalam hobimu tersebut dan seenggaknya bisa lebih bijak dan mungkin bisa nambah satu poin kepintaran sebelum melontarkan pertanyaan dan pendapatmu dalam komunitasnya.
Saya tau ini artikel yang panjang dan perlu ketelitian untuk membacanya. Tapi saya juga ngga beranggapan kalo hanya 16 hal tersebut saja yang menjadi pintu gerbangmu sebelum memasukinya. Jadi, saya mohon maaf apabila masih ada banyak kekurangan dalam penulisannya. Tapi kamu bisa kok berkontribusi dengan menambahkan poin selanjutnya di kolom komentar. Saya tunggu lho!
Pingin baca artikel model kayak gini lagi? Mungkin kamu bisa ngunjungin kategori G | List atau Opini untuk tahu apa aja sih yang ada di industri video game yang sangat kamu cintai tersebut?
contact: akbar@gamebrott.com