Belum lama ini mungkin banyak dari kalian yang merasa dikecewakan ketika CD Projekt Red (CDPR) mengumumkan bahwa Cyberpunk 2077 kembali mengalami delay atau pengunduran tanggal rilis. Alasan penundaan kembali ini adalah CDPR memutuskan untuk merilis gamenya di semua designated platform secara bersamaan. Keputusan tersebut tentu menuang respon negatif dari para fans yang telah menunggu lama, bahkan memunculkan keraguan serta kekhawatiran akan gamenya tidak dapat memenuhi ekspektasi saat rilis semakin menjadi.
Mungkin kalian pernah mendengar sebuah kata-kata mutiara dari Shigeru Miyamoto, game designer dari game-game ikonik seperti Mario dan Zelda, yang menyatakan bahwa “A delayed game is eventually good, but a rushed game is forever bad,” atau buat kamu yang kurang paham bahasa Inggris; game yang perilisannya ditunda akan menghasilkan game yang lebih baik, namun game yang diburu-burukan akan selalu berakhir buruk. CDPR tentu mengambil rute delay demi menghasilkan Cyberpunk 2077 yang lebih baik, bahkan sampai tiga kali penundaan.
Banyak gamer tentunya tidak merasa terlalu keberatan jika sebuah game mengalami penundaan selama kualitasnya bisa memenuhi ekspektasi. Namun untuk kasus Cyberpunk 2077 ini sendiri tentunya tidaklah biasa. Agaknya kekesalan para fans yang telah lama menunggu ini tidak sekadar akibat soal pengunduran tanggal rilis saja, namun juga karena ketidakkonsistenan CDPR.
Seperti pada tanggal 5 Oktober lalu misalnya, dimana CDPR mengumumkan bahwa Cyberpunk 2077 telah “Gone Gold“. Buat kamu yang asing dengan istilah tersebut, gone gold sendiri berangkat dari masa-masa pengembangan karya-karya digital menggunakan CD-ROM, dimana produk akhir atau data “master“-nya dimasukkan ke dalam CD yang kala itu kebanyakan berwarna emas, sebelum diserahkan ke pabrik untuk diproduksi massal dan didistribusikan. Pada zaman now, istilah gone gold kemudian melekat pada industri video game dan menjadi bagian strategi marketing bagi developer maupun publisher untuk mengangkat kembali hype gamenya mendekati tanggal rilis.
Cyberpunk 2077 has gone gold! ?
See you in Night City on November 19th! pic.twitter.com/s6U266Y1fp
— Cyberpunk 2077 (@CyberpunkGame) October 5, 2020
Melalui pengumuman delay yang kesekian kalinya tersebut, CDPR mendefinisikan gone gold hanya sebagai “gamenya sudah siap, bisa dimainkan dan sudah tersedia semua kontennya,” namun bukan berarti sudah siap untuk diproduksi massal dan didistribusikan. Secara teknis memang tidak ada yang salah, namun penggunaan istilah gone gold sendiri agaknya lebih dikenal sebagai game yang sudah tuntas dikembangkan dan siap dimainkan tanpa ada penundaan lebih lanjut.
‘Kelakuan’ CDPR ini bahkan membuat Geoff Keighley, pencetus The Game Awards menceletukkan sebuah saran untuk meyudahi penggunaan kata gone gold. Buat apa gone gold kalo akhirnya ditunda lagi bukan?
Might be time to retire the phrase that a game has “gone gold.”
— Geoff Keighley (@geoffkeighley) October 28, 2020
Hal ini tentu diperburuk dengan keaktifan CDPR dalam membalas cuitan para fans yang menanyakan kepastian tanggal rilis Cyberpunk 2077. Berkali-kali mereka meyakinkan bahwa tidak ada lagi delay, namun seperti yang kita ketahui sekarang, kenyataan justru berkata lain.
No more delays are happening.
— Cyberpunk 2077 (@CyberpunkGame) October 6, 2020
Namun, salah satu yang terbilang cukup kocak adalah ketika CDPR membalas cuitan seorang fans di Twitter dengan panggilan @PoshPenguino sehari sebelum pengumuman delay. Penguino ingin mengambil cuti untuk memainkan Cyberpunk 2077 dan menanyakan apakah gamenya akan rilis pada tanggal 19 November. Tak lama kemudian CDPR “mengkonfirmasi penuh” bahwa gamenya akan rilis pada tanggal tersebut.
Full confirmation!
— Cyberpunk 2077 (@CyberpunkGame) October 26, 2020
Kebahagiaan Penguino tentu hanya berlangsung sesaat saja, karena kurang dari 24 jam kemudian ia harus dikecewakan oleh pihak CDPR yang sebelumnya menjamin secara langsung perilisan Cyberpunk 2077.
— Penguino (@PoshPenguino) October 27, 2020
Ketidakkonsistenan CDPR lainnya adalah terkait persoalan crunch atau masa lembur. Kamu yang rajin mengikuti perkembangan dalam industri video game tentu tidak asing dengan masa lembur yang dilakukan oleh developer, biasanya demi mengejar waktu perilisan. Tren lembur dalam industri video game sendiri sering dilihat sebagai sesuatu yang “kejam” karena dinilai menyiksa karyawannya, terlepas dari gaji tambahan yang didapatkan.
Pada tahun 2019 CDPR menyatakan bahwa mereka tidak akan melakukan lembur dalam pengembangan Cyberpunk 2077. Namun pada akhir September 2020 lalu, janji tidak lembur tersebut menjadi isapan jempol semata, dan CDPR mewajibkan karyawannya untuk menambah hari kerja ekstra. Adam Badowski selaku pimpinan studio mengklaim bahwa lembur tersebut adalah jalan satu-satunya. Beberapa karyawan CDPR bahkan menjelaskan mungkin gamenya akan tertunda lagi jika tidak lembur.
Sudah lembur saja masih ditunda, bagaimana jika tidak lembur? Hal-hal tersebut mungkin sedikit membuatmu bertanya-tanya seberapa besar atau seberapa kompleks sebenarnya game Cyberpunk 2077 sampai ditunda berkali-kali. Apakah gamenya akan menjadi sesuatu yang benar-benar berbeda dalam industri video game dan menjadi standar baru game AAA, atau justru ekspektasi dan hype yang terus membesar ini hanya kesemuan belaka?
Kekecewaan para fans ini tentunya didukung dengan faktor lain, seperti pandemi COVID-19 yang masih belum berakhir. Banyak orang mungkin merasa stres dan khawatir akan keadaan yang tidak menentu ini dan menjadikan video game menjadi salah satu sarana hiburan pilihan utama untuk melupakan sejenak permasalahan-permasalahan di dunia. Ketika Cyberpunk 2077 menjadi salah satu game paling diantisipasi tahun ini namun harus mengalami penundaan kembali, tentu ada rasa kekesalan yang mendalam karena gamer harus dibuat menunggu lebih lama lagi.
Penundaan kembali Cyberpunk 2077 ini tentu akan berdampak lebih buruk daripada penundaan-penundaan sebelumnya, terlebih kali ini terjadi sekitar tiga minggu sebelum perilisannya. Beberapa gamer bahkan memutuskan untuk melakukan refund karena dirasa pihak CDPR tidak bisa menetapi janji dan mulai ragu akan eksistensi gamenya.
Went gold ? and got my refund. Don’t wanna deal with a bunch of incompetent developers. Cya.
— Zak. (@NitroExpressNY) October 27, 2020
Whelp, see you whenever you finally get your shit together pic.twitter.com/OsTrcU6htT
— Ryan Jones (@RyanJonesr2013) October 27, 2020
Yeah. This is it for me. Asked for a refund on GOG. I’ll also wait for reviews. Too many delays, something smells fishy. I’ll buy on Steam if the reviews are good.
— Cristian (@cristian_spires) October 28, 2020
Kekecewaan para fans mungkin tidak akan separah ini jika CDPR menggunakan TBA (to be announced) atau coming soon untuk perilisan Cyberpunk 2077. Penetapan tanggap rilis sama saja menentukan sebuah ekspektasi, dan jika ekspektasi tersebut tidak terpenuhi, maka rasa kecewa tidak akan terhindari. Mungkin bisa jadi pelajaran tersendiri bagi CDPR atau developer lainnya di waktu mendatang.
Seperti yang dijelaskan di awal, penundaan ini (mungkin) akan membuat gamenya lebih baik. CDPR menjelaskan bahwa tambahan waktu 21 hari ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas gamenya, seperti pemolesan pada bagian performa dan membersihkan berbagai bug yang tersisa misalnya, dimana hal tersebut biasanya dilakukan oleh banyak developer melalui patch Day 0 atau Day 1. Pihak CDPR agaknya menginginkan fans untuk bisa langsung memainkan gamenya dalam kondisi terbaik tanpa harus mengunduh update yang bisa sampai puluhan GB pada hari perilisannya.
Respon CDPR melalui akun Twitter-nya sendiri juga terbilang cukup positif. Daripada kabur atau diam sampai gamenya rilis, mereka tetap merespon baik kekecewaan para fans dan tetap mencoba menjadi entitas yang menghibur dengan berbagai meme. CDPR bahkan meminta maaf secara langsung kepada Penguino dan beberapa fans lain dengan mengirimkan mereka sesuatu.
We did sent some stuff already and we feel like we need to send more, yes. Was one of the first things that came into mind when the social team was informed about the delay. ‘What about our CP countdown friend?’
— Cyberpunk 2077 (@CyberpunkGame) October 27, 2020
Nasi sudah menjadi bubur, tidak ada yang bisa kita lakukan selain kembali menunggu dengan sabar. Saya sendiri termasuk salah satu yang cukup kesal dengan keputusan CDPR ini dan melampiaskannya melalui artikel bacotan ini. Saya tetap percaya bahwa Cyberpunk 2077 akan hadir menjadi game yang berkualitas jika melihat rekam jejak CDPR melalui game The Witcher. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa kekecewaan ini meninggalkan semacam luka bagi saya, dan mungkin baru akan tersembuhkan bila Cyberpunk 2077 memenuhi ekspektasi. Jika tidak, well, nampaknya akan menjadi bekas luka yang tidak akan bisa hilang.
Nah, tanggapan kalian terkait hal ini kira-kira bagaimana? Apakah termasuk yang kesal dan kecewa? Atau justru santai saja karena percaya dengan CDPR? Bagikan pendapat kalian di kolom komentar! Namun ingat, jangan sampai seperti kelakuan orang-orang idiot yang ngirim ancaman pembunuhan ke pihak CDPR ya.
Cyberpunk 2077 kini direncanakan akan rilis pada 10 Desember 2020 untuk PC, PS4, PS5, Xbox One, Xbox Series X|S dan Stadia. Semoga benar-benar tidak didelay sampai tahun 2077.
Baca juga informasi menarik lainnya terkait game Cyberpunk 2077 atau artikel keren lainnya dari Andy Julianto. For further information and other inquiries, you can contact us via author@gamebrott.com