Teaser dan trailer dari sebuah game tentunya memang bertujuan untuk mengiklankan game tersebut agar menarik minat para gamer untuk mau memainkan gamenya. Namun dengan semakin berkembangnya teknologi video game serta brekembangnya pemahaman gamer banyak yang mulai mempermasalahkan ketika sebuah game membuat trailer yang melebih-lebihkan produk aslinya.
Istilah cinematic trailer, captured by engine, game engine footage, dll kini juga harus dimasukkan ke dalam iklan agar orang-orang yang menonton tidak salah kaprah dengan apa yang mereka harapkan dari gamenya. Namun ketika game-game untuk PC dan konsol mulai mengawasi materi iklan mereka, disisi lain pasar game terbesar di dunia saat ini yaitu mobile praktek ini ironisnya malah semakin naik.
Kamu tentunya kini sudah sangat sering melihat iklan-iklan game mobile yang muncul di berbagai sudut internet, dan terkadang iklan yang mereka tampilkan sangat-sangat berbeda dengan apa yang ada di gamenya. Sebut saja di iklan kalian melihat game shooter 3D dengan pengambilan keputusan yang ternyata hanyalah game tower defense. Atau game puzzle dimana kamu menentukan nasib sang karakter utama namun berakhir sebagai hanya match-3-puzzle seperti Candy Crush. Dan tentunya masih banyak lainnya.
Melihat reaksi yang sangat keras terhadap game konsol dan PC terhadap iklan palsu ini, lalu mengapa game mobile masih dan bahkan terus menggunakan model iklan seperti itu? Berikut adalah 5 poin mengapa banyak game mobile yang masih menggunakan iklan palsu.
Daftar isi
Gamenya merupakan game free-to-play
Dan ketika konsumen tidak/masih belum kehilangan uang berarti mereka pun tidak memiliki kewajiban untuk memenuhi hal apapun yang diinginkan oleh konsumen yang mana dalam kasus ini adalah gamer.
Platform tempat pengiklannya tidak peduli
Platform seperti Facebook, Instagram, dan Youtube tentunya memang tidak terlalu peduli selama materi iklan game tersebut tidak melanggar aturan mereka. Dan mereka pun mendapat banyak uang dari klik para penggunanya.
Jumlah gamenya terlalu banyak untuk diawasi
Dan dengan pertumbuhan game baru yang terus menggelembung tentunya semakin sulit untuk memeriksa satu per satu apakah game ini membuat konten palsu atau tidak diluar laporan dari para penggunanya.
Perusahaan gamenya tidak berada di Amerika Serikat dan Eropa
Sedangkan untuk game mobile mayoritas berada di luar Amerika dan Eropa atau mungkin lebih tepatnya dari China yang notabene kurang peduli dengan hak konsumen dan bahkan hak properti intelektual.
Pemainnya memaklumi hal tersebut
Berbeda dengan gamer PC dan konsol yang lebih vokal dan mau memperjuangkan lewat beragam postingan di media sosial, forum, dan bahkan memboikot gamenya tentunya membuat game tersebut mau berbenah. Sedangkan hal seperti itu tidak terlihat dari para gamer mobile yang lebih cenderung diam dan masa bodoh terhadap kelakuan yang seperti itu.
Itulah tadi 5 alasan mengapa game mobile masih kerap menggunakan iklan palsu dalam mengiklankan gamenya. Dan hal tersebut sendiri bukan terjadi karena satu pihak melainkan hampir dari semua pihak yang ada di dalamnya tidak bersinergi untuk memberantas model bisnis ini.
Para pengiklan-pun tidak akan berhenti untuk menggunakan cara licik ini karena memang cara ini adalah salah satu yang paling berhasil dalam membangun rasa penasaran orang yang nantinya akan meng-klik iklannya dan memainkan gamenya. Apalagi target dari praktik ini adalah para konsumen kasual yang mungkin tidak akan terlalu vokal terhadap kebohongan yang diberikan.
Apalagi status gamenya yang free-to-play yang memang tidak membuat ikatan apapun antara penyedia game dan konsumen dimana konsumen pun akhirnya tidak bisa menuntut karena memang tidak kehilangan apapun yang disebabkan oleh gamenya.
Jangan lupa baca juga info-info menarik lainnya tentang Game mobile atau artikel-artikel gak umum lainnya dari Galih K.A.
For press release and further collaboratin, Contact me at galihka@gamebrott.com