Kepopuleran game Fortnite di seluruh dunia (meskipun di Indonesia tidak laku) kelihatannya memang menarik perhatian berbagai pihak, termasuk oknum-oknum yang ingin menggunakan game battle royale satu ini untuk melakukan praktek-praktek kiriminal demi keuntungan mereka sendiri. Praktek yang baru saja terendus oleh komunitas dan developer Epic Games adalah praktek cuci uang dengan menggunakan akun-akun Fortnite yang dijual secara ilegal.
Kamu yang paham istilah item atau akun carding tentunya sudah tahu bagaimana praktek tersebut berjalan. Bagi kalian yang belum paham, penjelasannnya adalah oknum-oknum kriminal ini menggunakan kartu kredit palsu untuk membeli mata uang dalam game Fortnite yang disebut V-bucks ke dalam sebuah akun baru Fortnite yang tentunya dengan mudah dibuat oleh para kriminal. Kemudian dari V-bucks dengan jumlah besar tersebut mereka akan mengisi akun tadi dengan berbagai item kosmetik yang dijual, terutama skin-skin yang paling laris dan diminati.
Nantinya setelah akun tersebut telah dipersiapkan dengan isi kosmetik yang menggiurkan, mereka akan menjual akun tersebut melalui situs jual-beli online seperti eBay dengan harga yang miring, atau bahkan hanya separuh harga dari jumlah total kosmetik yang ada di dalam akun tersebut. Target mereka tentunya adalah anak-anak atau orang yang dengan mudah gelap mata ketika melihat ada akun dengan berbagai kosmetik dengan harga hanya separuh dari apa yang harus mereka keluarkan.
Setelahnya tentunya si oknum akan mendapat uang asli dari sang pembeli, padahal si penjual tadi tidak mengeluarkan uang sepeser pun, atau bisa dibilang merampok dari orang lain dan menjualnya. Dalam laporannya, bahkan tertulis bahwa transaksi jual beli akun ini terus terjadi setiap harinya. Dimana nilai transaksinya dikatakan mencapai Ribuan Dollar per akunnya.
Praktek jual beli akun ini sendiri sebenarnya tidak dibenarkan oleh Epic Games terhadap para pemainnya, karena telah menyalahi aturan yang ditetapkan oleh Epic Games sebelumnya. Namun dengan jumlah pemain yang sangat masif, dan tersebar di seluruh dunia, kelihatannya Epic Games sedikit kewalahan untuk mengawasi celah-celah yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab ini. Namun Epic Games sendiri berjanji untuk memperbaiki lubang dalam sistem keamanan mereka ini sama seperti ketika mereka memberikan refund kepada para orang tua yang anaknya membeli skin tanpa izin terlebih dahulu.
Jangan lupa baca juga info-info menarik lainnya tentang Fortnite atau artikel-artikel gak umum lainnya dari Galih K.A.