Video Game kini telah menjadi suatu konsumsi budaya yang sudah semakin tumbuh subur. Sebagai salah satu bentuk industri hiburan dengan potensi kesenangan yang bermacam-macam beserta efeknya yang juga dapat memberi pengaruh signifikan di kehidupan bermasyarakat, tak jarang banyak orang mulai berbondong-bondong memberi perhatian serius terhadap hobi yang kita gemari ini.
Serius dalam arti bahwa mereka sudah punya suatu parameter tersendiri dalam menilai baik atau buruknya keberadaan video game. Keburukan jelas merupakan hal yang akan terkespos dengan sangat begitu menganga sekali ketika video game ternyata punya potensi untuk membuat orang menjadi malas, kecanduan, bersikap agresif, hingga gangguan-gangguan negatif lain yang dapat merusak moral satu individu dan orang-orang di sekitarnya.
Lantas, apakah stigma-stigma buruk tersebut sesungguhnya pantas untuk terlalu dilebih-lebih dan dipertontonkan ke ruang yang lebih besar ? Karena sangatlah tak adil juga jika ranah dunia pervideogame-an jarang mendapat kesempatan untuk bisa memberi suatu perspektif lain yang dapat berpotensi mengerem seluruh kejelekan budaya hobi kita ini yang memang tak patut dicontoh.
Ada begitu banyak semangat dan keringat yang melandasi alasan kenapa media permainan virtual itu ditakdirkan muncul di tengah-tengah kita ? Dan di sini, kami merasa termotivasi dalam menunjukan apa yang seharusnya bisa menginspirasi tiap orang untuk memahami sebuah warna lain yang telah dituangkan oleh dunia video game itu sendiri.
1. eSports sebagai “lirikan” baru dari pihak yang malu-malu mau
Pro dan kontra terkait dengan kompatibelnya video game untuk dianggap sebagai salah satu cabang olahraga perlahan-lahan sudah mulai tak dipedulikan lagi oleh para khalayak. Justru sebaliknya, eSports kini malah menjadi suatu aset yang tidak hanya berharga bagi perkembangan ekosistem video game, melainkan juga bagi para pihak yang asalnya termasuk non-pemerhati video game.
Tidakkah kalian heran kenapa mereka bisa mulai ingin menginvestasikan sebagian modalnya hanya untuk kompetisi adu hebat atau adu cerdas dalam bermain game ? Tidak ada yang 100% bisa menebak intensi mereka untuk terjun ke dunia eSports selain atas asumsi profit, relevansi identitas Brand mereka, hingga kepraktisan dalam mengejar sebuah target. Suatu saat nanti, kalian mungkin tidak akan kaget bila keglamoran eSports lama-kelamaan sudah mulai hampir sejajar dengan olahraga-olahraga fisik populer yang sudah mendunia saat ini.
Belum lagi apabila kita membahas mengenai prospek yang bisa dirasakan oleh sang atlit atau pemain eSports itu sendiri dengan berbagai potensi eksposur yang didapat. Dimana beberapa diantaranya saja dalam skala berbeda sudah benar-benar diperlakukan seperti layaknya seorang Cristiano Ronaldo.
2. Fenomena Youtuber dan Streamer dengan personality sebagai kunci
Dunia video game juga merupakan ranah hiburan interaktif yang memungkinkanmu untuk bisa mengekpresikan sesuatu. Hal yang biasa diaktualisasikan tersebut punya semacam potensi untuk dapat melahirkan sebuah seni kreativitas yang lebih bersifat eksklusif. Dengan pemaparan berikut, tentu kalian cukup familiar bukan dengan bagaimana suburnya potret perkembangan industri video game dimata para konten kreator ? Sebuah label bahwa bermain game itu hanya buang-buang waktu dan tidak produktif belakangan sudah tidak zaman lagi disematkan kepada para pelaku-pelaku yang sudah membuktikan bahwa mereka mampu menekuni satu bidang dengan potensi reward yang tak main-main ini.
Memang tak semua dari mereka dapat memberi kontribusi yang positif bagi masyarakat, karena tak ayal juga banyak yang justru malah memberi contoh sebaliknya. Namun sedikit menyambung dari anomali fenomena eSports di atas, para pelaku yang biasa terdiri dari Youtuber atau Streamer ini juga dikenal punya semacam pembawaan diri yang sangat begitu istimewa. Terutama lewat pengaruhnya dalam menunjukan suatu kharisma, konfidensi, hingga inspirasi di benak segenap para audiens mereka. Sehingga tak jarang bahwa dunia video game seringkali dimanfaatkan sebagai satu wadah penyelamat demi meraih tujuan yang tidak sempat atau bisa mereka jalani dalam sebuah momen-momen lain.
3. Media pembantu yang efektif dalam menguasai bahasa Inggris
Untuk negara atau orang yang sehari-harinya sudah biasa bercakap dengan menggunakan bahasa yang paling populer di dunia, mungkin stigma ini tidaklah terlalu bernilai bagi mereka. Namun bagi penjuru dunia yang lain, video game juga punya jasa dalam membentuk suatu budaya untuk bisa mengerti dan memahami setiap hal demi hal yang ingin dijelaskan serta ditunjukan hanya dengan memainkannya saja.
Segala hal tersebut juga kini semakin berkembang seiring dengan munculnya game-game yang sangat begitu menitikberatkan pada cerita serta dialog yang tersampaikan oleh tiap instrumennya (khususnya pada game-game petualangan atau RPG). Dengan bentuk penyajian yang semakin dibuat menarik dan unik, tentu hal tersebut juga berbanding lurus dengan tumbuhnya suatu minat dari orang-orang yang memainkannya. Hal ini secara tak langsung juga berpotensi untuk menumbuhkan semangat serta beragam wawasan yang bisa dipetik dalam menjalani kehidupan mereka sehari-hari.
4. Punya hakekat untuk membuat orang lain “tersenyum” ?
Dunia video game pada dasarnya lahir dari kebutuhan para manusia yang sangat rindu untuk merasakan sebuah kebahagiaan. Kebahagiaan yang dimaksud tidak hanya dikhususkan untuk diri mereka saja, melainkan juga untuk membagikan esensi hidup tersebut kepada orang-orang yang selama ini belum beruntung untuk menerima hal yang sudah sepatutnya mereka dapatkan.
Memangnya bentuk kebahagiaan seperti apa yang bisa ditawarkan dari dunia video game ? Apakah hanya sebuah keseruan semu dalam menyelesaikan level, mengalahkan musuh, hingga ketika merasa bisa lebih unggul dari sesama pemain yang telah kamu kalahkan ? Jawabannya justru malah lebih dari itu. Dunia video game menariknya juga merupakan sebuah lingkar komunitas yang terdiri dari orang-orang yang mengatasnamakan diri mereka sebagai manusia. Mereka juga dibekali otak dalam menentukan apa yang sebaiknya dirumuskan, direncanakan, dan direalisasikan ketika mereka sadar.
Mengambil contoh dalam event Games Done Quick, event dari salah satu komunitas gamer speedrun ini tidak selalu melulu memberikan gambaran tentang betapa serunya menyaksikan ajang lomba menamatkan game dengan waktu yang sekilat-kilatnya. Dibalik hal tersebut, ada sebuah misi beserta motivasi ingin yang diusung sebagai wujud kepedulian mereka terhadap dunia luar. Dimana hasil keuntungan yang didapat dari terselenggaranya event tahunan itu, ternyata semuanya telah terfokus untuk diberikan langsung kepada pihak-pihak yang selama ini sangatlah membutuhkan uluran tangan dari setiap manusia yang bernasib lebih beruntung dibanding mereka.
Selain event amal berkedok atraksi perlombaan, masih banyak lagi sebenarnya contoh bentuk perhatian dunia video game terhadap hal-hal yang berbau kemanusiaan. Bisa dimulai dari relanya satu developer yang mau menciptakan game khusus dengan tema kekejaman perang dimana para gamer yang sudah rela membeli game buatan mereka, sebagian keuntungan penjualannya juga akan didonasikan untuk para korban anak-anak di daerah konflik. Lalu dalam bidang teknologi, ada juga yang pihak yang telah mampu menciptakan sebuah alat bantu kontroller khusus bagi para penyandang disabilitas dengan berbagai macam kondisinya untuk bisa ikut bermain game seperti layaknya orang normal.
5. “Obat” untuk menyembuhkan sekaligus memberi ketenangan
Penjelasan simpelnya, bermain video game memang biasa dilakukan untuk tujuan refreshing atau melepas stres. Dalam beberapa situasi tertentu, hal tersebut kadang juga bisa menjadi bumerang lewatnya munculnya banyak indikasi kasus kecanduan, kemalasan, beserta dengan gejala gangguan yang lain. Bila begitu, video game sebenarnya lumayan pas untuk diibaratkan seperti selayaknya sebuah “obat”.
Obat pada dasarnya sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara berlebihan, karena memiliki efek samping yang betul-betul tidak terduga. Akan tetapi, keberadaan obat juga dianggap bisa sangat begitu manjur dalam meredakan kondisi berat yang telah dialami oleh si penderita. Sebagian peneliti dari University of Roehampton pada tahun kemarin sempat membuat terobosan mengejutkan yang menghubungkan pengaruh video game dengan penyakit Skizofrenia. Dimana memainkan game yang mengajak mereka untuk fokus bermain terbukti ampuh dalam mengurangi suara-suara halusinasi yang biasa menganggu jiwa mereka.
Beberapa game dengan unsur penekanan cerita tertentu terkadang juga punya potensi untuk mendorong seseorang melakukan hal yang sangat begitu positif. Satu kejadian unik yang datang dari seorang anak yang mengaku bisa selamat dari keinginan bunuh diri hanya karena bermain game berjudul Hellblade Senua’s Sacrifice telah menjadi pertanda bahwa video game sebenarnya punya begitu banyak harapan melimpah akan kontribusinya bagi kehidupan manusia.
6. Dedikasi yang luar biasa dari pihak “pembuat game”
“Emang loe bisa bikin game ?” sebuah perkataan yang cukup pas bila kita bawakan ke dalam konteks yang lebih luas. Perkembangan video game dari awal kemunculannya hingga saat ini telah banyak memuat suatu karya-karya pustaka yang sangat revolusioner. Semuanya itu betul-betul ada berkat jerih payah para developer beserta dengan semangat mereka yang masih mau mengawetkan dunia hobi kita ini sekaligus juga mengembangkannya ke arah yang lebih inovatif.
Berbicara tentang jerih payah, sebenarnya satu hal inilah yang menunjukan bahwa berkarir sebagai seorang developer video game tidaklah semudah dan sesimple yang semua orang pikirkan. Hal tersebut perlahan namun pasti juga telah membuahkan banyak kesadaran dari mayoritas gamer akan pentingnya menggunakan game original dan mengecam segala tindak pembajakan di dunia video game. Mereka seakan telah semakin terdidik untuk bisa mengapresiasi segala macam usaha baik itu di bagian desain, rigging, concept, storytelling, animasi, dan masih banyak lagi hal-hal lain yang menunjukan kompleksnya proses pembuatan game sekarang.
7. Usaha untuk memberi “edukasi” yang terbaik lewat peran kelompok jurnalis game
Kami tidak mau sombong dan terlalu membanggakan diri, karena apa yang kami sampaikan di sini juga berlaku untuk para rekan-rekan satu bidang kami di tempat lain. Selama ini, mungkin banyak gamer yang punya semacam ketertarikan khusus untuk mengikuti suatu informasi tertentu pada suatu media-media yang tertentu pula atau malah semuanya. Kalian sudah merasa punya suatu kenyamanan dan rasa percaya bahwa mereka atau mungkin kami telah sukses memberikan sebuah wawasan yang menarik serta berkesan tentang dunia video game itu sendiri.
Namun, kami semuanya juga pasti sempat melakukan sebuah kesalahan di hadapan kalian, dan kami sendiri tak akan pernah sungkan untuk menyampaikan permintaan maaf atas hal tersebut. Dengan berbagai pertimbangan yang membuat kalian lebih cocok di Gamebrott ataupun juga di tempat-tempat lain, percayalah bahwa kita semua sebagai pihak media punya suatu tanggung jawab paten untuk mengarahkan kalian ke hal-hal yang sejalan dengan nilai kebaikan.
Dan ya, itulah kumpulan stigma-stigma lain yang mungkin tidak banyak orang tahu tentang dunia video game. Bagaimana kira-kira menurut kalian sendiri ? Adakah suatu hal tersembunyi lain di benak kalian yang ingin disampaikan agar kita bisa sama-sama belajar dan tumbuh bersama menjadi lebih baik di seluruh lingkup hobi kita ini ? Jangan sungkan-sungkan untuk menceritakannya melalui kolom komentar di bawah beserta dengan membaca opini-opini lain kami di rubrik halaman berikut.